Pempek Enak dan Murah Harga Rp1.000-an di Pasar 16 Ilir, Tempat Jajan Capres RI, Walikota hingga Artis
MAKLUMATNEWS.com, Palembang –Kuliner Pempek memang bisa ditemukan di penjuru Kota Palembang. Namun, Pempek Pasar 16 Ilir punya ciri khas yang tak sama dengan tempat lain.
Berada di depan toko emas deretan ruko pertama Pasar 16 Ilir (sebelum lorong Tengkuruk), aneka jenis pempek disusun bertumpuk di atas meja persegi panjang yang dilapisi daun pisang.
Ratusan pempek dihidangkan langsung di atas meja itu. Mulai dari Pempek Lenjer, Pempek Adaan, Pempek Telur, Pempek Kulit, Pempek Keriting, Pempek Tahu, Pempek Pistel, hingga Pempek Kapal Selam.
Mulai dari jam 09.30, kursi-kursi yang dikhususkan untuk para pembeli ini sudah penuh, dan biasanya sampai jam 16.00.
Tak hanya pengunjung lokal, pernah juga dikunjungi oleh Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, PJ Walikota Palembang Ratu Dewa, hingga penyanyi Group SMASH Rafael dan Dicky.
Para pengunjung bisa dibuat kalap karena bisa ambil dan pilih sendiri berapapun hingga puas. Sebab harga satuannya hanya Rp1.000 dan Rp10.000 untuk Pempek Kapal Selam.
Salah seorang pengunjung asal Bogor, Tia mengatakan, Pempek seribuan ini bisa jadi salah satu rekomendasi karena rasanya tidak jauh beda dengan yang dijual harga Rp 4.000.
“Murah, harga Rp1.000-an dengan ukuran cukup besar, bebas ambil mau yang mana, tempat ini benar-benar surganya Pempek banget sih,” katanya.
Kata Tia, karena harganya murah dan enak, tidak cukup makan hanya 2 atau 3, rata-rata keluarganya paling sedikit makan 5. Belum lagi bungkus untuk dibawa pulang.
Bikin Sendiri
Salah satu pedagang Pempek Tumpah ini adalah Pertiwi atau akrab disapa Wak Dona.
Sebagai pedagang lama, tanpa perlu teriak kencang, pembeli berdatangan ke lapak pempeknya.
Wak Dona memproduksi 3.000 pempek untuk satu hari jualan.
“Kalau hari libur seperti tahun baru itu bisa dua kali lipatnya habis,” katanya.
Sudah sekitar 13 tahun ini Wak Dona berjualan Pempek Tumpah ini. Dalam pembuatan pempek Wak Dona membuatnya sendiri dengan bantuan beberapa pekerja.
“Awalnya saya dulu jualan pempek keliling di 16 ini, karena tidak banyak yang beli, duduklah saya di sini untuk istirahat, ternyata ada yang beli, sampai sekarang,” ungkapnya.
Setelah memutuskan berjualan Pempek dengan digelar di atas meja itulah, akhirnya hingga kini tak hanya Wak Dona, tetapi ada beberapa pedagang serupa di sebelahnya.
“Alhamdulillah, mereka ikut buka, sebelumnya hanya saja sendiri,” katanya.
Reporter : Pitria