Merenungi Jalan yang Akan Dilalui
MAKLUMATNEWS.com, Palembang — ALLAH SWT telah menetapkan jalan yang wajib dilalui oleh manusia selama hidup ini. Jalan tersebut berupa taklif yaitu perintah dan larangan serta hukum syara’.
Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu berjalan di atas jalan tersebut, jangan sampai mereka menjauh atau meninggalkannya.
Allah SWT berfirman, “Dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan jangan lah kamu mengikuti jalan jalan yang lain, karena jalan jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS.al An am 153)
Jalan akhirat merupakan kelanjutan jalan yang telah ditetapkan oleh Allah di dunia ini. Seorang mukmin yang sewaktu di dunia berjalan di atas aturan aturan Allah SWT, maka dia akan terus berjalan di jalan itu, sehingga diakhirat nanti dia tidak akan tergelincir, juga tidak akan tersesat.
Jika sewaktu di dunia ada orang yang menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan, maka orang tersebut dianggap melakukan dosa.
Begitu pula di akhirat nanti, akan ada orang yang menyimpang dari jalan nya, sehingga dia menuju dan masuk neraka jahanam. Naudhubillah.
Dia akan dikeluarkan dari neraka setelah dosa dosa nya terhapus dan kemudian melanjutkan perjalanan nya lagi menuju surga.
Abu Sa’id Al Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Kemudian jembatan dibentangkan di atas neraka jahanam. Saat itulah syafaat diperkenankan.
Orang orang berkata. Ya Allah selamatkan lah kami, selamatkan lah kami.
Para sahabat bertanya. Jembatan nya bagaimana, wahai Rasulullah.
Rasulullah Saw menjawab licin dan menggelincirkan. Di atasnya ada pengait dan sabit yang tajam serta duri kuat yang tajam dan bercabang bagaikan duri pohon al-sa dan orang orang yang beriman dapat melalui jembatan itu, ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat unta terbaik dan ada juga yang perlahan seperti jalan nya musafir.
Orang yang berjaya akan selamat. Orang yang terluka oleh pengait dan duri akan dilepaskan dan orang yang tersambar akan masuk neraka jahanam.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini kita dapat mengetahui bahwa di akhirat nanti jalan yang akan kita lalui adalah sangat sulit. Orang yang berdosa akan tergelincir melalui jalan ini, adapun orang yang aqidahnya benar dan tidak mempunyai dosa akan lancar melalui jalan ini sehingga sampai ke surga.
Oleh karena itu, kita harus menyadari dengan benar bahwa :
- Semua manusia pasti akan melalui jalan itu. (QS. Maryam, 71)
- Jalan ini dibentangkan di atas neraka jahanam. Dia tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. (HR. Muslim)
- Orang yang melalui al -sirat itu dalam keadaan memikul beban beban dosa di punggung nya. (QS. Al Ankabut, 13)
- Jalan melalui al-sirat sangat sulit dan banyak rintangan. (QS. al-Balad, 11-13)
- Jalan gelap itu hanya dapat dilalui dengan bekal ketaqwaan dan diterangi dengan cahaya keimanan. (QS. Al-Anfal, 29., QS. Al-Hadid, 12, QS. Al-Baqarah,20.dan QS. Al-Hadid, 13)
- Banyak penyambar di sepanjang jalan al-sirat yang akan kita lalui.
Simpulan :
Pertama barangsiapa yang ingin dengan mudah, maka hendaklah dia membawa penerang. Oleh karena itu hendaknya kita memperkuat keimanan dan memperbanyak amal kebajikan.
Kedua, barangsiapa ingin beban yang dipikulnya ringan, hendaklah mulai sekarang dia jauhkan diri dari kemaksiatan dan dosa.
Ketiga, barangsiapa yang tidak ingin disambar oleh pengait sehingga tergelincir, maka dia menjauhi dosa dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, kita jangan lupa nasihat Rasulullah Saw yang pernah dipesan kepada Abu Dhr Ra.
“Perbaruilah perahu, karena lautan sangat dalam, dan perbanyak lah bekal karena malaikat mencatat amal selalu mengawasi dan ringankanlah beban karena rintangan sangat susah.”
Dengan cara seperti ini juga Rasulullah Saw dan para sahabat memandang segala sesuatu.
Mereka selalu waspada sehingga kelalaian tidak pernah berada di hati dan pikiran mereka. (*)
* Oleh : Albar Sentosa Subari
Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel