Buah Menurun Jelang Musim Panen Pentani Kopi Pagaralam Mengeluh

MAKLUMATNEWS.com – PAGAR ALAM – Panen Kopi merupakan musim yang dinantikan masyarakat khususnya petani kopi yang ada di Kota Pagaralam, namun musim panen tahun ini tidak terlalu menggembirakan, pasalnya buah kopi yang cenderung menurun, hal ini disampaikan petani kopi Carles, warga Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Pagaralam Utara, Kamis (7/4).
Hasil panen biji kopi di Pagaralam akan membuat petani sedikit kecewa. Pasalnya hasil panen dipastikan kurang jika dibandingkan tahun kemarin.
Hal ini disebabkan hampir semua kawasan di Kota Pagaralam beberapa bulan terakhir diserang hujan es. Hal ini membuat bunga kopi dam biji kopi menjadi busuk dan rontok. Akibatnya hasil panen nanti dipastikan berkurang.
Panen Kopi di Kota Pagaralam diperkirakan mulai Maret sampai juli pertengahan Tahun ini. Sementara puncaknya diperkirakan terjadi pada bulan juni mendatang.
Carles mengatakan, meski harga kopi saat ini dikisaran Rp 19.000 sampai Rp 20.000 perkilonya, namun kenaikan ini tidak dibarengi dengan hasil panen. Hal ini terlihat dari buah kopi yang relatif sedikit.
“Meski harga kopi cendrung naik dibanding tahun sebelumnya namun hasil sedikit jika dibandingkan hasil panen ditahun tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Padahal dirinya berharap dengan harga yang mulai stabil, panen tahun ini dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Kalau perawatan kita sudah lakukan semaksimal mungkin, tapi kurangnya buah ini juga dikarenakan cuaca yang tak menentu, yang berdampak itu kalau hujan es dan hujan angin, ” kata dia.
Carles berharap, harga pada puncak panen kopi tahun ini dapat tetap stabil, hal tersebut Dikatakan Carles untuk mengimbangi hasil panen yang menurun.
“Harapanya harga kopi stabil ya, jadi walaupun hasil panen agak berkurang tapi dapat tertutupi kalau harganya stabil, “imbuhnya.
Hal serupa juga dirasakan Kipli (60) salah satu petani Kopi di Pagaralam, ia mengatakan, jika tahun ini hasil panen kopi tidak memuaskan. Pasalnya buahnya sedikit berkurang dibandingkan tahun lalu.
“Kurang tahun ini buahnya dek, banyak buah mudanya sudah rontok dan busuk bahkan kering dipohon,” ujarnya.
Kurangnya hasil panen kopi menurut Kipli disebabkan sejumlah kawasan di Pagaralam dan sekitarnya beberapa bulan lalu diserang hujan es.
“Jika kena hujan es pada saat kopi sedang berbunga maka dipastikan buahnya akan kurang. Karena akibat hujan es bunga kopi yang merupakan cikal bakal buah kopi menjadi busuk dan kering,” katanya.
Padahal saat ini harga jual biji kopi sedang membaik yaitu diatas Rp20.000 perkilogram. Petani berharap saat puncak panen harga kopi tetap stabil agar para petani kopi sedikit terbantu meskipun buahnya kurang namun harganya bagus.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Pagaralam Gunsono melalui Kabid Perkebunan Diki Herlambang membenarkan jika musim panen kopi tahun ini sedikit berkurang jika dibandingkan tahun lalu.
“Kurang bukan gagal panen. Hal ini disebabkan karena hujan es ditambah saat ini curah hujan masih tinggi di Pagaralam padahal harusnya sudah masuk musim kemarau,”tukasnya.
Reporter : LIAN