EKONOMI

Harga Minyak Goreng di Pasar Masih Mahal

MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG –Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan mulai 26 Januari ini harga minyak goreng satu harga Rp14.000 perliter di seluruh pasar tradisional.

Namun berdasarkan pantauan di pasar tradisional Kota Palembang, harga minyak masih mahal. Rata-rata pedagang menjual Rp17.000 – Rp18.000 perliter. Bahkan harga eceran di warung masih Rp20.000 perliter.

Nurdin, salah seorang pedagang di Pasar 16 Ilir mengatakan, meskipun sudah ditetapkan pemerintah, namun dia mengaku tidak mau jual rugi.

Dari distributor, harga persatu liter saja Rp15.500, dengan untung yang sedikit, dia tetap mempertahankan untuk menjual dengan harga lama.

“Kami beli masih harga mahal, stok banyak, tidak mungkin kami jual murah, rugi, kami mau minta ganti sama siapa, distributor saja jual mahal,” katanya.

Sementara itu di minimarket sejak 2 hari setelah diumumkan harga turun, stok minyak goreng hingga saat ini kosong. Sehingga masyarakat yang ingin minyak murah harus ke supermarket.

“Stoknya sudah habis, tinggal minyak goreng bahan lain saja seperti kelapa, kalau yang kelapa sawit itu sudah habis,” kata salah seorang pramuniaga yang enggan disebutkan namanya.

Sebelumnya sudah ditegaskan oleh Dinas Perdagangan Sumsel bahwa para distributor dapat mengklaim selisih harga dari subsidi minyak ini kepada pemerintah pusat.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang Reymon Lauri mengatakan, pedagang di pasar tradisional belum ikut ketetapan satu harga karena masih banyak stok. Namun tidak menutup kemungkinan pihaknya akan tinjau dan beri sosialisasi lagi.

“Kita juga akan cari solusinya bagaimana agar pedagang bisa ikuti aturan ini tanpa merugikan mereka,” katanya.

Sementara untuk di minimarket dan supermarket, pihaknya akan melakukan evaluasi dan pengecekan berkala supaya minyak tidak ditimbun dan terus dijual kepada masyarakat.

BACA JUGA  Gelar Bazar, FE UTP Kembangkan Minat Mahasiswa Berwirausaha

“Setiap pembeli maksimal beli 2 liter. Kita akan evaluasi lagi yang di minimarket mengapa ada kekosongan,” katanya.

Reporter : Pitria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button