MAKLUMATNEWS.com, Palembang — “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Al-Maidah 3)
BUKTI penyempurna agama adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling agung untuk kaum Muslimin.
Karena itulah ketika seorang Yahudi berkata kepada Salman Al-Farisi: Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu termasuk tentang buang air besar?.
Salman Al -Farisi menjawab: Benar, Rasulullah Saw melarang kami menghadap kiblat saat buang air besar atau air kecil.
Beliau juga melarang kami beristinjak dengan tangan kanan atau beristinjak dengan kurang dari tiga buah batu, atau beristinjak dengan kotoran atau tulang. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya (1/223), kitab Ath-Thaharah, bab Istithabah nomor 262).
Abu Dzar Al-Ghifari berkata, Rasulullah Saw meninggalkan kami dan tidak seekor burung terbang dengan kedua sayap nya melainkan kami memiliki ilmu tentang nya.( Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 1/267 nomor 65).
Jika ini telah jelas, maka dapat diketahui bahwa Alquran dan As Sunnah merupakan dasar dari agama Islam, juga dasar dakwah penghulu para Nabi, dakwah para sahabat, tabi ‘in dan siapa saja yang mengikuti mereka sampai hari kiamat.
Maka manusia tidak lagi membutuhkan sumber sumber lainnya, kecuali sumber sumber yang dibangun di atas kedua nya seperti ijma’ dan qiyas.
Karena itulah imam Syafi’i berkata, tidaklah sesuatu menimpa seseorang yang memeluk agama Allah, melainkan di dalam kitab Allah terdapat dalil yang menjadi petunjuk tentangnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: anda tidak akan menemukan orang yang mengatakan bahwa ia membutuhkan selain atsar dari Rasulullah Saw, kecuali orang yang lemah pengetahuan nya dan juga lemah dalam mengikuti atsar beliau.
Karena orang yang mengamalkan apa apa di dalam Alquran dan As Sunnah akan mengetahui ilmu orang orang terdahulu dan kemudian.
Allah SWT juga akan melimpahkan nya dengan cahaya yang Allah berikan kepada Nabinya Muhammad SAW ( Ash-Shafadiyah, Ibnu Taimiyah, 1/260).
Karena itulah Allah SWT memerintahkan hamba hamba Nya yang beriman untuk berpegang teguh kepada kitab Alquran dan As Sunnah Rasul-nya, baik dalam akidah, syariah, amal serta dakwah.Dan Allah SWT melarang mereka berpecah belah dan berselisih.
Maka kembalilah kepada Alquran dan As Sunnah serta berpegang kepada keduanya menurut pemahaman salafus saleh dalam segala perkara merupakan jalan untuk memperoleh kemenangan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Itulah jalan petunjuk, khusus nya pada masa yang penuh fitnah dan musuh musuh mengintai dari segala penjuru.
Allah SWT berfirman QS Ali Imran ayat 103 :
“Dan berpegang lah kamu semua kepada tali agama Allah, dan jangan lah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada mu ketika kamu dahulu (masa jahiliah), bermusuh musuhan.”
Kembali ke QS Al- Maidah ayat 3 seba gaimana dikutip di awal tadi. Diturunkan pada musim haji, tahun ke X Hijriah di Padang Arafah lebih kurang 3 bulan menjelang wafatnya Rasulullah Saw.
Setelah turunnya ayat ini, diriwayatkan bahwa tidak ada turun satu ayat pun yang berisi ketentuan kewajiban maupun tentang halal sesuatu atau haramnya sesuatu dan syariat Islam tidak lagi menerima tambahan, penghapusan atau penggantian.
Sebagai agama samawi yang terakhir, maka Islam sudah mencukupi dan sempurna dalam landasan landasan pokok, dalam dalil dalil pokok yang penting yang menjadi sumber hukum.
Pemahamannya secara rinci lebih lanjut, memerlukan ilmu ilmu yang lainnya, sehingga apa apa yang jadi maksud sesuatu dari ayat Alquran itu dapat difahami secara lebih lengkap. (*)
* Oleh : Albar Sentosa Subari, Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel 2019-2024
