MOZAIK ISLAM

Terpuruk, Ke Pesugihan, Menemukan Hidayah Lalu Masuk Islam

Dibalik Muallafnya Fransissca Andhita Okky, Mahasiswi Fakultas Dakwah UIN RF Bersama Keluarga

MAKLUMATNEWS.com, PALEMBANG — Islam merupakan agama yang damai, berdakwah mengajak umat manusia untuk menjadi hamba Allah SWT tanpa adanya unsur paksaan. Karena itulah, Fransissca Andhita Okky,  bersama dengan keluarganya mengaku sangat bersyukur atas diberikannya hidayah dan membuat satu keluarganya bangkit dari keterpurukan.

Fransissca Andhita Okky,  merupakan mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya pada program studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Francissca atau yang lebih akrab disapa Icha ini lahir di Desa Gading Raja, kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten OKI  26 Maret 2001 yang lalu.

Sekitar umur 5 tahun ia pindah bersama dengan orangtuanya ke Pulau Bangka, setelah itu pindah lagi ke Tugumulyo dan Icha memulai pendidikan taman kanak-kanak hingga saat ia duduk di kelas 2 SD pada semester kedua ia pindah ke Gading Raja, lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pedamaran Timur, kemudian bersekolah di SMA Negeri 2 Kayuagung dan saat ini,  ia menjadi mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prodi Jurnalistik.

Kini Icha  sudah  menginjak usia 21 tahun merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, sang adik juga perempuan.

Mulanya ia bersama keluarga besarnya menganut agama Katolik, sampai kemudian ada sebuah kejadian yang yang menimpa keluarganya. Disaat keluarga kecilnya ini berada diatas lalu datanglah sebuah keterpurukan yang membuat sang ayah atau kepala keluarga ini mencari pesugihan ke daerah Jawa agar keluarganya dapat bangkit lagi.

Ketika sudah  sampai ke Jawa,  sang ayah kemudian bertemu dengan saudara dari sebelah ibu yang juga beragama Katholik namun kenal dengan seorang ustadz. Ia pun bertanya ada apa gerangan ayahanda dari Fransisca ini ke Jawa “mau kemana? Kok sering banget ke Jawa, bolak-balik dari Jawa ke Sumatera. Mau cari apa?”. Tanyanya.

Lalu ayahnya  menjawab bahwa ia sedang mencari pesugihan. Bukannya di bawa ke tempat pesugihan kepala keluarga ini malah diperkenalkan pada seorang ustadz. Ia pun di ajak dan bertemu dengan ustadz, diajak untuk berwudhu dan ber-istighfar. Setelah itu ayah Fransisca ini pulang ke Sumatra sudah bisa sholat, witir bahkan Shalat Tahajud.

Hidayah Allahpun semakin terbuka saat itu sang adik yang masih berusia 9 bulan baru saja di operasi karena memiliki tumor, sang ayah pun sholat disetiap harinya. Melihat hal tersebut ibunda dari Icha  bertanya “Ngapain sih kaya gitu?” Tanyanya karena merasa asing dengan apa yang dilakukan suami.

Khabar masuknya sang ayah ke Agama Islam  sampai di telinga sang Mbah atau kakek dari Icha, ia tau bahwa si menatu sudah masuk ke agama Islam terlebih dahulu, dan iapun menentang anaknya untuk ikut suaminya menjadi muslim. “Kalo kamu ikut suamimu masuk Islam, kamu gak akan dapat warisan. Semangkuk pun kamu gak dapat, jangankan semangkuk, seujung jari pun kamu gak bakal dapat” ujar si mbah.

Karena hal tersebut, ibunda dari Fransisca ini mengalami dilema antara suami atau harta. Namun dengan tekad yang kuat karena yakin akan kebenaran Islam sang ibu pun memutuskan untuk menjadi seorang hamba Allah yang disusul sang adik dan terakhir barulah Fransissca yang sebelumnya beragama Katholik menjadi seorang muslim, tepatnya saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pada suatu saat, sang kakek menulis diatas tembok putih yang isinya “Ya Tuhan, keluarkanlah setan dari dalam rumahku” mengingat saat itu keluarga pak Herman sedang tinggal disana, ucap Icha seraya meneteskan air matanya saat diwawancarai.

Setelah kejadian tersebut, orang tua Icha mencari kontrakan kecil sebagai tempat tinggal sementara mereka. Lalu, icah dan adik serta kedua orangtuanya belajar mengaji, sholat dan aktif pada kegiatan keagamaan lainnya. Ia belajar mengaji dengan salah satu kerabatnya, dan Alhamdulillah yang ia pelajari itu dapat diserap dengan cepat sehingga setelah 7 bulan sudah dapat membaca Al-Qur’an. Dan dalam waktu satu tahun ia bersama keluarga diberikan oleh Allah SWT rezeki berupa dapat membeli rumah, kendaraan, dan rezeki pun mulai lancar. Keluarga ini akhirnya bangkit kembali tapi mereka tidak akan pernah melupakan proses dan pelajaran yang sudah mereka lalui.

Saat menjalankan ibadah puasa untuk pertama kalinya bukanlah hal yang mudah bagi keluarga ini. Icah juga mengaku cukup terkejut dengan hal itu karena selama 1 bulan full harus berpuasa. Namun, ia dan keluarganya tetap menjalankan ibadah ini perlahan-lahan dan Alhamdulillah yang awalnya setengah hari, lama-kelamaan full bahkan tahun ini juga berpuasa full semua.

Icha juga mengatakan,  perubahan yang sangat dirasakan ialah yang awalnya diatas lalu jatuh, setelah itu bisa bangkit kembali karena hidayah dari Allah SWT. “ Kita yang awalnya sukses terus jatuh terpuruk, lalu bisa sukses lagi, bisa bangun lagi. Kita kaya gini kan dapet hidayah kan. Perubahannya mungkin, jadi dulu ketika masih menjadi umat Katolik, sering pakai baju pendek-pendek ketika keluar, kita gak tau puasa gak tau juga Al-Qur’an, yang kita tau cuma Injil. Tapi sekarang kita udah menutup aurat, kita tau auratnya perempuan, batas aurat laki-laki dan perempuan sudah tau, dan Al-Qur’an kita paham. Jadi ya belajar perlahan begitu,”. Ujar Icha mengingat masa jahiliyahnya.

Allah SWT memberikan hidayahnya kepada seorang hamba dengan cara yang bermacam-macam dan tidak di sangka-sangka keterpurukan yang dialami keluarga Francissca ini adalah jalan terbukanya petunjuk atau hidayah Allah SWT hingga mereka bisa bangkit kembali.

Penulis : Suci Widyastiani Puteri Sifa dan  Francisca Andhita Okky  ( mgng UIN RF ).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button