SMB IV Miliki Sejumlah Koleksi Al Quran Kuno Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam
MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menggelar Webinar Nasional dengan tema Jejak Manuskrip Al- Qur’an di Sumatera Selatan, Rabu, (20/4).
Dengan narasumber Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn yang merupakan mahasiswa S3 Peradaban Islam Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, Dr. Ali Akbar, M.Hum yang merupakan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag yang merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Sedangkan moderator Kemas. H. Andi Syarifuddin, S.Ag., M.Ag yang merupakan Staff Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
Dalam paparannya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn menjelaskan sejumlah peninggalan Al Quran kuno yang masih tersimpan di Istana Adat Kesultanan Palembang Darusaalam yang lebih menunjukan terdapat hubungan kerajaan islam di nusantara dengan Kerajaan Ottoman.
Ciri khas kaligrafi Ottoman dilihat dengan anatomi khas dan halus dari bentuk huruf. Gaya kaligrafi yang digunakan adalah Naskh, Thuluth dan Riqa: Naskh digunakan untuk teks Al-Qur’an, sedangkan Thuluth dan Riqa digunakan untuk judul sūrah dan colophons.
Sedangkan untuk penerangan, Al-Qur’an Ottoman umumnya ditandai dengan bingkai dekoratif dengan format persegi panjang dasar, bersama dengan fitur dekoratif khas tertentu.
“Al-Qur’an yang ada di Kesultanan Palembang Darussalam merupakan warisan turun temurun dari zaman Kesultanan. Saat ini ada beberapa yang masih saya pegang merupakan warisan dari SMB III Prabu Diradja (Raden Muhammad Sjafei Diradja bin Raden Haji Abdul Hamid bin Raden Haji Syarif bin Raden Haji Abdul Habib bin Pangeran Prabu Diradja bin Sultan Mahmud Badaruddin II Raden Hasan,” katanya.
Selain itu hanya tersisa beberapa karena sejarah perjuangan dan perjalanan H. Abdul Habib yang banyak mengelilingi Nusantara berdasar catatannya namun masih tersimpan oleh keturunan SMB II yang lainnya.
Selain itu , Al-Qur’an tulis tangan tinta emas merupakan milik Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Raden Hasan yang diwariskan turun temurun masih tersimpan baik di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam.
“Untuk kondisi Al-Quran lainnya yang ada di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam baik tulisan tangan dan cetakan kecil sudah mulai terkena rayap sebagian, namun masih bisa terbaca .Kondisi Al-Quran besar pada saat ini sudah dimakan rayap dan jenis kertasnya memang mudah rusak dan penggunaannya pada saat ini tidak bisa digunakan untuk dibaca, digunakan untuk preservasi saja,” katanya.
Terlebih menurutnya setelah Kerajaan Aceh mengalami kemunduran maka di Palembang menjadi Pusat Literasi Islam di Nusantara.
Terdapat penulis-penulis dari Palembang Darussalam diantaranya Abdul Somad Al-Palimbani .
Penulis-penulis pada awalnya dihidupkan oleh kerajaan dalam Kesultanan Palembang Darussalam diantaranya Kemas Fakhruddin dengan tugas menyalin kitab-kitab yang didapatkan, sehingga biasanya terdapat beberapa Salinan Kitab-kitab yang sama isinya
“Kesultanan Palembang Darussalam dulu memiliki perpustakaan yang besar yang sudah dimiliki sejak zaman Islam masuk kerajan Palembang, lebih banyak mulai Islam menjadi agama kerajaan dalam Kesultanan Palembang Darussalam,” katanya.
Sedangkan Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag yang merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjelaskan tentang sejarah dan Profil Mushaf Al Quran dan terjemah berbahasa Palembang.
Menurutnya mushaf ini bernama Al-Quran Dan Terjemahnya (Bahasa Palembang), dicetak sebanyak 70 exp. dari 100 exp. yang direncanakan semula. Diterbitkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan Dan Manajemen Organisasi Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama. Dicetak oleh Unit Percetakan Al-Quran (UPQ), Jl. Raya Puncak Km. 65 Ciawi-Bogor, Telp. (+62251) 8249279 – 8241108, Fax: (+62251) 8249379 dengan alamat email: upq@kemenag.go.id
Selain itu mushaf dengan hard cover ini berukuran PxLxT: 257 x 8,5 x 4,3x 1 Cm. dengan 895 halaman dan berat 1,46 Kg. Hard Cover depan-belakangnya masing-masing dihiasi dengan iluminasi motif floral bunga dan tumbuhan berulir dengan symbol 2 tanjak yang saling berlawanan arah ke atas-bawah dan kain songket yang didominasi berwarna merah maron.
“Terdapat tulisan latin 2 baris bertingkat ”Al-Quran dan Terjemahannya (Bahasa Palembang) pada bagian atas cover, di bawah lambang Kemenang. Di bagian tengah cover, di bawah tulisan itu terdapat tulisan Khat Tsulutsi; “Al-Quran al-Karim,” katanya.
Tulisan-tulisan itu berwarna kuning emas. Sedangkan di sisi jilidan mushaf terdapat tiga tulisan bertinta kuning emas; di bagian atas; “Al-Quran al-Karim” berkhat tsulutsi, di bagian tengan menurun ke bawah; La yamassuhu illa al-muthahharuun” berkhat tsulutsi juga.
Sedangkan di bagian bawahnya terdapat Lambang Kemenang dominan berwarna hijau.
“Kepanitiannya terdiri dari ulama, akademisi, ahli tafsir, budayawan lokal, huffazh, ahli bahasa Daerah, Ahli bahasa Arab dan ahli lain sesuai kebutuhan (IT, Bhs Indonesia dan lain-lain) dimana ada 3 Panitia/ 10 Penterjemah dan 3 Editor,” katanya.
Sedangkan Dr. Ali Akbar, M.Hum yang merupakan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional menjelaskan koleksi Mushaf yang kaya di Palembang dapat menggambarkan tahap-tahap perkembangan sejarah mushaf di nusantara , sejak akhir abad-18 hingga pertengahan abad ke 20.
Palembang mempunyai tradisi yang kuat dalam penyalinan mushaf, juga penerjemah Al Quran ke dalam bahasa melayu.
“Koleksi Mushaf di Palembang membuktikan adanya hubungan jejaring dengan Kesultanan Turki Usmani dan Kesultanan Trengganu (Malaysia) ,” katanya.
Dan koleksi-koleksi mushaf yang ada menunjukkan adanya hubungan sosial-ekonomi yang cukup kuat dengan Singapura dan India.
“ Disisi lain , adanya koleksi mushaf dan dokumen lainnya dari Turki dan Mesir menunjukkan adanya jejaring intelektual dan keagamaan dengan kedua negeri tersebut,” katanya.
Reporter : Trijumartini