POGI Sumsel Gelar Simposium ROSADE Palembang 2024

MAKLUMATNEWS.com, Palembang –Penjabat Gubernur Sumsel yang diwakili Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel menghadiri kegiatan dan sekaligus membuka acara Pembukaan Simposium Regional Obgyn Sumatera Update (ROSADE) Palembang 2024.
Simposium mengambil tema “Women’s Health and Pregnancy: Current Issues dan Future Outlook yang dihelat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Sumsel di Grand Ballroom Arya Duta Hotel Palembang, Senin (22/4/2024).
Berpengaruh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel dr. H. Trisnawarman, M.Kes., SpKKLP mengatakan, kegiatan simposium 5TH ini dalam rangka mengupdate ilmu tentang ibu, bayi dan stunting yang sangat berpengaruh dan penting dalam upaya penurunan angka kematian akibat ibu, bayi dan stunting di Provinsi Sumsel.
“Untuk tahun 2024 ini kita harapkan ada penurunan angka terbaru untuk tingkat stunting di Provinsi Sumsel.
Sebenarnya ini bukan organisasi, tapi ini kan suatu colegium yakni Colegium Obgyn namanya, sangat berpengaruh dalam rangka penurunan angka kematian ibu, anak, dan stunting.
Di sini ada para spesial, para dokter-dokter ahli dalam rangka penurunan angka stunting, ibu dan bayi,” ujarnya.
Untuk tenaga kesehatannya sendiri, kata Trisnawarman, sudah mencukupi, cuma perlu penambahan terus update untuk sub spesialisnya.
“Jadi kita tetap lebih banyak sub spesial lebih baik untuk ke depannya, harapan kita untuk meningkatkan penurunan kematian terkait masalah kebidanan, yakni kematian ibu, bayi, dan stunting mengenai gizi buruk ini tadi untuk di Sumsel.
Untuk angkanya sendiri masih 18,6 persen belum release tapi belum ada release yang terbaru, ya kita harapkan turun dari 18,6 persen tersebut, dan kalau target nasional yakni 14 persen,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, berbagai macam langkah kita lakukan. Ada bapak asuh, orang tua asuh, gerakan-gerakan serentak, dalam rangka gerakan penimbangan serentak dan lain sebagainya.
“Kalau terkait bapak asuh, dia ada dari orang, bisa dari kepala daerah, ada dari fans Coorporate Social Responsibility (CSR), ada dari dana desa, ada dari kementerian kesehatan, dan banyak anggarannya untuk bapak asuh tersebut,” katanya.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Dan SDM Setda Provinsi Sumsel Kurniawan Abadi, S.E., M.M mengatakan, untuk mengatasi stunting ini maka melalui Gerakan Aksi Bergizi (GAB) secara serentak di 17 kabupaten/kota di Sumsel dengan sekitar 892 sekolah dan 117039 siswa berpartisipasi, dan kegiatan ini masih berjalan hingga saat ini.
Khusus Gerakan Penimbangan Serentak (GPS) di 17 kabupaten/kota, setiap bulan dilakukan penimbangan bayi/ balita di bawah Lima Tahun (Balita) di 6683 posyandu di Sumsel.
“Gerakan Bumil Sehat yaitu kegiatan pemeriksaan ibu hamil (bumil) sehat serentak dilakukan di Indonesia, kegiatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil di provinsi Sumsel dipusatkan di Kabupaten Banyuasin,” ucapnya.
Gerakan Penanganan Stunting se Sumsel ini melalui Surat Edaran Gubernur Sumsel Nomor 001/SE/Dinkes/2024 tanggal 9 Januari 2024 tentang program bapak asuh anak stunting.
Kemitraan bersama BKKBN perwakilan Sumsel dengan pemanfaatan e-PPGBM Dinkes, saat ini sebanyak 3258 anak stunting yang mendapat BAAS dan akan terus bertambah.
Penyediaan Alat Antropometri Kit di Posyandu, pengadaan alat Antropometri Kit sebanyak 460 unit melalui APBD Sumsel bagi posyandu yang belum memiliki Alat Antropometri Kit atau Posyandu yang alat Antropometri Kit yang belum standar.
POGI Cabang Sumatera Selatan Dr. dr. Ferry Yusrizal, Sp.O.G, Subsp. Obginsos, M. Kes menuturkan, kegiatan ini rutin dilaksanakan di Pulau Sumatera dan bergantian setiap tahun.
“Jadi ini kegiatan tahunan. Simposium ini dua hari. Kadang kadang sampai seminggu, workshop itu 30 orang keterampilan khusus,” ujarnya.
Dia menuturkan, pihaknya bersyukur di Sumsel untuk masalah Stunting sudah menurun zaman pak Herman Deru. Angkanya lebih rendah.
“Target di tahun 2024 untuk menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi,” ucapnya.
“Harapannya kegiatan ini berlangsung terus setiap tahun. Tahun depan di Medan. Sehingga dampaknya terus terasa.
Masalah kesehatan utamanya itu gizi. Ini harus bersama sama kita upayakan peningkatan gizi anak-anak dan ibu hamil,” tandasnya.
Reporter : Yanti