KELUARGA

Janganlah Mencela Anak,  Karena Bisa Terkabul

Jaga dan jangan sampai bicara yang tidak baik

Maklumatnews.com –  Pada ungkapan bijak disebutkan, sesungguhnya banyak melakukan celaan terhadap anak akan mengakibatkan penyesalan. Teguran dan celaan yang berlebihan akan berakibat anak makin berani melakukan tindakan keburukan dan hal-hal tercela.

Allah Ta’ala berfirman,’’“Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk)” (QS. Al-Hujuraat [49]: 11). Jangan kalian saling mencela, karena bisa jadi yang dicela tidak lebih buruk dari yang mencela. Apalagi, perkataan kepada anak.

Dalam Buku Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Karya Jamaal ‘Abdur Rahman, disebutkan bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam adalah orang yang paling menghindari mencela anak. Beliau tidak banyak melakukan teguran terhadap anak dan tidak pula banyak mencela sikap apa pun yang dilakukan oleh anak. Tidaklah sekali-kali Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam mengambil sikap ini, termasuk dalam menanamkan perasaan punya malu serta menumbuhkan keutamaan sikap mawas diri dan ketelitian yang berkaitan erat dengan akhlak mulia.

Semua sentuhan pendidikan yang begitu tinggi dari Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam pernah dialami Anas r.a yang pernah melayani Rasulullah, sebagaimana diungkapkan melalui hadits berikut:

“Aku telah melayani Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam selama 10 tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan: `Mengapa engkau lakukan?’ Dan pula tidak pernah mengatakan: ‘Mengapa tidak engkau lakukan?’” (HR. Bukhari – Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan:  “Tidaklah sekali-kali beliau memerintahkan sesuatu kepadaku, kemudian aku menangguhkan pelaksanaannya atau menyia-nyiakannya, lalu beliau mencelaku.

Jika ada salah seorang dari ahli baitnya mencelaku, justru beliau membelaku: ‘Biarkanlah dia, seandainya hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah akan terjadi.’” (Ahmad)

*Katakan yang Baik*

Sehubungan dengan hal ini, barangkali seseorang akan mengatakan, “Seandainya kita bersikap lemah-lembut dan banyak toleran, tentulah anak akan bertambah berani melakukan pelanggaran dan kita tidak bisa mengarahkan atau membimbingnya lagi.”

BACA JUGA  Selamat dari Kecelakaan Maut, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Ternyata Rajin Puasa Senin Kamis

.“Mengapa tidak berbuat kurang ajar, baik Anas, Ibnu `Abbas, Zaid Ibnu Haritsah, dan putranya Usamah Ibnu Zaid, anak-anak Ja`far, anak-anak pamannya, Al-‘Abbas, maupun anak-anak lainnya, yang pendidikan mereka ditangani oleh Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam sehingga mereka menjadi tokoh dan para imam pemberi petunjuk?

Secara naluriah, orangtua selalu ingin melindungi dan menyayangi anak-anaknya. Tapi kadang kala saat emosi tak tertahankan atau ketika dalam tekanan, orangtua mengucap kata atau sumpah yang penuh nada keburukan pada anak.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam telah memperingatkan para orangtua untuk selalu mendoakan kebaikan untuk anak keturunan beliau secara khusus dan anak kaum muslimin secara umum.

Beliau juga meminta para orangtua untuk berhati-hati mengucapkan sumpah atau doa untuk anak-anaknya. Bisa jadi doa atau ungkapan buruk yang terlontar bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa. Sehingga, doa buruk malah terkabul.

Hal tersebut terdapat dalam sebuah hadits panjang di kitab Shahih Muslim.  “ Ada seorang lelaki yang berucap kepada untanya, ” Hus (kalimat hardikan kepada unta agar jalannya cepat -pen), semoga Allah melaknatmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “ Siapa yang melaknat untanya itu?”

Lelaki itu menjawab, “ Aku, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “ Turunlah (dan turunkanlah barang-barangmu darinya. Janganlah Engkau menyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu.

Janganlah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu . Agar (doa tersebut) tidak bertepatan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian.” (HR. Muslim).

Untuk itu para orangtua diminta berhati-hati dalam memanggil atau menyebut nama anak, pilihlah ungkapan yang penuh kebaikan. Hindari menyumpahi anak dengan kata-kata yang buruk seemosi apapun. Jangan sampai terlontar dari mulut orangtua sumpah buruk pada anak yang bisa jadi kenyataan. (*)

BACA JUGA  Kepedulian Seorang Kepala Puskesmas Mariana terhadap Kesehatan Balita Ditengah Kabut Asap   

Penulis: Bangun Lubis

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button