Peluncuran Gerakan Merdeka Protein: Tingkatkan Konsumsi Protein Melalui Fortifikasi HPI pada Pempek dan Susu Ikan di Palembang
MAKLUMATNEWS com, Palembang –Berikan Protein Initiative dengan bangga mengumumkan peluncuran ‘Gerakan Merdeka Protein’, sebuah inisiatif inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi protein harian masyarakat Indonesia.
Dengan target mencapai 100 gram protein per kapita per hari pada tahun 2025, gerakan ini diharapkan dapat mengatasi tantangan stunting dan defisit protein, terutama di kalangan anak-anak, melalui fortifikasi pangan lokal dengan Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
Data dari aplikasi protein meter yang diluncurkan oleh Berikan Protein Initiative menunjukkan bahwa pada tahun 2023, 81% dari 65.000 responden di 314 kota/kabupaten mengalami kekurangan protein berat, dengan rata-rata konsumsi protein harian hanya 40 gram per orang. Angka ini jauh di bawah rekomendasi Kementerian Kesehatan RI sebesar 57 gram per orang per hari.
Ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik. Namun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia saat ini baru mencapai 56,48 kg per kapita per tahun, belum mencapai target 60 kg per kapita per tahun.
Survei oleh Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) pada tahun 2020 mengungkapkan berbagai alasan mengapa masyarakat kurang menyukai ikan, termasuk duri, bau amis, dan harga.
Untuk mencapai target konsumsi protein dari ikan, diperlukan berbagai upaya inovatif dan berbasis diversifikasi.
Menyikapi hal ini, Perpres No. 81 Tahun 2024 mendorong percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, selaras dengan Perpres No. 34 Tahun 2022 yang mengamanatkan pemanfaatan HPI dalam sektor hilirisasi perikanan.
Pengembangan HPI diharapkan dapat memperluas hilirisasi perikanan, tidak hanya dalam bentuk fortifikasi makanan, tetapi juga untuk pakan, pupuk, dan industri farmasi.
Dalam peluncuran Gerakan Merdeka Protein, Berikan Protein Initiative memperkenalkan produk pempek hasil fortifikasi HPI berupa pempek pandai dan susu ikan (Surikan).
HPI adalah ekstrak protein ikan berupa asam amino essensial dan non-essensial dengan penyerapan tubuh mencapai 93,6% dan aroma amis yang minim, sehingga dapat digunakan dalam berbagai produk makanan.
Pempek, makanan khas Palembang, biasanya menggunakan ikan sebagai bahan baku. Namun, dengan harga ikan yang semakin mahal, substitusi ikan dengan HPI dalam pempek meningkatkan kandungan protein hingga 27%.
Inovasi ini memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan manfaat protein ikan meskipun mereka tidak menyukai atau alergi terhadap ikan.
Pada siang hari, Gerakan Merdeka Protein dilaksanakan bersama anak-anak dari SD Al-Azhar Sriwijaya, yang menikmati Pempek Pandai dan Susu Ikan (Surikan).
Mereka sangat antusias mencoba pempek fortifikasi HPI yang rasanya mirip dengan pempek ikan pada umumnya, serta Surikan yang memiliki rasa mirip susu yang biasa mereka konsumsi.
Tidak hanya mencicipi makanan tinggi protein, anak-anak juga diberikan edukasi seputar pentingnya konsumsi protein pada masa tumbuh kembang dan saling berkompetisi dalam sesi Cerdas Cermat Pandai.
Acara malam hari dihadiri oleh Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, dan PJ Gubernur Sumatera Selatan, yang memberikan dukungan penuh terhadap Gerakan Merdeka Protein.
Dukungan ini sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah produk UMKM Indonesia serta mendukung perbaikan gizi anak-anak.
Teten Masduki juga menyampaikan gerakan yang dilakukan oleh Berikan Protein Initiative ini merupakan langkah yang sangat penting dalam upaya kita bersama dalam meningkatkan konsumsi protein masyarakat Indonesia sekaligus meningkatkan nilai tambah dari produk-produk UMKM lokal melalui fortifikasi HPI ke produk makanan.
Ini, kata Teten, secara langsung akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan menjadikannya lebih berdaya saing.
HPI memanfaatkan ikan low economic value sebagai bahan baku utama.
Menurut Data KKP tahun 2023, total produksi perikanan tangkap Indonesia mencapai 7,7 juta ton. Sayangnya, ikan low economy ini sering kali tidak terserap dan terbuang sehingga menjadi limbah di laut.
Berikan Protein, sejak 2020, telah membangun pabrik HPI di Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu, berkolaborasi dengan Koperasi Produsen Mina Bahari. Pabrik ini memberikan jaminan harga yang lebih baik bagi nelayan tradisional dan meningkatkan pendapatan mereka hingga dua kali lipat.
Khodijah A Zahir, Program Manager Berikan Protein, menyatakan, “Fortifikasi HPI penting bagi UMKM di sektor pangan untuk menghasilkan produk makanan yang bergizi, tinggi protein, dan terjangkau.
Gerakan Merdeka Protein ini diinisiasi untuk memberikan solusi inovatif dalam meningkatkan konsumsi protein harian masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui produk UMKM yang lebih berkualitas.”
Gerakan Merdeka Protein adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan konsumsi protein nasional dan mendukung gizi masyarakat.
Melalui inovasi dan kerjasama yang konkret antar pihak, akan menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat, serta memajukan sektor UMKM dan industri pangan di tanah air. (AW)