MUARA ENIMPARIWISATA

Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Muara Enim Gelar Pelatihan Bagi Pelaku Usaha Pariwisata

Hj Desloehal Djumrianti, SE., MIS., Ph.D : Delapan Hal Yang Harus Diperhatikan Guna Pengembangan Dunia Pariwisata

MAKLUMATNEWS.com, MUARAENIM — Pandemi virus corona berdampak luas pada industri pariwisata di seluruh dunia karena anjloknya permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Drastisnya penurunan permintaan ini disebabkan oleh pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan oleh banyak negara yang berusaha membendung penyebaran dan penularan virus yang bisa berakibat fatal itu. Indonesia, sebagai salah satu negara pilihan tujuan wisata juga tidak luput dari imbas ini.

Sama seperti yang terjadi di seluruh dunia, Indonesia menanggung imbas dari merosotnya industri pariwisata akibat pandemi virus corona. Dampak itu telah dialami oleh para pelaku UMKM industri jasa pariwisata selama lebih kurang 2 tahun. Begitujuga yang dirasakan para pelaku industri di Kabupaten Muara Enim.

Menyikapi itu, guna membangkitkan kembali gairah pariwisata di Kabupaten Muaraenim, Senin (27/06/22) Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kabupaten Muaraenim mengadakan  pelatihan selama 2 hari, tanggal 27 – 28 Juli kepada 40 orang pelaku usaha perhotelan dan penginapan yang berasal dari tiga Kecamatan di Muaraenim, yakni Kecamatan Muara Enim, Lawang Kidul dan Panang Enim.

Pelatihan itu menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten. Mereka adalah DR. H.  Horison Husin, SH, MH dari Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya Hj Desloehal Djumrianti, SE., MIS., Ph.D dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Muaraenim Amrullah Jamaluddin, SE.

Hadir juga Sekretaris Dinas Parekraf Kabupaten Muaraenim Ir Fransiska M. Si, Kabid Pengembangan SDM dan Ekraf Ratna Tri Shinta Dewi SE, Kasi Pengembang SDM  Ratmanudin, S. Pd,  MM, Kasi Analisis Kebijakan Subkordinator SDM pengembangan aparatur Asriawarni,  SE  serta staf   Dinas Parekraf Kabupaten Muara Enim.

Kepala Dinas ParEkraf Kabupaten Muara Enim Isdrin, ST saat acara pembukaan menyampaikan bahwa,  kegiatan pelatihan ini dilaksanakan untuk memberikan informasi dan pengetahuan bagi para pelaku usaha Industri Wisata di Muaraenim wawasan serta ilmu tentang dunia kepariwisataan.

BACA JUGA  Hari Kedua Idhul Fitri, Jakabaring Sport City Mulai Dikunjungi Warga

“Dengan dilaksanakan pelatihan ini,  kami menghimbau para peserta agar dapat menimba ilmu yang banyak dari kegiatan pelatihan ini, jangan hanya hadir saja dan pulang tidak membawa pengetahuan apa-apa.Saya berharap para pelaku usaha dapat berimprovisasi untuk mengembangkan dan memajukan sektor pariwisata, kami selaku pemerintah hanya sebagai fasilitator dan konseptor,” urainya.

Desloehal Djumrianti, SE., MIS., Ph.D, dalam materinya menyampaikan, bahwa pandemi COVID-19 telah menghantam industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Berdasarkan data dari Buku Tren Pariwisata 2021,  yang diterbitkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf, tidak main-main, sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, dan puncaknya terjadi April 2020 dengan jumlah wisatawan hanya sebanyak 158 ribu.

Tidak hanya itu, Dampak pandemi COVID-19 pada sektor pariwisata Indonesia juga terlihat dari pengurangan jam kerja. Sekitar 12,91 juta orang di sektor pariwisata mengalami pengurangan jam kerja, dan 939 ribu orang di sektor pariwisata sementara tidak bekerja.

Hal ini menurut Yanti, begitu dirinya disapa, harus disikapi secara bersama – sama, baik pelaku usaha pariwisata maupun pemerintah. Oleh karenya apa yang dilakukan Pemkab Muaraenim melalui Dinas Pariwisata dan ekonomi Kreatif melaksanakan pelathan ini cukup tepat.

Dalam penataan kembali dunia pawisata ini, menurut Yanti ada delapan  aspek yang perlu diperhatikan yaitu,  restoran, penginapan dan pelayanan perjalanan, transportasi, pengembangan daerah tujuan wisata, fasilitas rekreasi, atraksi wisata serta MICE (Meeting, Insentive, Convention, Exhibition).

Merupakan tugas bersama, baik pengusaha pariwisata maupun pemerintah untuk memperhatikan delapan hal ini. Jika berkaitan dengan menu dan fasilitas, maka menjadi tugas pengusaha untuk membenahinya. Akan tetapi jika berkaitan dengan akses menuju lokasi pariwisata maka peranan pemerintah sangat diharapkan untuk menyediakannnya.

BACA JUGA  Soft Launching Danau OPI Ditargetkan Agustus 

Editor : Sgw

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button