WANITA

Sabaia VIP, Restoran Perempuan Khusus Pelanggan Perempuan di Gaza

MAKLUMATNEWS.com, GAZA – Siapa sangka ternyata ada sebuah restoran khusus perempuan dimana semua karyawannya adalah perempuan dan hanya melayani pelanggan perempuan. Restoran ini dibuka di Gaza, Palestina dengan nama ‘Sabaia VIP’ yang dibuka bulan Agustus lalu, menawarkan menu andalan seperti sandwich ayam dan pizza.

“Sabaia” sendiri berarti perempuan dalam bahasa Arab, pilihan kata yang menyenangkan untuk pelanggan yang seluruhnya perempuan dari segala usia. Restoran ini memiliki kepala koki seorang perempuan yang bernama Amena Al-Hayek.

Mengutip dari Voaindonesia.com, sudah beberapa tahun, Amena Al-Hayek, gagal menempatkan dirinya sebagai koki utama di salah satu restoran besar di Gaza karena ia perempuan. Sekarang, ia menjadi koki utama di sebuah restoran perempuan yang baru-baru ini dibuka dan dikhususkan untuk perempuan yang ingin makan di luar rumah.

Meski baru dibuka, “Sabaia VIP” sangat populer. Restoran itu diminati banyak perempuan, khususnya mereka yang sering mengeluhkan kurangnya tempat rekreasi pribadi yang aman.

“Sabaia VIP” adalah impian dari Amena Al-Hayek, juru masak atau koki utamanya, yang jadi kenyataan. Sudah lama ia ingin menjadi koki sebuah restoran besar. Namun, di wilayah yang konservatif dan padat itu, impiannya belum bisa terwujud.

“Saya menemukan kesulitan menjadi kepala koki atau memimpin tim koki pria, karena mereka menolak dipimpin oleh perempuan. Ini adalah masyarakat maskulin, yang tidak menginginkan perempuan memimpin mereka,” jelasnya.

Al-Hayek bukannya tidak punya pengalaman menjadi juru masak. Ia pernah bekerja secara sukarela alias tanpa dibayar, di sebuah hotel di Gaza. Meskipun ada lowongan untuk koki baru, ia tidak pernah dipertimbangkan.

Pemilik “Sabaia VIP”, Reham Hamouda, menjelaskan alasan pendirian restoran itu berasal dari kebutuhan memiliki sesuatu yang pribadi, di mana perempuan dapat menikmati kebebasan dan privasi mereka.

Hamouda menjelaskan bahwa ia mempekerjakan delapan perempuan di restoran itu sebagai staf. Namun ia juga memesan beragam masakan dari perempuan-perempuan yang rajin memasak di rumah mereka. Apa yang dilakukan Hamuda memberi pendapatan yang sangat dibutuhkan banyak perempuan di Gaza, di mana pengangguran berkisar sekitar 50 persen.

Al-Hayek pun mengaku bangga dengan posisi barunya. Ia bisa memilih sendiri bahan-bahan yang dibutuhkan restorannya dan mengembangkan kreativitasnya. “Kami bisa sangat kreatif dan kami bisa membuka restoran, dan ini bisa sukses tanpa pengawasan koki pria,” jelasnya.

Perempuan berusia 50 tahun itu berharap, restorannya bisa menyaingi kesuksesan restoran-restoran lain yang telah lama berdiri dan dipimpin koki-koki pria.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button