Santri Ponpes Izzatuna Banyuasin Jadi Korban Penganiayaan..!

MAKLUMATNEWS.com, Banyuasin–Seorang siswa Pondok pesantren Izzatuna Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban penganiayaan kakak kelasnya.
RH (13) menjadi korban kekerasan oleh kakak kelasnya pada Selasa 14 Febuari 2023 lalu. Hingga pihak keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumsel pada Kamis 16 Februari 2023.
Pelaporan tersebut berawal dari korban bersama kakak tingkatnya berinisial DF (16) yang sedang bermain basket.
” Saat bermain basket tersebut adanya kejadian saling ejek, dan pelapor tidak terima sehingga korban dibawa ke suatu tempat kosong” jelasnya.
Dalam ruangan tersebut korban sempat dipukul hingga menyebabkan benjolan di kepala dan lebam di paha bagian kanan.
Hingga pada, Senin (4/4) sore, kedua belah pihak antara korban dan pelaku ditemukan oleh anggota Subdit IV Renakta Polda Sumsel untuk melakukan restorative Justice.
Hal tersebut diungkapkan Kuasa hukum korban Syarief Fathul Mubin dan Soeheindra Tamzil. Namun setelah adanya pertemuan tersebut tidak menemukan kesepakatan.
“Dimana hari ini kami sudah bertemu dengan pihak terlapor. Namun tidak menemukan kesepakatan antara korban dan terlapor,” ujarnya.
Ada pion poin penting yang kami keberatan atas kejadian menimpa korban, yang dimana yang bersangkutan sudah tidak bersekolah lagi di pondok pesantren Izzatuna dan sudah pindah ke pondok pesantren Al Furqon. Sehingga nilai nilai belum keluar ditempat sekolah sebelumnya.
“Jadi kejadian ini menjadi pembelajaran untuk pondok pesantren dan sekolah yang lainya, kami laporkan ini bukan bermaksud berkeras diri mencari solusi baik. Namun tidak menemukannya hari ini,”harapnya.
Namun Syarief berterima kasih kepada Subdit IV Renakta Polda Sumsel sudah memberikan ruang Restorative Justice.
“Namun dibalik menerima atau tidak ada hasil kesepakatan itu nanti masing-masing pihak,” jelas Syarief
Hingga akhirnya pihak korban tetap melanjutkan proses hukum yang berlaku.
“Kami tetap mendukung proses hukum terlapor ini masih di bawa umur, ini masih panjang prosesnya, tidak kedepannya apakah keduanya akan melakukan perdamaian.
Mereka berharap agar tidak ada lagi kekerasan dalam dunia sekolah yang dilakukan oleh para siswa
“Jangan sampai terulang lagi kepada siswa lainnya,” tutup Syarief.
Reporter : Yola Dwi R