Hati yang Dikuasai Nafsu

MAKLUMATNEWS.com, Palembang — DIANTARA hal hal yang membuat hati manusia mati, ialah memperturutkan hawa nafsu, serta memuaskan segala keinginan dirinya. Karena, hati terjajah nafsu.
Sementara hati yang dikuasai nafsu akan berujung pada kesengsaraan abadi, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Allah SWT berfirman :
“Adapun mereka yang takut kepada Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah, dan mempersiapkan bekal hari kiamat. Kemudian mampu menahan hawa nafsu mereka maka tempat tinggal bagi mereka adalah surga. Tidak ada tempat lain yang sesuai selain surga.” (QS An Naazi’at 40-41)
Maksud nafsu ialah Hati. Sebab orang yang memiliki rasa takut kepada Allah, hatinya akan tergetar, seluruh organ tubuh nya akan fokus kepada Allah, wajah nya memendarkan cahaya iman.
Allah SWT juga menaburkan ketentraman dan kedamaian di relung kalbunya, menurunkan kasih rahmat Nya, serta memasukkannya ke dalam surga Nya yang kekal dan abadi.
Geliat nafsumu hanya membuka pintu pintu siksamu, baik di dunia maupun di akhirat.
Bukan kah sejatinya siksa dunia mewujudkan terputus nya rahmat Allah atas diri manusia.
Bukan kah sejatinya siksa akhirat mewujudkan kobaran api neraka.
Maka selalu ingat Allah, agar diri kita memiliki energi yang cukup untuk menahan diri dari keinginan hawa nafsu, yang selalu mengaduk aduk dada sepanjang hidup kita.
Menurutkan hawa nafsu hanya membuat hati mati, hilangnya harga diri, tercabut dari nilai nilai agama, serta kesengsaraan hidup dunia dan akhirat.
Kita diciptakan tidak untuk memperturutkan hawa nafsu. Allah menciptakan manusia untuk tujuan agung dan mulia.
Yaitu kebahagiaan abadi yang berbasiskan laku ketaatan bersembah sujud kepada Nya.
Kita tidak akan pernah menemukan rasa bahagia yang sesungguhnya dalam diri , jika hati terkuasai hawa nafsu, sebab kebahagiaan hakiki hanya bisa diraih dengan cara mulai dan bermartabat, serta bersendikan hati bening dan jiwa suci dari lumur lumur hawa nafsu.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku.” (QS. adz. Dzariyaat ayat 56)
Jika menafikan fitrah penciptaan manusia, setan akan dengan leluasa memperdaya kita, yang menyebabkan diri terjerembab ke dalam kubangan keburukan, kejahatan, kerendahan dan kehinaan hidup.
Dan ketika hati telah terkuasai oleh hawa nafsu, pelan tapi pasti diri akan tergiring ke level paling rendah derajat kemanusiaan.
Ada banyak peringatan Allah dalam pesan Alquran yang mengingatkan ummat manusia akan bahaya hawa nafsu, serta seruan Nya, untuk menjauhi hawa nafsu.
Sebagai mana firman Allah dalam QS Al Kahfi 28 :
“Dan jangan lah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
Rasulullah Saw bersabda :
“Ada tiga perkara yang menyelamatkan, dan tiga perkara yang membinasakan. Adapun tiga perkara yang menyelamatkan ialah Taqwa pada Allah baik secara rahasia maupun terang terangan.
Bicara benar dalam keadaan ridha maupun marah. Bersyukur atas nikmat kekayaan maupun kefakiran.
Sedangkan tiga perkara yang membinasakan adalah memperturutkan hawa nafsu, menikmati kekikiran, serta bangga dengan dirinya sendiri. (HR. Al- Bazzar)
Seorang ahli hikmah bertutur, Jika kau mau, aku beritahu penyakitmu. Bila kau mau aku beritahu obatmu. Penyakit mu adalah hawa nafsumu. Obatmu adalah meninggalkan hawa nafsumu dan memeranginya.
Bisyar al Hafi mengatakan semua penyakitmu ada pada hawa nafsumu. Dan obat dari semua penyakitmu, ialah meninggalkan hawa nafsumu.
Suatu hari, Al Hasan Al Basri ditanya kaumnya, Wahai Abu Sa’id, Jihad apakah yang paling utama.
Beliau menjawab, perjuangan memerangi hawa nafsumu.
Ibnu Qayyim menandaskan, berjuang menaklukkan hawa nafsu adalah pangkal perjuangan, dan jauh lebih berat daripada berjuang menaklukkan para kafir dan para munafiq.
Mudah mudahan dengan puasa Ramadan ini kita dapat menundukkan hawa nafsu yang dilarang Allah SWT, dan akhir Ramadan akan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. (*)
* Oleh : Albar Sentosa Subari
Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel