LIFESTYLE

Gubernur Herman Deru dan Spirit Baju Rompi

MAKLUMATNEWS.com — Dua tahun silam, tepatnya di hari Ahad, 1 September 2019, dalam sebuah acara sosial kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI),  Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru melelang  baju rompi-nya dan berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp 29 Juta.

Baju Rompi yang ada tanda-tangannya dibeli Rp 13 Juta dan Baju Rompi yang ditanda-tangani oleh Ketua PMI Sumsel, Hj Febita Lustia Herman Deru dilego dengan harga Rp 16 Juta. Dana yang terkumpul secara spontan dari lelang Baju Rompi Gubernur H.Herman Deru tersebut  langsung didonasikannya untuk kebutuhan organisasi kemanusiaan tersebut.

Kalau saja diperhatikan secara mendetil, Baju Rompi memang akrab dengan penampilan sehari-hari dari orang nomor satu di Bumi Sriwijaya ini. Kalau saja tidak ada acara yang benar-benar resmi protokoler, HD—demikian akronim akrabnya—nyaris mengenakan baju tak berlengan tersebut melapisi baju yang didalamnya.

Beragam macam warna dan atribut menempel di Baju Rompi tersebut yang disesuaikan dengan acara seremoninya, namun yang jelas di setiap Baju Rompi yang berkantong empat tersebut, ada tertera tulisan “GUBERNUR” di dada kiri, sedangkan di kanannya tertulis nama “HERMAN DERU” dengan huruf kapital sekaligus dibawahnya tergantung Cupu Gubernur yang berwarna kuning emas.

Sebagaimana sudah dikenal luas di kalangan masyarakat bahwa orang yang memakai Baju Rompi tersebut adalah orang yang banyak berkerja di lapangan, istilahnya bukan orang kantoran yang beraktivitas di dalam ruangan.

Gubernur HD memakai Baju Rompi sama sekali bukanlah untuk gaya-gayaan, misalnya agar penampilannya modis atau tebar pesona, membagun citra, itu jelas tidak benar.

Sebab bekerja dan berdinas di lapangan sudah menjadi karakter dan etos kerja HD sejak beliau dipercaya rakyat dan menyukseskan pembangunan di Kabupate Ogan Komering Ulu (OKU) Timur selama 10 tahun. Mafhum kiranya HD dikenal dengan Bupati 25 maksudnya dua hari kerja di kantor dan lima hari meninggalkan meja kerja, keluar menemui masyarakat. Nah, sekarang ketika mengemban amanah rakyat Sumsel, HD justru gaspol dengan mematrikan spirit kerjanya dengan motto  Everyday is Monday, maksudnya semua hari itu untuk kerja.

Ketika badai pandemi Covid-19 ini menerpa penduduk bumi dalam dua tahun terakhir ini, HD nyaris tidak melepas Baju Rompinya. Dia ingin terjun ke lapangan melihat dan memastikan kondisi kesehatan rakyatnya di 17 kabupaten dan kota ini, termasuk juga meninjau bencana alam, peresmian proyek fisik infrastruktur jalan, irigasi, bangunan sekolah di berbagai daerah, panen raya, tinjau banjir, penanggulangan Karhutla, kunjungi warga yang tertimpa musibah dan tentu tak lupa menyapa rakyat dengan cara yang sangat bersahaja, duduk-duduk dan ngobrol tanpa sekat.

Seperti yang belum lama ini terjadi, HD langsung peduli dengan kalangan supir Ojol  dan langsung membubarkan kerumunan massa yang sangat rawan mengundang Covid-19. Dan bukan itu saja, order yang di cancel di rumah makan siap saji tersebut, langsung HD bayar agar tidak merugikan supir Ojol tersebut.

Etos kerja yang tinggi sangat linear dengan produktivitas, kedisiplinan dan selalu bersemangat serta optimis. Itu semua tercermin pada setiap penampilan HD dengan Baju Rompinya. Gaya berpakaian HD dengan Baju Rompinya ini  kelihatannya seperti casual fashion biasa, padahal dibalik penampilan busana Rompi tersebut ada filosofinya yang menyemangati HD untuk mewujudkan program-program “Sumsel Maju Untuk Semua”. (*)

 

Editor : Aspani Yasland

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button