Lebih Dari 2 Pekan Harga Telur Tak Kunjung Turun, Ternyata Ini Penyebabnya..!
Harga Telur Lebih Tinggi Dari Ayamnya

MAKLUMATNEWS.com,Palembang,—Sejak beberapa pekan terakhir, harga telur ayam ras tinggi. Sampai dengan saat ini rata-rata harga telur ayam ras yang dijual diangka Rp30 ribu per kilogram (Kg).
Berdasarkan pantauan, di Pasar 26 Ilir, telur dijual dengan harga fluktuatif mulai dari Rp28.000 – Rp30.000/ kg. Kenaikan harga ini terpantau sejak 17 Agustus lalu.
Salah seorang warga Palembang, Mega mengatakan, biasanya lebih sering membeli telur dari pada daging ayam. Tapi karena harga telur mahal, jadi lebih pilih membeli daging ayam.
“Harga daging ayam ras potong perkilogramnya Rp27.000, sedangkan telur Rp30.000, kami pilih ayam karena pastinya dagingnya lebih banyak,” katanya.
Zamhari mengatakan, harga telur ini naik dari distributor. Sehingga jika dijual dengan harga sebelumnya Rp24.000 /kg, pedagang merugi.
“Kami ngambil untung juga tidak banyak. Harga ini sudah turun, sempat dijual di harga Rp30 ribu/kg, hari ini Rp29.000,” katanya.
Di pasar tradisional lainnya, seperti di Pasar KM 5, harga telur ayam ras juga rata-rata dijual dengan harga Rp29.000/ kg.
Tidak hanya di pasaran, di warung besar di lingkungan perumahan, harga telur ayam ras ada juga yang jual sedikit lebih murah Rp27.500 per kg.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palembang, Sayuti mengatakan, bisa jadi Kenaikan harga telur ini dipicu karena naiknya harga-harga produksi juga.
Seperti pakan, kemudian BBM (Bahan Bakar Minyak) yang memiliki peranan penting untuk angkutan barang, sehingga mempengaruhi semua harga.
“Tetapi untuk secara khusus, kondisi kenaikan ini bukan hanya di Palembang tapi juga secara nasional dan menjadi permasalahan pemerintah pusat atau secara nasional,” katanya.
Sebenarnya, kata dia secara stok bahkan produksi pada telur ayam ras ini untuk kota Palembang tidak ada masalah, karena lebih dari cukup yang di produksi oleh peternak yang ada.
“Produksi telur ayam di kota Palembang ini per hari mencapai 20 ton secara kebutuhan produksi ini cukup bahkan lebih kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (dalam kota Palembang),” katanya.
Hanya saja memang produksi telur yang ada di kota Palembang ini bukan hanya disuplai untuk dalam kota saja tapi juga keluar.
“Dari kandang besar saja 80 persen saja masih cukup untuk kebutuhan Palembang, kenapa dia naik ini kita juga bingung, dan kita tidak bisa kendalikan karena secara nasional juga mengalami persoalan yang sama,” katanya.
Reporter : Pitria