Pertamina EP Aset 2 Limau dan SKK Migas ‘Sulap’ Kaum Ibu Fokus Urusi Sorga dan Toga, Tingkatkan Income Keluarga
MAKLUMATNEWS.com, Prabumulih–Tak mudah untuk berdikari, namun dengan bantuan PT Pertamina EP Aset 2 Limau dan SKK Migas, kaum ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terletak di Dusun III Desa Karya Mulia Kecamatan Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih Provinsi Sumsel ini,bisa ‘disulap’ menjadi mandiri, untuk meningkatkan income keluarga.
Seperti program CSR yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Aset 2 Prabumulih dan SKK Migas, yang sangat memberikan manfaat untuk menggeliatkan perekonomian terutama pasca dunia dilanda covid-19. Saat pewarta bertandang ke kebun berukuran 2.500meter persegi, milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Lestari yang terletak di Dusun III Desa Karya Mulia Kecamatan Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih Provinsi Sumsel ini, terlihat hamparan beragam tanaman yang menghijau membuat suasana hati menjadi bahagia di Minggu (14/8) siang yang terik.
Jejeran Sayuran Organik Keluarga (Sorga) yang ditanam rapih, tak hanya itu beragam Tanaman Obat Keluarga (Toga) juga tersusun apik, makin membuat desa ini terlihat ciamik di kawasan pertanian dan toga organik (pertaganik)
Ada beragam tanaman sayur-mayur berupa kangkung, terong, cabai, kacang panjang, bayam, timun dan sebagainya yang terlihat berjejer, tak hanya itu tanaman obat-obatan juga tersusun rapih di polyback dan sebagian lagi didalam tanah seperti jahe merah, lengkuas, rosella, kunyit, kumis kucing dan lain-lainnya. Bahkan terlihat papan yang terbuat dari triplekpun tertancap rapih diatas tanaman hijau yang bertuliskan “Mau Langsing Minum Saya”, “Mau Cantik dan Awet Muda Bawalah Diriku” dan “Selamat Datang di KWT Karya Lestari” sebagai pertanda sambutan bagi para tamu.
Puluhan ibu-ibu yang berkaos hijau, kuning dan bertopi caping, terlihat sumringah dan bersemangat merawat tanaman. Kebun organik ini lahir bukan tanpa sebab, kelompok kaum ibu yang cerdas ini berkeinginan untuk menambah penghasilan atau income bagi keluarganya. Biaya sekolah yang tinggi membuat kaum hawa putar otak membantu sang suami menghidupi anak-anak mereka
“ya namanya bertani ada juga pasang surutnya, terutama musim kemarau. Karet sama sawit hasilnya sedikit, banyak juga yang terbakar karena api yang tiba-tiba muncul dari lahan gambut. Selain itu harga komiditi ini juga tidak bisa diandalkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Karena pemikiran inilah kami berkeinginan bagaimana caranya menambah penghasilan atau income bagi keluarga. Agar anak-anak bisa bersekolah tinggi, mendapatkan masa depan yang lebih baik,”kata Ketua KWT Karya Lestari Maryanah (66) yang karib dipanggil Mbah Yoto kepada jurnalis.
Menurut ibu 4 orang anak ini, tidaklah mudah baginya membentuk kelompok beranggotakan 10orang tersebut, namun berkat kesabaran yang gigih dan pertolongan dari PT Pertamina EP Aset 2 Limau, akhirnya kelompok ini menjadi salah satu aset unggul di desa, Kota Prabumulih bahkan kerap mewakili Sumsel untuk melakukan lomba penanaman toga di tingkat nasional.
“Alhamdulillah pembinaan yang dilakukan PT Pertamina EP Aset 2 Limau dan SKK Migas sudah sejak 4tahun lalu sangat berarti bagi kami. Ibaratnya mereka bisa ‘menyulap’ kami dari yang tidak bisa bercocoktanam kini menjadi pandai. Biasanya ibu-ibu banyak menghabiskan waktu untuk ngobrol, kini lebih baik bercocoktanam memanfaatkan lahan yang ada. Mereka mendatangkan tutor hebat yang mengajari kami dari awal bercocok tanam yang baik, bagaimana cara melakukan pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan, bagaimana membuat kompos, membuat pupuk organik cair dari kotoran hewan dan sampah buah-buahan serta sayuran, bahkan sampai menerangkan soal ekologi tanah. Jadi ya tidak sempatlah bergosip, apa juga yang mau digosipkan? Kaum ibu disini fokus mengurusi sorga dan toga di kawasan pertaganik untuk menambah income keluarga,”kata Mbah Yoto.
Dikatakan Mbah Yoto, dibutuhkan modal awal Rp3jutaan untuk menanam beberapa jenis bibit sayuran dan tanaman obat-obatan, membeli selang air untuk mengairi tanaman serta membuat pagar keliling dari kayu, dengan tujuan agar tanaman terlindungi dari serangan hewan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Tanaman sayuran yang dipilih adalah kangkung, bayam dan kacang panjang yang tidak membutuhkan perawatan panjang dan biaya tinggi, sementara untuk tanaman obat-obatan seperti jahe, kunyit, kencur dan lengkuas. Seiring perkembangan zaman, jumlah permodalan dan keuntunganpun meningkat
“Alhamdulillah setiap minggunya kami bisa panen 100kg beragam jenis sayur-sayuran, dijual dengan harga Rp8ribu-Rp12ribu/kg, kecuali cabai kita jual sampai Rp40ribu/kg. Tak hanya itu kami juga jual obat-obatan tradisional seperti ramuan obat darah tinggi yang sudah mendapatkan rekomendasi Dinkes Prabumulih senilai Rp20ribu/bungkus, ramuan obat asam urat dan kolesterol Rp15ribu/bungkus, ramuan obat masuk angin Rp10ribu/bungkus, semuanya kita dapatkan dari kebun KWT Karya Lestari. Tak hanya mengandalkan hasil pertanian dari kelompok, kaum ibu juga menanam sayur dan tanaman obat-obatan di rumah masing-masing. Untuk pemasaran biasanya dijual ke pasar atau ada yang mengambil langsung di kebun. Kalau dihitung-hitung setiap orang bisa berpenghasilan diatas Rp200ribu/minggu,”jelasnya.
Bahkan khusus rosella menurut istri pensiunan ABRI ini, tak hanya diolah menjadi sirup, berbagai bagian tanaman ini juga digunakan untuk membuat rempah-rempah dan sup. Bunganya juga kerap digunakan untuk obat. Dalam produk makanan dan minuman, bunga rosella digunakan sebagai penyedap rasa. Bunga ini juga digunakan untuk memperbaiki bau dan rasa.
“Rosella juga banyak manfaatnya mengobati demam, hipertensi, jantung, saraf, iritasi lambung dan sebagainya. Alhamdulillah banyak orang suka sirup roselanya. Bahkan produk unggulan kami seperti sirup rosella serta beragam ramuan obat-obatan tradisional serta jamu juga sering diikutsertakan dalam kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh PT Pertamina EP Aset 2 Limau maupun Pemko Prabumulih,”ujar perempuan berhijab ini.
Saat ditanya sampai kapan akan memimpin KWT Karya Lestari, dirinya mengatakan selama masih diberikan kepercayaan, kesehatan, umur panjang dan kebaikan dari Allah SWT, istri dari Yoto ini tetap akan berkarya membantu warga khususnya kaum perempuan untuk menambah penghasilan. Ia juga sangat berterimakasih dan berharap kepada PT Pertamina EP Aset 2 Limau bersama Pemko Prabumulih terus memberikan bantuan dan pendampingan hingga kelompok KWT di desanya bisa mandiri.
Ketua Kelompok KWT Karya Maju Nyoman mengaku sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan pertamina, pasalnya dengan adanya bimbingan dan bantuan pihaknya dapat meningkatkan pendapatan bagi kaum perempuan.
Ketua Pendamping Kegiatan CSR PT Pertamina EP Aset 2 Limau Dadan Sudarti membenarkan jika pendapatan anggota kelompok yang dibimbingnya diatas Rp200ribu/minggu, belum termasuk pendapatan ikut serta pameran yang diselenggarakan pihak Pertamina, Pemkot Prabumulih, bahkan KWT Karya Lestari sudah beberapa kali mewakili Sumsel ke tingkat nasional dalam lomba penanaman toga.
Dijelaskannya bantuan yang diberikan oleh pihak terkait sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga desa. Menurutnya ada 7 kelompok yang dilakukan pembinaan oleh Pertamina antaranya KWT Karya Lestari, KWT Karya Maju, KWT Turi Putih, KWT Kawan Bersama, KWT Tempuyung dan sebagainya.
“Yang jadi langganan untuk ikut serta pameran KWT Karya Lestari, karena produk yang dihasilkannya dalam kawasan pertaganik. Keunggulan kegiatan organik adalah sayur dan obat-obatan yang dihasilkan sehat dan ramah lingkungan, efisiensi dalam penggunaan biaya, potensi sekitar lingkungan dimanfaatkan guna mendukung produktifitas hasil, mendukung pemakaian kompos dari bahan sekitar, penggunaan pupuk cair dan sebagainya,”kata pria berbadan tegap ini
Limau Legal and Relations Asisten Manager PT Pertamina EP Aset 2 Prabumulih Field Fredrick Roma P mengatakan apa yang dilakukan pihak pertamina adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“ini salah satu bentuk CSR kami, agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Mudah-mudahan kegiatan pendampingan dan bantuan ini kedepan terus dapat ditingkatkan sehingga bisa berdayaguna bagi masyarakat. Kami juga sangat berterimakasih dengan peran media untuk meliput program kami, karena sangat berharap tujuan kami dari dan untuk masyarakat bisa tercapai melalui pemberitaan positif dari pewarta, “ujarnya.
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagsel Anggono Mahendrawan didampingi Senior Manager Humas SKK Migas Andi Ari Pangeran mengatakan peran pers sebagai pilar ke 4 demokrasi tertuang dalam pasal 6, pers nasional melakukan dan memenuhi hak mengetahui nilai nilai demokrasi, ia berharap terciptanya keseimbangan antara masyarakat dan SKK migas, kontraktor migas dan pewarta. Menurutnya kegiatan positif CSR PT Pertamina EP Aset 2 Limau sebagai salah satu industri hulu migas yang berperan aktif mendukung perekonomian masyarakat, sangatlah perlu didukung. Agar program tersebut makin berkibar tentunya sangat peelu didukung dengan pemberitaan positif awak media.
Dijelaskannya bahwa pelaku media, kadangkala menghadapi tuntutan lain, namun tetap media harus menyajikan sesuatu, dengan persaingan media yang sangat ketat. “Alhamdulillah peran pers sangat positif bagi kami, program unggulan dan beragam kegiatan positif yang melibatkan pers terutama PWI Sumsel banyak sekali. Mulai dari Uji Kopetensi Wartawan, pelaksanaan media gathering merekatkan media dan SKK Migas ke Lampung dan kegiatan lainnya. Bahkan pemberitaan mengenai program SKK Migas dan perusahaan migas lainnya sering di blow up dalam segi positif. Kami percaya rekan-rekan sekalian mampu bekerja menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dalam catatan tugas rekan jurnalis tetap berpedoman dengan melakukan cek dan ricek. Kita juga berharap sinergitas SKK Migas dan pewarta bekerjasama migas dalam mendukung efek berganda dalam masyarakat,”ujarnya.
Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar didampingi Ketua FJM Sumsel H Oktaf Riyadi sangat mendukung dengan program kerja yang dilakukan oleh Pertamina dalam upaya melaksanakan CSR untuk meningkatkan perekonomian kerakyatan, khususnya disektor pertanian dan perkebunan, selain itu tentunya program kerja tersebut bersinergi dengan SKK Migas.
Menurutnya media perlu mengikuti perkembangan zaman melalui konten yang dihasilkan. Membantu industri hulu migas melalui paparan data yang simpel, mudah dimengerti namun padat informasi secara signifikan dapat membangun opini positif tersebut.
” Tentunya sangat mendukung program kerja yang dilaksanakan Pertamina dalam upaya meningkatkan nilai ekonomis melalui sektor pertanian dan perkebunan. Sebagai pewarta dalam mendukung pembangunan pastinya pemberitaan positif yang kita sajikan, karena harus ada sinergitas Pertamina, SKK Migas, KKKS dalam mendukung efek berganda di masyarakat. Sangat penting media ambil peran untuk ‘mensyiarkannya’ agar program positif ini sampai ke masyarakat,”ujarnya
Sementara Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengatakan sangat mengapresiasi program pertamina tersebut, bahkan dirinya sangat mendukung dan meresmikan secara langsung kawasan pertaganik PT Pertamina EP Aset 2 Limau.
“Pemko Prabumulih menyambut baik dan menyiapkan Desa Karya Mulia sebagai percontohan kawasan pertaganik. Kami sangat berharap warga desa dapat memanfaatkan lahannya sebaik mungkin untuk menambah nilai ekonomis yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Peranan media sangat penting untuk meblow-upnya secara positif. Tujuannya agar program kerja peningkatan ekonomi kerakyatan yang dilakukan Pertamina bekerjasama dengan SKK Migas dapat tersampaikan kepada masyarakat luas,”harapnya.
Wagub Sumsel H Mawardi Yahya mengharapkan agar CSR Pertamina dapat berguna bagi warga dan KWT desa binaan, kegiatan ini patut dicontoh untuk makin mendukung program kerja pemerintah daerah dan Pemprov Sumsel untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Ditambahkannya media sangat penting dalam menunjang sinergitas antara pelaku industri hulu migas dalam hal ini Pertamina, SKK Migas, dan KKKS dalam mendukung efek berganda bagi masyarakat. (Henny Primasari)