Beri’tikaflah Agar Hidup Terasa Mudah
Oleh AminuddinPemerhati Keislaman
MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG — SAUDARA-saudaraku yang dicintai Allah SWT ..I’tikaf bagi sebagian kecil orang masih terasa asing. I’tikaf berasal dari bahasa Arab akafa yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi. Pengertiannya dalam konteks ibadah dalam Islam adalah berdiam diri di dalam masjid untuk mencari keridaan Allah dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya.
Orang yang sedang berik’tikaf disebut juga dengan mu’takif. Kenapa kita sangat dianjurkan beri’tikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan?
Karena memberi kesempatan kita untuk melakukan evaluasi diri. Harapannya, setelah melakukan i’tikaf, kita bisa menjadi pribadi yang jauh dari perbuatan tercela.
Juga mengajarkan kita agar berlaku sabar dalam men jalankan amal saleh. Kita dituntut untuk tidak tergesa-gesa melaksanakan shalat, membaca Al-Quran, berzikir, membaca buku agama, dan amal saleh lainnya.
Hubungan kita dengan Allah SWT semakin kuat dan ter bentuk lantaran shalat yang kita lakukan terasa lebih khusyuk.
Dengan beri’tikaf kita terjaga dari perbuatan maksiat.. I’tikaf bisa mencegah kita dari kebiasaan ngerumpi, ber gosip, kalap berbelanja atau urusan zuhud lainnya.
Terakhir kita akan lebih bisa fokus melakukan ibadah dan kegiatan bermanfaat lainnya. Insya Allah berpeluang berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.
SAUDARA-saudaraku yang disayangi Allah SWT ..
Dengan kian terbukanya banyak peluang meraih kebai kan, jangan ragu lagi. Mari kita gemarkan beri’tikaf di masjid.
Kapan?
Jika kita ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir Ramadan, maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah melaksanakan salat subuh pada hari ke-21 dan keluar setelah salat subuh pada Idul Fitri menuju lapangan.
Hal ini selaras dengan hadis Aisyah, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadan. Apabila selesai dari salat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa berik’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.”
Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadhan.
Mereka mengatakan yang namanya 10 hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam se hingga seharusnya dimulai dari awal malam.
Bagaimana tata caranya?
Ustaz Maulana menyebut, tata cara melakukan itikaf dapat dilakukan dengan beberapa hal.
Pertama, sebaiknya mengucapkan niat “Nawaitu al-i’tikafa fî hadza al-makani lillahi ta’ala.”
Lalu, yang kedua yakni bangun pada jam 1 dini hari dan lakukan shalat malam, misalnya shalat tahajud, shalat taubat, dan shalat hajat.
Sebelum melakukan shalat malam dan i’tikaf, diwajibkan untuk mensucikan diri dengan berwudhu.
Kemudian, puncak ik’tikaf terjadi di jam 2-3 dini hari yang dilakukan dengan bermunajat, berzikir dan membaca Al- Quran.
“Diusahakan hingga akhir bulan Ramadhan. Kalau tidak sempat, maka boleh dilakukan di setiap ma lam ganjil, 21, 22, 23, 25, 27 dan 29,” terangnya.
Wallahu a’lam bishshawab.