Sapi di India (3) : Obat Penangkal Corona
MAKLUMATNEWS.com, India — Air ke ing sapi di India memang sangat dihargai.
Buktinya puluhan penganut agama Hindu menggelar pesta air kencing sapi di New Delhi untuk melindungi diri dari virus corona.
Anggota dan pendukung kelompok All India Hindu Mahasabha menggelar pesta api dan meminum segelas air kencing sapi untuk memerangi virus corona dalam sebuah pertemuan di New Delhi.
Banyak warga di India memandang sapi sebagai hewan suci dan selama beberapa tahun terakhir menyimpulkan bahwa air kencing sapi sebagai penangkal segala penyakit.
“Siapa pun yang meminum air kencing sapi akan sembuh dan terlindungi,” ujar Hari Shankar Kumar, salah satu relawan dalam acara tersebut, saat menghidangkan air kencing itu dalam sebuah gelas tanah liat.
Pemerintah India dan ilmuwan mengatakan tidak ada obat atau vaksin yang bisa melindungi atau mengobati mereka yang terinfeksi virus yang telah menewaskan 5.400 orang dan menginfeksi hampir 150 ribu orang di berbagai penjuru dunia.
Dua orang telah tewas dan lebih dari 80 orang terinfeksi virus corona di India.
Anggora kelompok All India Hindu Mahasabha yang mengenakan pakaian saffron menyanyikan lagu pujian Hindu dalam upacara itu.
“Kami telah berkumpul di sini dan akan berdoa untuk perdamaian dunia. Kami juga akan membuat persembahan agar (virus) corona tenang,” ujar Chakrapani Maharaj, pemimpin kelompok itu, sebelum dia meminum air kencing sapi.
Dia kemudian menyiramkan segelas air kencing sapi itu kepada karikatur virus corona yang berbentuk iblis untuk ‘menjinakkannya’.
Dia mengajak warga India untuk meminum air kencing sapi untuk menangkal virus corona.
“Virus corona hanyalah bentuk bakteri dan air kencing sapi efektif memerangi semua bakteri yang bisa melukai kita semua,” ujar Om Prakash, salah satu peserta upacara minum air kencing sapi itu.
Dipenjara
Sementara itu, dua pria di India dijebloskan ke penjara selama 45 hari setelah keduanya mengatakan bahwa urine dan kotoran sapi bukanlah obat untuk Covid-19.
Kedua pria tersebut masing-masing bernama Erendro Leichombam dan Kishorechandra Wangkhem.
Leichombam merupakan seorang aktivis, sedangkan Wangkhem adalah jurnalis. Melalui media sosial, keduanya membantah klaim yang dibuat seorang anggota partai BJP bahwa urine sapi dapat melindungi dari virus corona.
Leichombam dan Wangkhem dengan cepat diseret dari rumah mereka di negara bagian Manipur, lalu dipenjara setelah anggota partai BJP setempat melaporkan keduanya ke polisi.
Mulanya, pada bulan Mei (2021) lalu, anggota parlemen India dari partai BJP, Pragya Thakur, meminta pekerja partai meminum urine sapi sebagai penangkal Covid 19.
Sebuah video yang merekam komentarnya menjadi viral di media sosial, bahkan mendapat perhatian pers internasional.
Komentarnya tersebut dilontarkan ketika “Negeri Anak Benua” di tengah puncak gelombang kedua Covid-19.
Setelah itu, Leichombam mengomentari pernyataan menyesatkan dari Takur melalui unggahan di akun Facebook-nya.
“Obat untuk corona bukanlah kotoran dan urine sapi. Obatnya adalah sains dan akal sehat,” tulis Leichombam.
Sementara Wanghem hanya menulis bahwa kotoran dan urine sapi bukanlah obat yang efektif untuk Covid-19.
Keduanya membuat unggahan itu setelah seorang pemimpin BJP lokal meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.
Unggahan Facebook kedua pria yang mengkritik komentar menyesatkan Takur tersebut langsung dilaporkan ke polisi oleh sejumlah anggota BJP lokal.
Dalam laporannya, mereka menyatakan bahwa Leichombam dan Wanghem dengan sengaja menghina dan membuat marah perasaan dan sentimen keagamaan pekerja BJP dan anggota keluarga almarhum.
Pengacara yang mewakili Leichombam dan Wangkhem, Chongtham Victor, mengatakan bahwa dia menantang penangkapan tersebut dengan alasan hak untuk kebebasan berbicara.
“Tuduhan itu sama sekali tidak masuk akal dan benar-benar salah. Saya tidak bisa mengatakan berapa lama (Leichombam dan Wanghkem) akan berada di penjara,” kata Victor kepada VICE.
“Kami sedang menangani kasus ini dengan hati-hati. Ini situasi yang sangat rumit,” imbuh Victor.
Leichombam dan Wangkhem rupanya kerap mengkritik dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin politik India di media sosial.
Wanghem, yang telah ditangkap tiga kali sebelumnya karena mengkritik politisi di media sosial, ditangkap dalam waktu setengah jam setelah unggahannya dibuat.
Mumbai Press Club mengutuk pemenjaraan jurnalis itu dan menuntut pembebasannya.
Biswajit Singh, Menteri Informasi dan Hubungan Masyarakat Manipur, menuturkan bahwa aparat berwenang distrik menangkap keduanya karena berbagai masalah.
“Pemerintah telah mencatat seluruh masalah. Berkasnya menunggu di menteri kepala,” kata Singh kepada The Print.
Sumber bacaan :
Kompas.com
Mediaindonesia.com




