Mall Menjamur, Pedagang Pasar 16 Tetap Laris Manis
MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG –Kemajuan zaman yang semakin modernisasi terlihat dari semakin menjamurnya pembangunan pasar modern di Kota Palembang.
Sejak dibangunnya pasar modern/ mall, konsumen pun saat ini terpecah. Sebagian lebih suka ke mall, sebagian tetap suka berbelanja dan bahkan sebagian lagi suka keduanya dengan kondisi tertentu.
Hal inilah yang menjadi alasan para pedagang di Pasar 16 Ilir tetap bertahan. Selain itu, Pasar 16 juga merupakan pusat ritel di Sumatera Selatan (Sumsel), menurut para pedagang 16 Ilir tak kalah keren dari mall.
Pasar 16 Ilir punya histori sendiri bagi masyarakat Palembang. Pasar ini sudah berdiri sejak tahun 1821 atau sejak masa kesultanan Palembang Darussalam dan menjadi salah satu tujuan wisata belanja bagi masyarakat Palembang dan Sumsel.
Pasar 16 Ilir terdiri dari empat lantai dan buka setiap hari mulai dari jam 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Letaknya cukup strategis yaitu dekat dengan Jembatan Ampera dan juga sangat dekat di bibir Sungai Musi.
Salah seorang pedagang tas wanita Mutiara, Indira mengatakan, sudah berjualan di pasar itu sejak zaman orang tuanya. Dia dan adiknya hanya meneruskan.
“Sejak tahun 2000-an kalau tidak salah, soalnya itu dari zaman orang tua saya, sebelum-sebelumnya ada orang lain, karena kan pasar ini juga dari zaman Belanda sudah ada,” katanya.
Menurut Indira, melihat mall dibangun dimana-mana, sempat ada ketertarikan dari dirinya untuk pindah saja. “Pelanggan sudah banyak disini walaupun sempat sepi karena pandemi,” katanya.
Pemilik toko pakaian Kasina, Indah mengatakan, pakaian yang dijual tidak kalah dengan yang ada di mall. Bahkan, dengan kualitas yang sama tapi dijual dengan harga lebih murah.
“Karena pelanggan kita tidak semuanya yang tidak pernah ke mall, banyak juga yang sering ke mall, tapi sering juga belanjanya ke 16,” katanya.
Menurut pengunjung, pergi ke 16 Ilir mungkin sebagian orang tidak tahan dengan macet atau cuaca yang sedikit gerah terutama saat sangat ramai.
“Sebenarnya tidak juga yang panas dan gerah sekali kalau sudah di dalam gedungnya, kecuali di luar seperti Lorong Basah itu lebih gerah,” kata Nita, salah seorang pengunjung warga Angkatan 45.
Selain itu, pengunjung juga bisa menemukan berbagai kebutuhan sandang (pakaian, fashion), pangan (sembako) dan papan (alat bangunan).
“Ada juga perhiasan, tidak cuma emas tapi perak juga yang lebih netral digunakan dan harganya lebih bersahabat,” kata Nita.
Reporter : Pitria