Fenomena Keajaiban Alquran


MAKLUMATNEWS.com, Palembang — TULISAN ini diturunkan dalam rangka kita memperingati Nuzulul Quran pada setiap 17 Ramadan.
Alquran turun kepada Rasulullah Saw secara berangsur angsur dalam kurun waktu lebih dari dua puluh tahun, mengiringi berbagai peristiwa yang dilalui dakwah Islam.
Proses turun yang digariskan ini tentu tidak terlepas dari adanya berbagai rahasia ilahiah di baliknya, diantara nya seperti yang disitir Allah SWT dalam firman Nya.
“Dan Alquran Kami turunkan berangsur angsur agar engkau Muhammad membacakannya kepada manusia perlahan lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.”(QS Al- Isra’ 106)
“Dan orang orang kafir berkata, Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepada nya sekaligus. Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu Muhammad dengan nya dan Kami membacakannya secara Tartil , berangsur angsur, perlahan dan benar.
Dan mereka orang orang kafir itu tidak datang kepada mu membawa sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepada mu yang benar dan penjelasan nya yang paling baik.” (QS. Al-Furqan, 32-33)
Ketika Jibril turun untuk mewahyukan suatu ayat, maka ia langsung menunjukkan tempat atau letak ayat tersebut di surah tertentu karena Rasulullah Saw.
Itulah sebabnya, dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa ketika selesai membacakan ayat tertentu yang baru turun kepada para sahabat dan penulis wahyu, beliau langsung memerintahkan mereka untuk menuliskannya di surah ini atau itu, dan di antara ayat ini atau itu.
Selanjutnya dalam berbagai riwayat yang shahih juga diterangkan bahwa dalam berbagai kesempatan, seperti pada saat mengimami shalat atau memberikan pelajaran kepada para sahabat, Rasulullah Saw terkadang membacakan ayat ayat yang telah diturunkan dan dicatat tersebut berkali kali/diulang ulang, sesuai dengan tata letak yang telah digariskan sebelumnya.
Tidak itu saja, sekali dalam setahun Malaikat Jibril juga turun khusus untuk menyimak kembali ayat-ayat yang telah diwahyukan dalam kurun waktu satu tahun tersebut, dan pada tahun wafatnya Rasulullah Saw, sang Malaikat turun dua kali dalam rangka melaksanakan tugas ini.
Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan.
Akan tetapi, kedermawanan beliau akan mencapai puncaknya dalam bulan Ramadan, yaitu ketika Jibril menemui nya.
Dalam bulan tersebut Jibril menemui Rasulullah Saw pada setiap malam guna mengajarkan Alquran, menyimak kembali bacaan dan hafalan Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitabnya, Fathul Baarii, Ibnu Hajar Al Asqalani mengomentari ini berkata, Ia Jibril melakukan hal tersebut agar ayat ayat Alquran lebih mantap dan merasuk ke dalam hati dan pikiran Rasulullah, sehingga beliau tidak akan lupa.
Hal ini merupakan realisasi dari janji Allah SWT dalam firman Nya :.
“Kami akan membacakan Alquran kepada mu Muhammad sehingga engkau tidak akan lupa.” (QS. Al- Alaa , 6)
Satu hal yang harus digaris bawahi adalah pembacaan Rasulullah Saw terhadap ayat-ayat Alquran dihadapan Jibril, sebagai mana dijelaskan di atas, tentu nya sesuai dengan urutan yang termaktub pada mushaf yang ada di tangan kaum Muslimin sekarang ini.
Selanjutnya, para sahabat juga menghafal Alquran, menulisnya di mushaf mushaf pribadi mereka, serta membacanya dalam sholat dengan urutan yang sama dengan yang disampaikan Rasulullah Saw.
Lebih lanjut mereka juga saling mengajarkan dan memperdengarkan bacaan di antara mereka satu sama lain.
Ringkasnya, Rasulullah Saw dan para sahabat sama sekali tidak membaca atau menghafal Alquran berdasarkan urutan turun nya ayat.
Dari riwayat ini dapat dilihat bahwa Rasulullah Saw secara eksplisit menunjukkan waktu turun dan letak ayat tersebut.
Hal ini jelas semakin memberikan keyainan bahwa urutan ayat ayat Alquran merupakan petunjuk dari Allah SWT kepada Rasulullah Saw melalui Jibril dihafal dan ditulis dengan penuh ketelitian oleh para sahabat, hingga akhirnya sampai di tangan kita.
Dalil selanjutnya adalah kodifikasi Al quran yang dilakukan Khalifah Abu Bakar Ra dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan ayat ayat nya secara utuh dan teratur di lembaran lembaran yang tersusun di satu tempat.
Setelah sebelumnya terpisah pisah di berbagai tempat, seperti di pelepah kurma, bebatuan, kulit kayu, tulang binatang dan sebagainya.
Sebelum proyek kodifikasi tersebut, seluruh ayat Alquran sebenarnya telah dihafal secara sempurna oleh para sahabat, dalam arti sahabat A hafal surat ini, sahabat B hafal surat ini dan itu, demikian seterusnya.
Sebenarnya penulisan Alquran sejak Rasulullah Saw dan dilanjutkan pada masa Abu Bakar Ra dan Utsman Ra telah dilakukan berdasarkan dialek Quraisy.
Dalam perjalanan nya Utsman mengintruksikan seluruh umat Islam membaca dan menuliskan Alquran dengan bahasa Quraisy saja, biar tidak terjadi perselisihan di kalangan umat.
Kodifikasi Khalifah Utsman dimaksudkan untuk menghimpun kaum muslimin pada qiraat qiraat yang memiliki landasan kuat dan bersumber dari Rasulullah Saw serta membatalkan yang lainnya.
Kodifikasi ini juga agar umat memiliki satu mushaf yang tidak ada perubahan tata letak kalimat kalimat nya di dalamnya, tidak ada penakwilan , serta tidak ada pencampuran antara ayat-ayat yang telah di nasakh bacaannya.
Mushaf inilah yang kemudian diwajibkan menjadi referensi dalam bacaan dan hafalan agar tidak ada lagi pertikaian dan keragu-raguan yang menghinggapi generasi generasi sesudahnya. (Lihat imam AZ Zarkasyi) (*)
________
Sumber bacaan : Dr. Muhammad Mahmud Hijazi hal. 1-7. Berjudul Fenomena Keajaiban Alquran, Kesatuan Tema dalam Alquran
* Oleh Albar Sentosa Subari
Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel