Gerakan Perempuan Mengaji ‘Aisyiyah Sumsel, Ustadz H Reza : Bisikan Halus Riya’

MAKLUMATNEWS.com — Mafhum kiranya semua perbuatan atau amal seseorang tergantung kepada niatnya. Rasulullah Saw menegaskan, innamal a’malu binniyat yang artinya adalah “sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya”, demikian penggalan Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Oleh sebab itu, niat adalah kehendak atau tujuan yang tahu hanya dia dengan Allah Swt. Orang lain tidak berhak menilai niat seseorang. Namun demikian, ada banyak fenomena yang jelas dan tampak dipertontonkan oleh orang-orang ketika melakukan ibadah, seperti umrah dan salat, sehingga viral dan banyak orang memuji dan tidak sedikit pula yang mencemooh.
Perbuatan ini tentu yang tau niatnya adalah dirinya sendiri sehingga tidak boleh divonis bahwa video ibadah umrah tersebut misalnya disebut perbuatan riya’.
Perbuatan Riya’ dan bahayanya inilah yang menjadi tema kajian Majelis Tabligh dan Ketarjihan ‘Aisyiyah Sumsel yang disampaikan oleh Al Ustadz H Ir Reza Esfan Asjoedjir.
Dihadapan ibu-ibu Gerakan Perempuan Mengaji ‘Aisyah Sumsel yang hadir di Masjid Jamik Balayudha, Palembang, Jumat petang, 27 Oktober 2023, Ustadz Reza Esfan Asjoedjir mengemukakan ada tiga ciri dan tanda-tanda orang yang riya’.
Menurut Ali bin Abi Thalib ra, kata Ustadz Reza, Orang yang berlaku riya’ memiliki tiga ciri dan tanda-tanda orang yang riya’. Yaitu dia menjadi pemalas apabila sendirian, dia menjadi giat jika berada di tengah-tengah orang banyak, dia menambah kegiatan kerjanya jika dipuji dan berkurang jika diejek.
“Jadi riya’tersebut sebenarnya bisa dinilai dengan pendekatan tiga ciri tersebut, namun semuanya kembali kepada niat masing-masing,” jelas Staf Ahli Direktur SIT Al Furqon Palembang ini.
Selanjutnya dalam Surah Al Baqarah ayat 208 berbunyi : “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam islam. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan ini musuh yang nyata, jangan dipotong ayat-ayat Alquran, karena Allah yang menurunkan dan mengaturnya,” kata Ustadz Reza.
Dalam tausiyahnya, ia mengatakan riya’ adalah mashdar yang artinya suatu perbuatan berpura-pura atau menyombongkan diri untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia bukan niat tulus kepada Allah.
Tindakan riya’ bertentangan dengan ajaran islam yang menekankan pada keislaman (kejujuran dalam niat) dan ibadah semata mata untuk Allah.
“Lakukan ibadah secara ikhlas untuk Allah agar diberikan balasan setimpal oleh Allah, meskipun didalam hidup ini, saya pun merasakannya alangkah susahnya menghindari godaan setan salah satunya riya’ ini,” katanya saat memberikan tausiyah Gerakan Perempuan Mengaji.
Oleh sebab itu, Ustadz Reza mengutip HR Muslim yang menegaskan, “Jangan kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian”.
Dalam Surah Al Baqarah 2 Ayat 264 berbunyi : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir“.
Ia mengatakan banyak dijumpai di lingkungan kerja ataupun teman-teman menampakkan salatnya padahal ketika sedang sendiri ia tidak melakukan kewajibannya.
Maka binasa dan celakalah orang yang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.
Tidak hanya itu, mereka jugalah orang-orang yang berbuat riya’, baik dalam salatnya maupun semua perbuatan baiknya. Dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.
“Seperti dalam Alquran Surah Al Ma’un 107 Ayat 4-7, Maka neraka wail atau kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna,” kata Ustadz Reza.
Kepada para jamaah majelis mayoritas muslimah, ia katakan pokok pangkal riya’ adalah kecintaan kepada pangkat dan kedudukan.
Ia berharap semoga jamaah tetap rendah hati, selalu mengingat Allah, berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.[]
Reporter : Trijumartini
Editor : Aspani Yasland