Kuatkan Tali Silaturahmi, SIT Al Furqon Palembang Gelar Ifthor Jama’i 1444 H

MAKLUMATNEWS.com, Palembang — Memasuki puasa Ramadhan ke-23, Yayasan Islam Al Furqon Palembang menggelar Ifthor Jami’i 1444 H bersama Guru dan Pegawai Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Furqon Palembang di Aula Darul Jannah SIT Al Furqon.
Dengan semangat Ramadhan, kegiatan ini dilaksanakan agar semakin meningkatnya ukhuwah dan silahturahmi.
Dalam kata sambutannya, Ketua Dewan Pembina Sekolah Islam Terpadu Al Furqon, H Djuliar Rasyid mengungkapkan semoga ibadah yang kita jalani selama bulan suci Ramadhan diridhai Allah SWT.

Di pertengahan acara, ada beberapa penampilan dari para guru dan pegawai baru SIT Al Furqon yaitu pembacaan puisi musikalisasi dan shalawat nabi bersama.
Dalam kegiatan ifthor juga menghadirkan penceramah agama, Ustadz Drs. H. Mohd Lutfi Izzudin,MA dengan di dampingi Ketua Dewan Pembina SIT Al Furqon, H Djuliar Rasyid beserta istri, Pimpinan Redaksi Assajidin Group, H. Bangun Lubis.
Silaturahmi menurut para ulama yaitu miniatur akidah.
Miniatur adalah sambung menyambung sedangkan aqidah adalah simpul keyakinan iman.
“Maka kita harus bangun silaturahmi di atas aqidah,” kata Ustadz Lutfi Izzudin dalam tausiyahnya menjelang berbuka puasa, Jumat (14/4/23)
Silaturahmi merupakan nilai besar daripada akidah. Jikalau seseorang memutuskan silahlturahmi maka dia juga telah memutuskan aqidah.
Keutamaan menjaga silaturahmi untuk kebaikan di dunia dan akhirat karena sudah taat kepada Allah dengan menjaga hubungan antar manusia.
Menjalin silaturahmi antar umat Islam sangat diwajibkan oleh Allah SWT.
Keutamaan menjaga silaturahmi sangat bermanfaat bagi kehidupan dan kegiatan sehari-hari.
Rasulullah SAW Bersabda:
“(Hakikat) orang yang menyambung silaturahmi itu bukan orang yang membalas kebaikan (dengan kebaikan). Akan tetapi ia yang apabila silaturahminya terputus, bergegas menyambungnya.” (HR Bukhari)

Dalam hadist lain disebutkan :
“Kekerabatan itu berada di arsy, ia berkata, Siapa yang menyambung ku niscaya Allah akan menyambungkan kepadanya (kebaikan), dan siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus darinya (kebaikan).” (HR Bukhari dan Muslim).
Mereka yang memutuskan tali silaturahmi juga mendapatkan ancaman dosa.
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia -bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat- daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR Abu Daud).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengingatkan ancaman bagi pemutus tali silaturahmi.
Abu Jabir bin Muth’im meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi).” (HR Bukhari dan Muslim).
Reporter : Tri Jumartini