Riya’ Penyakit Hati Akut

MAKLUMATNEWS.com, Palembang — Sesungguhnya riya’merupakan penyakit hati yang sangat akut yang sering menyakiti jiwa jiwa lemah nan rapuh.
Riya’mendorong manusia yang lemah iman cinta sanjungan.
Senang memamerkan diri dengan apa yang ada pada dirinya, baik harta kekayaan, perbuatan bahkan laku ibadah.
Perilaku gila sanjungan dan pujian tersebut, jelas menggerus niatan mulia laku hati.
Utamanya dalam ibadah, karena dapat melenyapkan pahala.
Dalam pandangan islami, pamer diri adalah geliat keinginan untuk mengemis sanjungan dan pujian manusia, serta merasa senang dengan sanjung puji yang ada.
Pamer diri ialah cermin nyata kegilaan untuk diakui, diapresiasi dan dihargai semua jasa jasa yang pernah diperbuat dalam kehidupan ini.
Laku ibadah yang berlumur recik recik riya’adalah bukti nyata kealiman simbolik, laku keimanan hipokrit dan sikap keragaman yang ambigu.
Padahal Allah berfirman dalam QS Al Bayyinah ayat 5 :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.”
Suatu hari, ketika Rasulullah Saw duduk bersila bersama para sahabat, salah seorang mereka berujar kepada nya.
Wahai utusan Allah, aku mengerjakan suatu amal kebaikan, dan berharap ridha serta pahala Allah, pada saat yang sama, aku juga senang dilihat dan dipuji kaumku atas apa yang aku kerjakan.
Rasulullah Saw lantas membaca Wahyu Allah yang diturunkan kepadanya.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhan nya.” (QS. Al Kahfi ayat 110)
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah Saw bersabda :
“Berlindung lah kalian kepada Allah dari Sumur Kesedihan.
Para sahabat bertanya, wahai utusan Allah, apakah sejati nya yang dimaksud dengan Sumur Kesedihan itu.
Rasulullah Saw menjawab Sumur Kesedihan adalah lembah di dasar neraka Jahanam, yang berlindung daripada nya Jahanam setiap harinya empat ratus kali.
Para sahabat bertanya lagi. Wahai Rasulullah Saw siapa yang akan dimasukkan ke dalamnya.
Rasulullah Saw menjawab Yaitu para qori’ yang mempertontonkan perbuatan mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Sepintas sifat riya’merupakan perkara sepele, namun akibatnya sangat fatal.
Sifat riya’dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan air yang menimpa debu di atas bebatuan
Allah SWT berfirman QS. Al Furqon ayat 23 :
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.”
Rasulullah Saw pernah bersabda :
“Takut lah kalian kepada syirik kecil.
Para sahabat bertanya. Wahai utusan Allah, apa yang sejati nya dimaksud dengan syirik kecil itu.
Rasulullah Saw berujar. Yaitu sifat riya’. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya’..
Pergilah kalian kepada mereka, dimana kalian dulu pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa hidup di dunia.
Lihat lah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka.”(HR Ahmad)
Riya’ yang menguasai hati seseorang akan mendorong kecintaan kepada dunia dan sanjung puji penghuninya, pelan pasti akan memotivasi perilaku riya’ ke Maruk dunia.
Dengan begitu sepanjang hidupnya si pelaku riya’ akan menjadi dunia tujuan utama hidupnya, serta mendambakan hidup di dunia untuk selamanya.
Padahal dengan tegas Rasulullah Saw berwasiat :
“Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.” (HR.al Baihaqi)
Riya’tak ubahnya baju kehinaan yang dikenakan dalam diri manusia. Sebagus, seindah, sehebat dan segagah apa pun baju riya’yang digunakan, hal itu tidak akan menghilangkan kehinaan dan kenistaan dirimu dihadapan Allah.
Riya’hanya melenyapkan berkah hidup mu, menghilangkan pahala mu. Maka sungguh naif, jika kau lebih memilih sanjung puji manusia ketimbang apresiasi Allah.
Sungguh aneh, jika diri manusia memilih dimuliakan manusia dari pada dimuliakan Allah SWT. (*)
* Oleh : Albar Sentosa Subari
Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel