Catatan Redaksi

Sabar, Jangan Membalas Kezaliman

MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG — Kita boleh membalas kezhaliman yang orang lain timpakan pada kita. Jika balasan kita lebih ringan daripada kezhalimannya, maka kita punya cadangan keuntungan di sisi Allah Ta’ala. Jika balasan kita ternyata lebih berat daripada kezhaliman yang orang itu lakukan, kita berpotensi merugi.

Kita boleh membalas, maksimal sepadan. Masalahnya, bagaimana kita menakarnya? Meskipun kita bisa saja bilang “Apa yang aku lakukan sudah sepadan, kok”, tapi sangat mungkin dalam pandangan Allah, pembalasan kita ternyata melampuai batas.

Siapa yang menjamin bahwa timbangan kita tak terjajah hawa nafsu? Itu sering terjadi tanpa kita sadari. Rasanya memang berat ketika diri dizhalimi kemudian membalasnya ringan saja, atau bahkan tidak membalasnya.

Berat! Pinginnya sih membalas. Kalau bisa sampai orang itu hancur lebur. Ini yang membuat sebuah pertikaian menjadi langgeng, sampai bisa diwariskan pada anak cucu.

Andai kita mengikuti nasihat Rasul, maka solusinya sederhana: sabar. Mungkin kita tampak rugi dan kalah di mata manusia. Tapi, hakikatnya kita sedang menabung keuntungan yang besar di sisi Allah Ta’ala.

Masalahnya, saat ini, keuntungan itu tak nampak mata. Sulit kita merasakannya. Ditambah lemahnya iman terhadap yaum al-hisab, membuat hati menjadi ragu: benar nggak nanti dapat balasan yang setimpal? Akhirnya, kita cenderung memilih yang menurut kita jelas. Kita balas. Kita puas. Meskipun impas.

Padahal, hakikatnya rugi juga. Sebab, untuk membalas, kita keluar waktu dan tenaga. Umur berkurang, tapi tak mendapat apa-apa di sisi Allah Ta’ala. Sabar memang tidak mudah. Tapi, in syaa Allah, akan berbuah manis dan indah. ( Hasandri, sumber  :  Ahadits Al-Akhlaq, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, Dar Al-Imam Al-Muslim,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button