PAGARALAM

Kenaikan Harga BBM Tak Pengaruhi Pengiriman Sayur Dari Pagaralam Keluar Kota

MAKLUMATNEWS.com – PAGARALAM – Soal gejolak Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus mengalami kenaikan bahkan susah didapat saat ini tidak mempengaruhi harga jual sayur mayur saat ini. Bahkan Pengiriman Sayur ke luar kota Pagaralam masih berjalan seperti biasa, hal tersebut disampaikan Salah seorang Agen Sayur Pagaralam, Sarina, Jumat 15 Juli 2022.

Kendati demikian, Kata dia, kalaupun ada kenaikan harga BBM, pastinya yang ada pengaruhnya itu pada ongkos kirim barang keluar Kota Pagaralam yang rata-rata pengepul mengirimkan barang keluar menggunakan truk milik orang dengan biaya ongkos Rp.250,- perkilogram, sementara muatan satu truk tersebut bisa mencapai 10-15 ton.

“Kita kirim barang biasa berdasarkan pesanan orang, nah nantinya kirim dengan truk yang isinya juga ada milik pengepul lain,” ucapnya.

Hal tersebut juga diungkapkan, Wan, yang juga merupakan agen sayur atau pengepul sayur Pagaralam, menurut dia, kenaikan harga sayur mayur tidak ada kaitanya dengan harga BBM, karena untuk di Pagaralam sudah sangat biasa, salah satu penyebab naik turunya harga sayuran tersebut bergantung dengan produktifitas sayuran itu sendiri.

Namun sekarang, Kata dia, petani di Kota Pagaralam lagi memasuki musim panen kopi, sehingga wajar jika sayuran agak berkurang, karena sebagian petani sibuk mengurus kebun kopi dan inila sebabny kenapa harga sayuran pun ikut naik.

“Itu dapat dilihat dari truk-truk pengangkut sayur yang berangkat dimana biasanya seharinya bisa 10 hingga lebih truk yang berangkat, namun sekarang kadang tinggal 6-7 truk saja,” kata dia.

Akan tetapi, menurut dia, jumlah tersebut masih tergolong stabil untuk kategori produksi sayur mayur di Kota Pagaralam, yang dikenal sebagai daerah sentra sayur-mayur di Sumsel.

Terkait kenaikan ongkos kirim keluar kota sendiri, akibat kenaikan BBM, dikatakan Wan, sebenarnya sebelumnya pun pernah mengalami hal tersebut, akan tetapi tidak terlalu memberatkan para pengepul karena masih tergolong wajar.

“Karena kita lebih ke toleransi saja, biasanya meskipun ongkos sudah ditetapkan namun tetap saja kita bayar lebih kepada supir truk yang biasanya untuk uang makan ataupun semacamnya, sehingga dari 250 rupiah perkilogram (ongkos) ada yang bayar dari 350-500 rupiah perkilogram,” terangnya.

Mengenai adanya wacana pemerintah akan memberlakukan Mypertamina dalam mendapatkan BBM, baik Sarina maupun Wan sepakat, kalau wacana tersebut akan lebih menyusahkan, karena tidak semua juga pengguna kendaraan yang memiliki gadget, atau kalaupun ada, hanya bisa untuk dioperasikan sebagai alat komunikasi saja.

“Dan semoga hal ini tidak mempengaruhi sayuran di Pagaralam, baik itu ditingkat petani maupun ditingkat agen  serta pengepul,” pungkasnya.

Reporter : LianPga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button