Curup Kebayan, Destinasi Wisata di Tiga Dihaji yang Cukup Melegenda
Lokasi Dilalui Menuju Bendungan Tiga Dihaji
MAKLUMATNEWS.com, MUARADUA – Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji juga sering di sebut masyarakat dengan sebutan Desa Pauh, Desa yang terletak di ujung Kecamatan Tiga Dihaji ini memiliki situs-situs bersejarah tentang Marga Haji, selain situs bersejarah di Desa Sukabumi juga terdapat destinasi wisata air, salah satu destinasi wisata air yang cukup tersohor dari zaman dahulu yaitu Curup Pengantin, yang biasa di sebut oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Cuqup Kebayan.
Curup Pengantin selain terkenal akan keindahan fanorama alamnya juga terzohor akan aroma mistis di sekitar Curup Pengantin tersebut.
Curup Kebayan yang hanya berjarak sekitar 27 meter dari jalan poros Desa Sukabumi,memudahkan bagi para pengunjungnya untuk berwisata atau berfoto ria di Curup Kebayan ini.
Kepala Desa Sukabumi Amir Hamzah S Sos menceritakan, Curup Kebayan memang sudah terkenal dari zaman dahulu, selain memiliki keindahan fanorama alam yang asri, Curup Kebayan juga menyimpan cerita rakyat yang sampai sekarang masih melegenda, pengunjung yang datang selain berwisata ria, banyak juga pengunjung penasaran mengapa Curup ini di beri nama Curup Kebayan, rasa keingin tahuan dari para pengunjung tentang asal usul nama Curup ini semakin memperbanyak pengunjung yang berdatangan.
Menurut Amir Hamzah,asal usul Curup Pengantin berawal dari salah komunikasi di antara mertua dengan sang menantu yang merupakan pengantin baru, karna sayangnya mertuanya dengan pengantin baru tersebut maka di berilah segudang padi oleh mertuanya, gudang padi biasa di sebut dengan bahasa daerahnya Tawal,segudang padi berarti setawal padi dalam bahasa daerahnya, si pengantin baru pun kebingungan untuk mengerjakan setawal padi tersebut dengan cara di pijak menggunakan kedua kaki sembari berdiri, hal ini di sebut dengan bahasa daerahnya mengilik padi, kebingungan ingin mengilik padi setawal dan menumbuknya sehingga menjadi beras, maka si pengantin perempuan pun melompat dari ketinggian pada curup ini yang menyebabkan si pengantin meninggal dunia di curup ini.
Dari situlah curup ini di sebut dengan Curup Pengantin atau Curup Kebayan, sementara si mertua menyuruh mengerjakan padi setawal tersebut dengan cara bertahap bukan sekaligus, dari salahnya komunikasi inilah terjadinya cerita Curup Kebayan.
Amir Hamzah juga menceritakan di sekitar lokasi Curup Kebayan terdapat berbagai peralatan untuk mengilik dan menumbuk padi yang di bawa oleh sang pengantin, seperti batu lesung lengkap dengan peralatan lainnya.
Lukman Hakim (kunci) warga setempat juga menambahkan di sekitar Curup Kebayan juga terdapat bekas telapak kaki kerbau dan pengembalanya yang membekas dengan jelas pada batu napal di lokasi curup, konon ceritanya tapak kaki kerbau tersebut merupakan tapak kaki kerbau bertanduk emas, selain tapak kaki kerbau bertanduk emas juga terdapat sumur kuning yang berada di lokasi Curup Kebayan tersebut.
Lukman juga berpesan kepada pengunjung yang ingin atau sedang berkunjung,jangan berbicara yang kurang baik di lokasi,juga jangan buang air kecil atau besar sembarangan di lokasi Curup Kebayan.
Di akhir percakapan dengan awak media ini, sang Kepala Desa dan Lukman Hadi berharap kepada pemerintah maupun pihak swasta untuk membantunya membangun akses naik turun ke curup berupa tangga yang terbuat dari adukan semen dan pasir sepanjang lebih kurang 25 meter, yang bertujuan untuk mempermudah pengunjung Curup Pengantin untuk naik dan turun ke lokasi curup.
Reporter : Iskandar