PALEMBANG

SMB II Kini Berubah Status, tak Usah Cari Kambing Hitam 

MAKLUMATNEWS.com, Palembang –Status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II kini berubah status dari bandar udara internasional menjadi bandar udara domestik.

Kalau permisalan dengan anak sekolah teringat jaman dahulu istilahnya ” Naik Kelas Percobaan”.

Karena yang bersangkutan anak SR ( sekolah rakyat) – zaman itu, tidak sanggup untuk mempertahankan statusnya.

Sama mungkin kondisi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ini, kalau mau di analisis yang mungkin patut diduga seperti halnya anak SR di atas tadi.

Terlepas dari hal itu, menurut berita yang dilansir harian lokal pagi ini ( tanggal 27 April 24) tercatat dalam sebulan terakhir ini hanya 2 ( dua) penumpang. Tentu hal ini merugikan pihak penerbangan.

Akibat perubahan status dari ( internasional ke domistik), tidak ada lagi penerbangan Direct fight seperti misalnya tujuan Malaysia – Singapura.

Dampak langsung yang dirasakan oleh pengusaha hotel dan restoran, seperti kata Kurmin Halim ( ketua PHRI), Jumat 26 April 24).

Sebagai informasi data dari BPS Sumatera Selatan pada tahun 2023 hanya sebanyak 23 orang wisatawan mancanegara.

Tentu kita tidak boleh menutup mata dan menyalahkan pemerintah pusat semata, melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Menurut analisis penulis sebagai pengamat sosial dan budaya memang diakui atau tidak kita daerah Sumatera Selatan ini kurang menarik untuk dikunjungi.

Masih kalah jauh dengan propinsi lain semisal Bali, Sumatera Barat , Sumatera Utara dan lainnya.

Faktor faktor yang mendukung analisis tersebut kita bagi dua kelompok saja.

Faktor pertama, kurang atau pun minim objek wisata yang menarik. Terutama dalam hal tranportasi serta sarana dan prasarana yang tersedia minim sekali. Walaupun sudah diklaim oleh Dinas Pariwisata yang mengatakan objek wisata cukup menarik dan lain lain.

Faktor kedua, yang tidak kalah penting adalah masalah budaya masyarakat Sumatera Selatan yang belum mendukung dan menjaga serta belum mempunyai rasa memiliki manfaat nya kunjungan wisatawan.

Misalnya sering kita membaca dan melihat di media sering terjadi tindak kejahatan dan pelanggaran yang membuat wisatawan asing takut berkunjung. Itupun dirasakan oleh wisatawan lokal apalagi mereka wisatawan asing.

Artinya dari kasus kasus tersebut kita harus introspeksi kenapa itu terjadi. Tidak usah mencari kambing hitam siapa yang bersalah dan yang bertanggung jawab.

Juga event event internasional sangat jarang dilakukan di Sumatera Selatan, misalnya diadakan pertemuan tahunan dari stakeholder yang berkaitan. Kegiatan hanya bersifat kontemporer dan tidak juga berkesinambungan.

Kerja sama lembaga non pemerintah misalnya travel perjalanan masih minim.

Dampak berubahnya status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akan mengurangi kunjungan wisatawan Indonesia khususnya Sumatera Selatan ke luar negeri baik melancong ataupun keperluan lain (studi, berobat dan lain sebagainya).

 

* Kiriman Albar Sentosa Subari, dosen dan penulis di media online, domisili di Palembang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button