INTERNASIONALPENDIDIKAN

Universitas Az-Zaitunah, Kampus Primadona Pelajar Indonesia di Tunisia

MAKLUMATNEWS.com, Tunisia — Hingga kini Universitas Az-Zaitunah Tunisia masih menjadi kampus primadona bagi banyak pelajar Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin masuk melalui jalur beasiswa.

Foto : Nesiati.com

Bukan cuma itu, bersamaan dengan bergulirnya sang waktu, semakin banyak juga lembaga pendidikan Indonesia yang ingin mendapatkan MoU (Memorandum of Understanding) dari universitas yang berdiri sejak tahun 737 M tersebut.

Kampus ini berhasil mencetak pakar kelas dunia sepanjang zaman, di antaranya Ibnu Khaldun (1332-1406) dan Abnu Ashur (1879-1973).

Ensiklopediawan Ahmad bin Yusuf bin Ahmad bin Abu Bakar Tifasyi, penulis Tahar Haddad, politikus dan penulis Abdul Aziz ats-Tsa’alabi dan penyair Abdul Qasim asy-Syabbi.

Mengutip Wikipedia, Universitas Ezzitouna (bahasa Arab: جامعة الزيتونة, bahasa Prancis: Université Zitouna) adalah perguruan tinggi negeri yang terletak di Tunis, Tunisia.

Universitas ini merupakan lembaga pendidikan tertua yang didirikan di dunia Arab, berawal dari sebuah kelompok belajar di Masjid Jami’ Zaitunah yang terus berlangsung sampai sekarang.

Universitas Az-Zaitunah Tunisia. (Foto : Khazanah – Republika)

Sejarah

Melansir Stekom.ac.id, Masjid Agung Zaitunah merupakan salah satu masjid tertua dan terkenal di dunia Islam. Masjid ini didirikan pada tahun 734 (116 H) oleh Ubaidullah bin al-Habhab.

Masjid ini terkenal sebagai tempat ibadah dan khususnya memiliki peran ilmiah dan budaya yang terkemuka dan lama sejak awal abad kedua Hijriyah.

Memberikan pengajaran Ilmu Agama Islam sejak tahun 120 Hijriah, Masjid Zaitunah merupakan perguruan tinggi Arab-Islam tertua dan terus berlanjut mempunya peran pendidikan selama 13 abad.

Fakta ini ditunjukkan oleh Sejarawan Hasan Husni Abdul Wahhab yang menegaskan: “Masjid Zaitunah secara sejarah adalah pengajaran paling awal dan tertua yang didirikan di dunia Arab.”

Dalam kapasitas ganda sebagai universitas dan tempat ibadah, Masjid Zaitunah mengalami masa kejayaan sampai akhir masa pemerintahan Dinasti Hafshiyyun atau Banu Hafs (1237-1573/634-981 H).

Foto : Kemlu

Menurut Cendikiawan Ibnu Khaldun, alumnus Universitas Zaitunah, Universitas menjadi peringkat terakhir dibandingkan dengan institusi lainnya di Maghrib Islam pada abad ke 14 dan 15.

Pengajaran di Zaitunah terdiri dari silabus yang beragam, termasuk Pendidikan Agama Islam, sastra, filsafat, ilmu intelektual, matematika, kedokteran dan astronomi.

Setelah jatuhnya Dinasti Hafshiyyun standar akademik Masjid Zaitunah ini mengalami masa penurunan ditandai dengan beberapa upaya reformasi:

BACA JUGA  Dubes Zuhairi Misrawi Kenalkan Sejarah dan Peradaban Masjid Zaitunah ke Dubes Korsel untuk Tunisia 

Ahmed Bey mengeluarkan Keputusan menyelenggarakan pendidikan di Masjid Zaitunah (26 November 1842).

Dalam rangka memberikan dorongan untuk kegiatan mengajar di Masjid Agung, Perdana Menteri dan Reformis Kheireddine Pacha mengeluarkan keputusan tanggal 27 Januari 1876. Meskipun demikian, keputusan tersebut tidak pernah dimasukkan dioperasikan terhadap ilmu-ilmu modern dimana Kheireddine berusaha untuk memasukkan dalam kurikulum Zaitunah karena tidak setujunya salah satu Syaikh konservatif yang terkemuka.

Foto : BIB

Di bawah Protektorat Prancis (1881-1956), penguasa kolonial melakukan pemaksaan kebijakan pendidikan mereka untuk meminggirkan dan memberangus Masjid Zaitunah yang mereka dianggap sebagai benteng perlawanan budaya terhadap pengaruh Prancis dan penyusupan kolonial di Tunisia.

Namun demikian, tuntutan reformasi terus seperti sebelumnya; dan dalam menanggapi mereka dirumuskan oleh aktivis Gerakan Nasional, serangkaian langkah-langkah hukum yang diambil. Selanjutnya adalah yang paling penting:

Sebuah undang-undang baru mengatur sistem pendidikan di Masjid Zaitunah diterbitkan pada 16 Desember 1912; itu dibagi menjadi tiga siklus:

Siklus utama yang mengarah ke gelar sesuai dengan bakat (al-Ahliya);

Sebuah siklus menengah yang mengarah ke gelar kecakapan (at-Tahcil);

Siklus pendidikan tinggi yang mengarah ke tingkat beasiswa (al-Alimya)

April 1933: Peningkatan silabus berdasarkan derajat “At-Tatwii” menjadi “At-Tahcil” di cabang ilmiah.

April 1951: Penciptaan cabang modern; dua tahap “At-Tahcil” Gelar dilembagakan (mirip dengan sarjana atau level “A” level).

Namun, cabang modern mengalami periode penurunan pada tahun akademik 1959-1960 dan seterusnya, menyusul munculnya sistem pendidikan menengah terpadu yang silabusnya telah secara bertahap diperkenalkan oleh pemerintah Tunisia mulai dari Oktober 1958.

Tunisia, Afrika nan hijau.(Foto : Travel Kompas)

 

Setelah Tunisia Merdeka (1956)

Setelah Tunisia merdeka, keputusan berikut upaya untuk mengorganisir pembentukan Universitas Zaitunah dilakukan:

26 April 1956: Penciptaan Universitas Zitouna.

30 Juni 1958: Proklamasi reformasi pendidikan umum dan standardisasi kurikulum. Di bawah reformasi ini departemen Zaitunah menjadi sekolah menengah terintegrasi ke dalam sistem pendidikan umum.

Setelah pendirian Universitas Tunisia (31 Maret 1960) yang meliputi beberapa lembaga tinggi dan fakultas, Fakultas Syariah dan Teologi Zaitunah yang didirikan pada 1 Maret 1961 bergabung ke Universitas Tunisia, sehingga Universitas Zaitunah dan menjadi salah satu komponen dari Universitas Tunisia.

27 Oktober 1961: Finalisasi kurikulum untuk gelar sarjana dalam ilmu syariah dan teologi.

BACA JUGA  Erdogan : Eropa Hanya Jadi Penghalang Krisis Antara Rusia dan Ukraina

15 Februari 1980: Penentuan misi Fakultas Syari’ah dan Teologi Zaitunah dan penyusunan 3 fakultas sesuai dengan siklus penelitian.

Masjid Az-Zaitunah. (Foto : Wikipedia)

 

Peran Ezzitouna

Corak islam di Tunisia dalam sejarahnya, tak bisa lepas dari peran Ezzitouna (Az Zaitunah), sebuah lembaga pendidikan islam yang telah berusia lebih dari 1000 tahun.

Tak terkecuali saat ini, ketika Tunisia tengah berada dalam terpaan arus modernisasi global yang melanda hampir seluruh pelosok dunia. Az Zaitunah tetap berkomitmen dengan jatidirinya sebagai markas studi islam.

Dari sekian banyak perguruan tinggi yang ada di Tunisia, yang berkiprah dalam pendidikan keagamaan terkonsentrasi pada universitas Az Zaitunah.

Sebuah lembaga pendidikan tua yang pada awalnya terkenal dengan julukan “menara peradaban” ini terus menjadi pelita dalam menelurkan generasi-generasi islam yang tangguh. Khususnya dalam kajian perspektif ushul fiqh.

Universitas ini termasuk garda terdepan dalam melahirkan kajian-kajian Maqashid Syariah. Dengan munculnya para ahli-ahli fiqh baru yang ikut serta mencerahkan khazanah pemikiran islam.

Sisi keunggulan lain Universitas Az-Zaitunah jika dibandingkan dengan universitas-univesitas islam lainnya di negara Arab adalah penekanan pada methodologi keilmuan. .

Materi dikemas dengan sistem Nadhariyyah (teori) dan Musayyar / ‘Amaly (praktek) pada setiap mata kuliah, sehingga proses pendidikan lebih terjamin.

Penyampaian materi kuliah tidak secara dikte dan hafalan saja. Interaksi antara dosen dan mahasiswa hidup dengan diadakannya diskusi dan penugasan-penugasan analisis di beberapa literatur yang telah ditentukan oleh dosen sesuai dengan paket materi kuliah.

Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi melakukan kunjungan ke Universitas Zaitunah, Tunis. Pria yang akrab disapa Gus Mis itu diterima langsung Prof. Dr. Abdullatif Bouazizi dan beberapa guru besar. (Foto: Dokrpi)

 

Program Studi Agama Islam

Mengutip Minhatiy.com, mayoritas mahasiswa Indonesia yang saat ini tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia melanjutkan studinya di Universitas Az-Zaitunah terbagi menjadi 2 fakultas, yaitu Fakultas Peradaban Islam dan Fakultas Ushuluddin.

Program Studi atau Jurusan jenjang Licence (S1) pada Bidang Agama Islam yang tersedia:

1. Fakultas Peradaban Islam

Ulumul Qur’an wa al-Hadits.

Al Fiqh wa Ushuluhu.

Hadharah al-Islamiyah.

Ushuluddin.

2. Fakultas Ushuluddin

Syari’ah wal Qanun.

Peradaban Islam.

Al-Quran wal Hadist.

Ekonomi Islam.

Ushuluddin

3. Ma’had Aly Al Ulum Islamiyyah Kairouan

Fiqh Muqoron wal Qonun

Adyan Muqoron

Al Khitobah wal Ittishol

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button