Mengisi Pembangunan dengan Semangat Kebangkitan Nasional

Oleh : Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan Albar Sentosa Subari
MAKLUMATNEWS.com, Palembang — PADA abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan politik kebangkitan dunia timur dengan suatu kesadaran akan kekuatan nya sendiri.
Republik Philipina 1898, dipelopori Jose Rizal, Sun Yat Sen Republik Cina , 1911.Di India Partai Kongres dengan tokoh Tilak dan Gandhi.
Di Indonesia bergelora kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu Kebangkitan Nasional, 1908 dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo nya.
Gerakan ini merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka, yang memiliki kehormatan dan martabat dengan kekuatan nya sendiri.
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera muncul lah organisasi organisasi pergerakan lainnya.
Antara lain; Serikat Dagang Islam, 1909, yang kemudian dengan cepat membuat bentuk menjadi gerakan politik dengan mengganti nama menjadi Serikat Islam, 1911. Di bawah HOS. Cokroaminoto.
Berikutnya muncul Indische Party, 1913, yang dipimpin tiga serangkai yaitu Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ( Ki Hadjar Dewantara).
Namun kesemua organisasi pergerakan di atas tidak berumur panjang, karena pimpinannya dibuang ke luar negeri ( 1913).
Dalam situasi yang menggoncang itu muncullah Partai Nasional Indonesia ( PNI), 1927, yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.
Mulailah kini perjuangan nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
Tujuan itu diekspresikan nya dengan kata kata jelas, kemudian diikuti tampilnya golongan muda yang tokoh tokohnya antara lain Muhammad Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh tokoh lain nya.
Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 28.
Kemudian PNI para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia dengan singkatan Partindo, 1931. Kemudian golongan Demokrat antara lain Moh. Hatta dan St. Syahril mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia ( 1933) dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri ( lihat Toyibin, dalam Kaelan, 2013:18).
***
MUHAMMAD Yamin, sebagai meletakkan perspektif nasionalisme Indonesia, dengan menggali nasionalisme Sriwijaya, sebagai nasionalisme pertama, Majapahit sebagai nasionalisme kedua.
Kausa materialis yang berakar pada sejarah budaya bangsa, seperti toleransi dalam kehidupan beragama, demikian pula pada kebudayaan yang pada sejarah tatkala itu muncul seloka Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu akar sejarah bangsa juga memberikan nilai akar geopolitik dan geostrategis negara Indonesia, yaitu dengan munculnya istilah Nusantara serta Sumpah Pemuda.
Menurut Mr. M. Yamin , berdirinya gerakan gerakan politik dan kemerdekaan itu tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia, negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu :
Pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra ( 600-1400), yang bercirikan kesatuan.
Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit ( 1293-1525) yang bercirikan keprabuan. Kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka ( sekarang 17 Agustus 1945): Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995; 11).
***
DEMIKIAN beberapa catatan historis yang sangat berharga bagi generasi pengisi pembangunan, dalam rangka memperingati hari kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2024.
Agar kiranya dapat menjadi renungan akan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berbentuk Kesatuan Republik Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang sampai Merauke adalah satu dalam bingkai ibu Pertiwi yang bernama Nusantara. ***