Ayo, Perbanyak Pundi Pahala, Siapa Tahu Ini Ramadan Terakhir

MAKLUMATNEWS.com — Insya Allah, umat islam di seluruh tanah air akan menunaikan ibadah puasa ramadan 1444 H mulai tanggal 23 Maret 2023. Tak terasa tamu istimewa, spesial dan mulia. Maka bagi orang yang beriman, tentu kedatangan tamu istimewa ini harus disambut dengan gembira, senang hati mengingat betapa banyaknya pundi-pundi pahala yang terkandung dalam bulan ramadan. Pahala dilipatgandakan sementara pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu.
Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa, (QS:AI-Baqarah:183).
Rasulullah SAW bersabda:
Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipat sampal tujuh ratus kali lipat, Allah SWT berfirman: “Kecualipuasa, puasa itu untuk Ku dan Akulah yang akan membalasnya. la tinggal kan nafsu syahwat dan makanannya semata-mata karena Aku”. Orang yang berpuasa mendapat dua kebahagiaan ketika berbuka, dan ketika berjumpa Rabb-nya. Bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah SWTIebih wangi daripada bau parfum misik.” (HR. Muslim)
Rabb-mu berkata: “Setiap perbuatan baik (di bulan Ramadhan) dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai dari api neraka, bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah SWT lebih wangi dari parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang sedang berpuasa, maka hendaklah kamu katakan: “Saya sedang puasa.” (HR. Tirmidzi)
Ustadz Nur Rohmat mengemukakan, ramadan adalah sebaik-baik bulan, penuh limpahan keberkahan. Permulaannya penuh dengan rahmah (kasih sayang). Pertengahannya sarat dengan maghfirah (ampunan). Pungkasannya, kata Peneliti NU Center PWNU Jawa Timur ini, adalah kebebasan dari api neraka.
Pundi pahala juga makin menggunung lantaran di ramadan terdapat malam yang merupakan sebaik-baik malam, malam yang lebih utama daripada seribu bulan.
Ramadan adalah madrasah yang menempa seorang muslim menjadi insan yang dapat merasakan lapar dan dahaganya orang-orang fakir dan miskin. Dan lebih dari itu, ramadan mengajarkan sabar dan syukur. Karena orang yang berpuasa dituntut untuk sabar dalam meninggalkan seluruh perkara yang dapat membatalkan puasa. Ia juga semestinya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan dan melakukan ibadah-ibadah di dalamnya.
Bulan ini seharusnya dijadikan kesempatan emas bagi kaum muslim yang selama ini bergelimang dosa dan miskin akan pahala, untuk itu dalam menyambut bulan ramadan ini dengan pembekalan ruhani dan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan ramadan supaya bisa mantap dalam memaksimalkan ibadah di bulan yang mulia ini.
Sebelum ramadan datang Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabatnya guna memberikan persepsi yang benar dan mengingatkan betapa mulianya bulan Ramadan.
Dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah SAW bersabda:
Dari Salman ra. Beliau berkata: Rasulullah berkhutbah ditengah-tengah kami pada akhir Sya’ban, Rasulullah bersabda: Hai manusia, telah menjelang kepada kalian bulan yang sangatagung, penuh dengan barakah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana Allah SWT telah menjadikan puasa didalamnya sebagai puasa wajib, qiyamullailnya sunnah, barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan amalan wajib tujuh puluh kali pada bulan lainnya dst. (HR. Ibnu Huzaimah, beliau berkata: hadits ini adalah hadits shahih)
Pundi-pundi pahala tersebut tentu tidak akan didapat dengan sempurna bilamana orang yang berpuasa tidak memiliki kadar pengetahuan tentang puasa yang mumpuni. Oleh sebab itu, ibadah puasa harus dilakukan dengan tatacara yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Banyak orang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar. Dan banyak orang shalat malam, tidak mendapat apa-apa dari shalatnya kecuali begadang. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah).
Barangsiapa tidak meninggalkan kata-kata dusta (dalam berpuasa) dan tetap melakukannya, maka Allah SWT tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Bukhari)
Selanjutnya pundi-pundi pahala tersebut juga bisa menjadi lebih berlipat-lipat lagi bilamana mana orang yang berpuasa tersebut rajin membaca alquran, ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran.
Bulan Ramadaan bulan yang didalamnya diturunkan AIquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda(antara yang hak dan yang bathil) maka barang siapa mendapatkannya hendaklah ia puasa. (QS:AI-Baqarah:185)
Keutamaan Ramadan
1. Bulan paling utama, bulan penuh berkah
Rasulullah Saw bersabda:
Bulan paling utama adalah bulan Ramadan, dan hari yang paling mulia adalah hari Jum’at.
Dari Ubaidah bin Sharnit, bahwa ketika Ramadan tiba. Rasulullah bersabda: Ramadan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah Swt akan memberikan naungan~Nya kepada kalian, Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah Swt akan melihat kalian berlomba melakukan kebaikan. Allah Swt akan membanggakan kalian di depan Malaikat. Maka perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah Swt, sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat rahmat Allah Swt. (HR. Tabrani).
2.Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan
Rasulullah Saw bersabda:
Antara shalat lima waktu, dari hari jum’at sampai jum’at lagi, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa kecil apabila dosa-dosa besar dihindarkan. (HR. Muslim)
Barang siapa puasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah Swt ia akan diampuni semua dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila bulan Ramadhan telah datang pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu. (HR. Bukhari-Muslim)
3.Bulan jihad dan kemenangan
Sejarah telah mencatat, bahwa pada bulan suci Ramadhan beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih ummat Islam. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadan bukan merupakan bulan malas dan bulan lemah, tapi bulan Ramadan adalah bulan jihad dan kemenangan.
Perang Badar yang diabadikan dalam AIquran sebagai “Yaumul Furqan”, umat Islam meraih kemenangan besar pada tanggal 17 Ramadan tahun 10 Hijriyah dan saat itu juga gembong kebathilan Abu Jahal terbunuh. Pada bulan Ramadan, Fathu Makkah(pembebasan kota Makkah) yang diabadikan oleh AIquran sebagai “Fathan Mubina”, terjadi pada tanggal 10 Ramadan tahun 8 Hijriah.
Perang “Ain Jalut” menaklukan tentara Mongol terjadi pada bulan Ramadan, tepatnya pada tanggal 25 Ramadan 658 Hijriah. Andalusia(Spanyol) ditaklukan oleh tentara Islam dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad juga terjadi pada bulan Ramadan, yaitu pada tanggal 28 Ramadan 92 Hijriah.
Berbahagialah seseorang yang mendapati Ramadan, lalu dosa-dosanya diampuni oleh Allah karena berbagai kebaikan dan ketaatan yang ia lakukan selama Ramadan.
Sebaliknya sungguh merugi orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, namun kesempatan itu ia sia-siakan. Kesempatan emas itu tidak ia manfaatkan.
Rasulullah Saw bersabda : “Sungguh merugi orang yang mendapati Ramadan, tapi tidak diampuni dosanya” (HR. Ath-Thabarani dan lainnya)
Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan waktu selama Ramadan sebaik-baiknya. Kita isi dengan berbagai ibadah dan kebaikan. Bisa jadi ini Ramadan terakhir bagi kita. Mungkin kita akan berpisah selamanya dengan Ramadan. Sehat dan muda tidaklah dapat menunda kematian. Sakit dan tua juga tidak dapat mempercepat kematian. Kita tidak mengetahui kapan ajal mendatangi kita.
Marilah kita prioritaskan segala hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita. Apa saja yang bermanfaat untuk kebahagiaan akhirat? Jawabannya adalah takwa dan amal shalih. Seseorang tidak akan mencapai derajat takwa dan tidak akan bisa melakukan amal shalih sebagaimana mestinya tanpa bekal ilmu. Jadi kuncinya adalah ilmu dan amal. Kita bekali diri kita dengan ilmu agama lalu kita amalkan ilmu yang kita pelajari. Takwa dan amal shalih adalah buah dari ilmu dan amal.
Sebanyak apa pun urusan dunia kita, janganlah hal itu melalaikan kita dari urusan akhirat. Sesibuk apa pun kita, janganlah hal itu menghalangi kita dari mengumpulkan bekal untuk kebahagiaan abadi di akhirat. Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari. Artinya, urusan yang bersifat duniawi bisa ditunda, seakan-akan kita hidup selamanya. Akan tetapi jika berkaitan dengan urusan akhrat, maka kita lakukan saat ini juga dan jangan ditunda, seakan-akan kita mati esok hari.[Berbagai sumber] Aspani Yasland