MOZAIK ISLAM

Keutamaan Bulan Syaban : Pendahulu Ramadhan yang Penuh Pengampunan….!

Jakarta, Arungmedia.com—— Umat muslim kini tengah berada di bulan Syaban, bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Bulan Syaban ini memiliki banyak keutamaan.
Diketahui, bulan Syaban berada tepat sebelum bulan suci Ramadhan. Dalam buku ’32 Faidah Seputar Bulan Syaban’ karya Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, disebutkan salah satu keutamaan bulan Syaban ialah sebagai pendahulu Ramadhan.

Sehingga pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Selain itu, tentunya anjuran untuk memperbanyak amalan saleh tersebut agar umat Islam mendapatkan keutamaannya

Lantas, apa saja keutamaan bulan Syaban? Simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Keutamaan Bulan Syaban
1. Bulan Diangkatnya Amal Manusia
Dikutip dari buku ‘Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban’ yang disusun oleh Pustaka Al-Bahjah, salah satu keutamaan bulan Syaban adalah bulan di mana amal manusia diangkat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa ia ingin amal-amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Dawud dan Imam Nasa’i dan Imam Ibnu Khuzaimah. Berikut haditsnya:

عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ, قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Dari Usamah bin Zaid berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, aku tidak melihatmu berpuasa seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya), beliau menjawab: “Bulan itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu diangkat amal-amal kepada Allah Tuhan semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.”

2. Bulan Kegemaran Rasulullah SAW Berpuasa
Bulan Syaban menjadi bulan Rasulullah SAW banyak mengerjakan puasa sunnah dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Ini menunjukkan bahwa Syaban adalah bulan yang istimewa untuk memperbanyak ibadah puasa.

Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Aisyah RA dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى تَقُولَ لا يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Diriwayatkan dari Aisyah RA beliau berkata: “Rasulullah SAW biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa (di bulan Syaban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

3. Malam Nisfu Syaban
Keutamaan bulan Syaban selanjutnya terletak pada pertengahan bulan atau yang disebut sebagai Nisfu Syaban. Nisfu Syaban sendiri jatuh pada tanggal 15 yang merupakan pertengahan bulan Syaban.

Pada malam itu, Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya dengan pengampunan yang sangat banyak. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كِلَبٍ

Dari Aisyah RA beliau berkata: “Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam. Kemudian aku keluar dan aku menemukan beliau di pemakaman Baqi’ Al-Gharqad” maka beliau bersabda “Apakah engkau khawatir Allah dan RasulNya akan menyia nyiakanmu?” Kemudian aku berkata: “Tidak wahai Rasulullah SAW, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian istri-istrimu”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di Malam Nishfu Syaban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba Bani Kilab (maksudnya pengampunan yang sangat banyak).” (HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban, berkata hadits ini shahih).

4. Bulannya Rasulullah SAW
Dilansir dari buku ‘Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah’ oleh Siti Zumratus Sa’adah, disebutkan bahwa bulan Syaban memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyebutnya sebagai “bulanku”. Hadits tersebut berbunyi:

رَجَبٌ شَهْرُ اللَّهِ وَ شَعْبَانُ شَهْرِي وَ رَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي

Artinya: “Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

5. Bulan Penentuan Ajal Manusia
Pada bulan Syaban, malaikat maut akan mencatat siapa saja yang akan mendatangi ajalnya hingga bulan Syaban berikutnya. Pada saat yang sama, seseorang dinilai kedekatan dan kejauhannya dengan Allah SWT.

Waktu ini akan terjadi pada malam Nisfu Syaban. Dalam kitab “Tuhfah Al-Ikhwan” disebutkan: Diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, ia berkata,

“Jika datang malam Nisfu Syaban Malaikat Maut mencatat siapa yang akan mendatangi ajalnya dari bulan Syaban itu hingga Syaban yang akan datang. Mungkin seorang laki-laki telah berbuat aniaya, berbuat maksiat, menikahi beberapa wanita, menanam pepohonan, sedang dia tidak tahu bahwa namanya telah tertulis di daftar orang-orang yang mati. Tiada satu malam pun setelah malam Lailatul Qadar lebih utama daripada malam Nisfu Syaban.”

6. Bulan Penuh Pengampuan
Di bulan Syaban, tepatnya di Malam Nisfu Syaban, disebutkan bahwa Allah SWT akan memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya, kecuali orang kafir. Hal ini diterangkan dalam hadits riwayat al-Baihaqi dari Abu I Tsalabah al-Khusyani yang dikutip dari buku berjudul Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?” yang ditulis oleh Ustaz Ma’ruf Khozin.

صحيح وضعيف الجامع الصغير – (ج 2 / ص (273)

773 – إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ الله إلى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَيُقْلِي لِلْكَافِرِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوهُ . تخريج السيوطي ( هب ) عن أبي ثعلبة الخشني . تحقيق الألباني ( حسن ) انظر حديث رقم : 771 في صحيح الجامع .

“(Hadis) Jika ada malam pertengahan dari bulan Syaban, maka Allah memperhatikan makhluk-Nya dengan penuh rahmat. Allah akan mengampuni orang yang beriman, menangguhkan orang kafir dan meninggalkan orang yang iri dengan sifat iri hatinya hingga mereka meninggalkannya”.

7. Pendahulu Bulan Ramadhan
Dalam buku ’32 Faidah Seputar Bulan Syaban’ karya Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, dijelaskan bahwa Syaban adalah bulan yang menjadi persiapan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Salah satu cara untuk mempersiapkan diri adalah dengan memperbanyak ibadah, seperti puasa dan membaca Al-Quran.

Dengan membiasakan diri dengan amalan tersebut, seseorang akan lebih mudah menghadapi Ramadhan, sehingga tidak merasakan berat lagi. Sebagaimana dijelaskan oleh Abu Bakr al-Balkhi Rahimahullah berikut:

قال أبو بكر البَلْخِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: «شهر رَجَبشهر الزرع، وشهر شعبان شهر سقي الزرع، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع»

Artinya: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam. Bulan Syaban adalah bulan untuk mengairi tanaman. Sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan untuk menuai hasil panen.”

8. Bulan Para Pembaca Al-Qur’an
Keutamaan selanjutnya yaitu Syaban merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an. Disebutkan jika para salaf terdahulu memanfaatkan waktunya di bulan Syaban untuk membaca Al-Qur’an.

Dengan begitu, mereka berkata:

شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء

Artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulannya para pembaca Al-Qur’an.”

9. Bulan untuk Bersedekah
Dalam buku berjudul Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, dijelaskan bahwa seseorang yang bersedekah di bulan Syaban, maka Allah SWT akan menjaga sedekah tersebut, dan di hari kiamat, dan pahalanya akan diterima dalam bentuk yang sangat besar. Sehingga, Syaban menjadi waktu yang sangat baik untuk memperbanyak sedekah.

Sebagaimana sebuah riwayat dari Imam Shadiq:

Imam Shadiq berkata, “Mengapa kalian lupa dengan puasa di bulan Syaban?” Seseorang bertanya, “Apakah pahala orang yang berpuasa satu hari di bulan Syaban?” “Demi Allah, surga adalah pahalanya,” tegas Imam Shadiq. “Apakah amalan terbaik di bulan ini?” “Bershadaqah dan membaca istighfar. Barang siapa bershadaqah di bulan Syaban, maka Allah SWT akan memelihara shadaqah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, shadaqah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud.”

10. Turunnya Ayat Perintah Bershalawat
Mengutip dari laman Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB, tulisan berjudul “Peristiwa Penting di Bulan Syaban”, disebutkan bulan Syaban ialah waktu turunnya ayat untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW. Berikut ayatnya:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab Ayat 56)

Oleh karena itu, sangat dianjurkan di bulan ini untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

11. Perubahan Arah Kiblat
Keutamaan lainnya pada bulan Syaban adalah terjadinya perubahan arah kiblat, dari yang awalnya menghadap Masjidil Aqsha di Palestina berubah menghadap ke Ka’bah di Makkah. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firmannya:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 144).

Demikianlah ulasan mengenai sejumlah keutamaan di bulan Syaban disadur dari detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button