OPINI

Fenomena Merosotnya Akhlak Remaja

MAKLUMATNEWS.com, Palembang —

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. (HR. Bukhari). 

 

HADIST di atas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang diterima Rasulullah SAW dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu terjadi kemerosotan akhlak yang disebut dengan zaman jahiliyyah.

Bukan jahiliyyah intelektualnya. Akan tetapi jahiliyyah dalam aspek akhlak terpuji kepada Allah maupun sesama manusia, di mana manusia mengagungkan hawa nafsu untuk kenikmatan dunia semata.

Betapa pentingnya akhlak terpuji bagi kehidupan umat manusia untuk terciptanya sebuah kehidupan yang tenteram, damai, selamat, bahagia dunia akhirat.

Namun seiring berkembangnya IPTEK di era globalisasi saat ini, sangat kuat pengaruh bagi setiap aspek kehidupan remaja.

Pengaruh positif dan negatif menghampiri setiap generasi terlebih remaja yang masih duduk di bangku sekolah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh positif IPTEK saat ini membuat remaja lebih mudah dalam beraktivitas.

Salah satu hal kebanyakan terjadi di kalangan remaja saat ini yaitu dari sisi negatifnya sehingga menyebabkan terjadi kemerosotan akhlak pada remaja.

Sebagian besar remaja zaman sekarang meniru gaya hidup orang barat yang notabennya tinggal di kota metropolitan dengan semua fasilitas tercukupi.

Bahkan mereka yang hidupnya di desa pun juga mengikuti gaya orang barat tersebut baik mereka yang lahir dari keluarga sederhana maupun menengah ke bawah, ingin terlihat bergaya hidup mewah.

Mereka lebih mengikuti tren mode di masa sekarang, setiap ada model baru mereka harus mengikutinya dan apabila tidak, mereka takut akan dikatakan “kamu kolot”, “lho kamu ketinggalan zaman” atau “gayamu kok jadul gitu” dan sebagainya.

Selanjutnya, lihatlah cara berpakaian orang-orang luar negeri dan juga para pemain film di televisi yang kelihatannya kurang layak dipakai karena terlalu tipis dan seksi.

Dan itu ditiru sehingga menjadi korban pelecehan seksual dalam berpakaian se perti ini biasanya dari kalangan remaja putri.

 

Perilaku menyimpang

Selain itu ada juga perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para remaja yaitu bullying, tawuran, terlibat narkoba dan minum minuman keras.

Saat masih jam pelajaran terlihat beberapa pelajar SMA bahkan SMP bolos sambil mengisap rokok duduk di suatu tempat yang aman.

Di waktu yang lain terlihat beberapa pelajar saat pulang sekolah memanggil teman yang lain mohon maaf, dengan panggilan: “hei goblok”, dijawab temannya: “tunggu dulu goblok” dst. Astaghfirullahal ‘adziim terkejut dan miris kita mendengarnya.

BACA JUGA  Pacaran Seharusnya Dilakukan dalam Ikatan Pernikahan

Kasus terbaru yang memiriskan hati kita terjadi pada seorang anak eks pejabat tinggi Ditjen Pajak yang menjadi tersangka pelaku kekerasan terhadap seorang remaja berusia 17 tahun.

Selain itu, ia sering memamerkan harta kekayaan baik sepeda motor atau mobil mewah di depan publik.

Wakil Sekjen MUI Bidang Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa Arif Fahrudin menilai kasus yang menyita perhatian banyak pihak itu, dinilai cerminan persoalan akhlak anak bangsa yang sangat merosot di kalangan remaja.

Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat kematangan seksual antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda yang di mana seseorang mencari jati dirinya dengan membangun identitas ego diri sendiri.

Pada masa remaja ini pula anak akan mengalami masa pubertas, dengan demikian anak akan lebih menunjukkan perkembangan biologisnya.

Saat mencari jati dirinya akan mengalami guncangan dan oleh karena itu pergaulan remaja harus mendapat perhatian yang kuat dari pihak keluarga sendiri dan masyarakat sekitar.

Jika dilihat di antara permasalahan di atas, yang paling mendasar adalah problematika kurang tepatnya pergaulan serta minimnya pendidikan agama yang ditanamkan oleh orang tua sejak kecil sehingga menimbulkan kenakalan remaja.

Hal-hal di atas tidak sesuai dengan konsep Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin pada bab Adabul Ulfah wal Ukhwah.

Beliau memberikan konsep mengenai memilih teman untuk bergaul yaitu orang yang baik budi pekertinya, berakal, tidak fasiq, tidak bid’ah dan tidak loba kepada dunia.

 

Penanaman agama

Al-Ghazali menegaskan yang paling utama dalam memilih teman adalah dilihat dari segi akhlak yang baik karena menurutnya sepintar apa pun seseorang jika tidak memiliki akhlak baik maka akan membawa kemudaratan bagi orang yang berada di dekatnya.

Imam Ghazali juga berpesan apabila tidak memperoleh teman yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas, maka sendirian adalah hal yang paling utama untuk menyelamatkan diri.

Hal ini selaras dengan sabda Nabi SAW: “Bertakwalah engkau kepada Allah di mana pun kamu berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya diikuti dengan perbuatan baik yang bisa menghapus dosanya, dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Hadist ini menunjukkan bahwa, Islam menganjurkan agar manusia bergaul yang baik dengan manusia lainnya.

 

Solusi Terbaik

BACA JUGA  Sayangilah Kedua Orang Tuamu

Solusi terbaik adalah dengan penanaman agama yang kuat dan akhlak mulia terhadap remaja di mana pun mereka berada. Baik di rumah, sekolah, masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara.

Misalnya di keluarga, orang tua mengajarkan akan keimanan, ketakwaan dan sopan santun karena orang tua diwajibkan mengajarkan cara bergaul yang baik untuk bekal anaknya selama hidup di dunia.

Sering-seringlah menasihati remaja dengan penuh kasih sayang dan cinta, bahwa akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan.

Manusia memiliki akhlak yang baik sangat dicintai oleh Rasulullah, dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk surga.

Sebaliknya akhlak tercela penyebab seseorang terjerumus ke dalam neraka.

Nabi SAW ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk surga, maka beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”.

Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk neraka, maka beliau menjawab: “Lidah dan kemaluan. (HR. Bukhari).

Selanjutnya ajarilah anak-anak sejak usia dini untuk bersikap dan berperilaku hidup sederhana, jangan terlalu memanjakan anak-anak dengan fasilitas mewah demi mengharapkan kehormatan dari orang lain yang sifatnya fana di dunia ini.

Menurut Imam Al-Ghazali, yang menjadi tujuan mencari kemasyhuran atau popularitas adalah penghargaan dan kedudukan dalam hati. Sedangkan hubbul jah atau gila hormat adalah sumber dari segala kerusakan.

Kemudian, yang dicela adalah mencari popularitas dengan sangat menginginkannya dari manusia.

Adapun jika popularitas datang dari Allah tanpa mengupayakannya, maka tidak tercela.

Selalu membimbing mereka untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT telah sebutkan dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam, [68] ayat: 4).

Hal ini sesuai hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dengan penuturan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Memberikan contoh keteladanan merupakan metode yang terbukti paling berhasil dalam membangun dan membentuk etos sosial, akhlak dan spiritual remaja.

Orang tua merupakan sosok guru pertama bagi anak mereka. Segala tindak tanduk orang tua akan diamati dan ditiru oleh anaknya. (*/Serambinews.com)

 

Fenomena Merosotnya Akhlak Remaja

Oleh : Dr Murni SPd I MPd, Wakil Ketua STAI Tgk Chik Pante Kulu

< murni166@yahoo.co.id>

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button