CAHAYA RAMADAN

Kisah Inspiratif di Malam Nisfu Sya’ban (1)

# Siti Aisyah Cemburu

Malam ini adalah Malam Nisfu Sya’ban. Terkait ini penulis menurunkan dua kisah menarik yang terjadi di malam yang penuh barokah ini. (Redaksi)

MAKLUMATNEWS.com, Palembang  — Malam Nisfu Sya’ban menyisakan cerita menarik dan menginspirasi.

Dikutip dari buku ‘Manajemen Cinta Sang Nabi Muhammad SAW’ yang ditulis Sopia Muhammad, diceritakan pada suatu malam ketika Aisyah terbangun dari tidurnya, ia tidak menemukan Rasulullah di sampingnya.

Rasa cemburu dalam hatinya pun muncul. Dalam benaknya ia berpikir seandainya beliau tidur bersama istri lain, padahal malam itu adalah haknya.

Aisyah mendatangi tempat istri yang lain, akan tetapi ia tidak menemukan Rasulullah. Namun ia justru menemukan suaminya tengah berada di dalam masjid.

Rasulullah yang menyadari kehadiran Aisyah pun bertanya, “Kau cemburu lagi, Aisyah? Apakah kamu khawatir, Allah dan Rasul-Nya akan berbuat aniaya padamu? Ini malam Nisfu Syaban, Aisyah?”

Dengan segala kelembutan dan kasih sayangnya, Rasulullah SAW mencoba mengingatkan Aisyah agar ia juga turut mengistimewakan saat-saat ketika ia mendekatkan diri kepada Allah, alih-alih memilih untuk tidur di samping orang yang sangat dicintai.

Asiyah memang istri Nabi yang pencemburu. Pada kisah lainnya, ia bahkan merasa cemburu pada istri-istri Nabi yang lainnya. Akan tetapi, Nabi Muhammad merupakan laki-laki yang sangat menghormati perempuan.

Ia selalu menghargai mereka dan menasihati istri-istrinya dengan perlahan sehingga suasana rumah tangga dapat kembali rukun dan penuh ketentraman.

Meskipun selalu bisa menghadapi sifat cemburu istrinya dengan penuh kasih, Rasulullah juga dapat bersikap tegas. Hal ini dikarenakan ia tidak ingin istrinya terbawa nafsu emosi belaka.

Dalam beberapa kasus, Rasulullah memilih untuk mendiamkan Aisyah yang terbakar api cemburu. Namun, ada juga saat ketika Rasulullah dengan tegas menegur kecemburuan Aisyah ketika sudah melewati batas.

BACA JUGA  Berita Foto : Cuci Karpet Sajadah Masjid 

“Aisyah, Allah itu Maha Ramah dan menyukai keramahan. Bila keramahan itu tercerabut dari sesuatu, ia akan membuatnya aib dan hina. Sebaliknya, jika diletakkan di atas sesuatu, ia akan menghiasinya. Karena itu kamu harus bersikap ramah!”

Rasulullah ingin mengajarkan istrinya untuk lebih bersikap lemah lembut dan tidak menuruti rasa dengki dan iri hati.

Oleh karenanya, beliau selalu menjaga kehormatan istri-istrinya, menengahi mereka, dan juga menegaskan bahwa ia senantiasa berlaku adil dan menyayangi kesemuanya dengan setulus hati (*/Detik.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button