MOZAIK ISLAM

Kabar Gembira dalam Al-Quran, Orang Istiqomah Mendapat Ketenangan dan Rezeki yang Luas

Istiqomah merupakan sebuah komitmen dalam bersyariat menuju kebaikan Iman

MAKLUMATNEWS.com – Setiap orang punya cara dalam mewujudkan cita-cita. Setiap orang juga punya jalan menuju jalan untuk berhijrah. Ada yang melalui kesenangan, ada pula melalui kesulitan.

Semua itu adalah cara Allah untuk menunjukkan jalan bertaubat dan berhijrah kepada jalan yang benar. Tapi, jangan langsung berpikir, hanya menunggu Allah memberikan jalan (hidayah) itu, baru taubat (hijrah).

Jika engkau tak raih manalah datang begitu saja. Raihlah, dengan mendekati hidayahmu. Seperti tadi disinggung, saat senang ingatlah Allah. Dialah yang memberimu kesenangan (kekayaan). Saat kesulitan, ingatlah Allah bahwa ini merupakan teguran agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian”. Oleh karena itu, Allah Ta’ala yang maha sempurna rahmat dan kebaikannya, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah taufik kepada-Nya, yaitu dalam surah al-Fatihah: “Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Doa (dalam ayat ini) termasuk doa yang paling menyeluruh dan bermanfaat bagi manusia, oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk berdoa kepada-Nya dengan doa ini di setiap rakaat dalam shalatnya, karena kebutuhannya yang sangat besar terhadap hal tersebut”. Banyak orang menemui jalan karena sadar setelah banyak melakukan dosa dengan tidak menjalankan ibadah secara rutin, mereka tersadar kemudian kembali kejalan Allah, bertaubat dan berhijrah lebih istiqomah menjalankan ibadah.

Pengertian Istiqomah penting diketahui bagi umat Islam. Istiqomah merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan ketakwaan seseorang. Pengertian Istiqomah merujuk pada niat, sikap, perbuatan, dan perkataan. Sebagai umat Islam, memiliki sikap Istiqomah akan mendekatkan diri pada Allah Swt.. Istiqomah merupakan salah satu akhlak mulia. Pengertian istiqomah bahkan menjadi salah satu sifat-sifat rasul.

Istiqomah Berarti Lurus dan Tekun

Pengertian istiqomah bisa bermakna pada umat yang selalu berada di jalan lurus. Memahami pengertian istiqomah akan membantu menumbuhkan sikap ini. Pengertian istiqomah dapat berarti lurus, benar, dan tetap pendirian Menurut KBBI, pengertian istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten. Menurut Ensiklopedi Islam, pengertian istiqomah adalah keadaan atau upaya seseorang untuk teguh mengikuti jalan lurus (agama Islam) yang telah ditunjukan Allah Swt. pada umatnya.

Istiqomah berfungsi sebagai pencegah setiap pribadi muslim agar tidak tergoda oleh prilaku maksiat dan lebih-lebih ingkar kepada Allah Swt. setelah ia beriman.
Istiqomah menurut bahasa berasal dari akar kata yang tersusun dari huruf qof, wa, dan mim yang menunjukkan dua makna. Pertama, pengertian istiqomah adalah kumpulan manusia.

Pengertian istiqomah kedua adalah berdiri atau tekad yang kuat. Dari makna yang kedua, istiqomah diartikan dengan I’tidal (tegak atau lurus). Abu Bakar as-Shiddiq menjelaskan bahwa pengertian istiqomah adalah kemurnian tauhid, di mana seseorang tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa atau siapa pun. Menurut Umar bin al-Khattab, pengertian istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu. Utsman bin Affan mendefinisikan istiqomah sebagai mengikhlaskan amal kepada Allah. Ali bin Abi Thalib mengatakan istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah.

Firman Allah dalam Surat Al Insyirah ayat 5-6;’Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(QS.Al-Insyirah [94] : 5-6) Bida dan Yungyung, menyiratkan bahwa walaupun mereka sungguh dalam soal ekonomi mampu, namun selalu ada kesulitan dan ketidak senangan. Yakin Allah akan memberikan kemudahan dan kegembiraan yang hakiki, bila menekuni agama Islam dengan baik. Berhijrah, taubat dengan benar. Allah yang Maharahman dan Maharahim, memberi peluang kepada manusia untuk taubat atau berhijrah.

Maka kita yang sering berbuat dosa terhadap diri sendiri, keluarga, kerabat, umat Islam, supaya menggunakan peluang tersebut. Dengan rahmat Allah memberikan kita jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya. Seperti firman-Nya : “Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2] :160). Islam tidak membiarkan manusia berputusasa, namun kesalahan yang dilakukan karena keadaan Imannya sendiri yang bersifat yazid wa yanqus (suatu saat ia bertambah, pada saat yang lain justru berkurang).

Di sinilah perlunya taubat agar bisa membawanya kepada rahmat Allah. Bahwa tak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa. Selalu saja ada debu-debu lalai yang melekat. Sedemikian lembutnya, terlekatnya debu kerap berlarut-larut tanpa terasa. Di luar dugaan, debu sudah berubah menjadi kotoran pekat yang menutup hampir seluruh tubuh. Itulah keadaan yang kerap melekat pada diri manusia. Karena itu, segeralah insaf dan bertaubat. Dan harus bersyukur kepada Allah, karena memberi peluang taubat setiap saat. Begitupun, tentu tidak bermanka dapat melakukan lagi, lalu kembali bertaubat.

Istiqomah Meluaskan Rezeki

Taubat adalah kewajiban kaum beriman. Allah swt berfirman, “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An-Nuur [24]: 31). Patut kita camkan, Allah Swt. sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Firman-Nya),“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.Al-Baqarah [2] : 222).

Dalam ayat lain Allah berfirman, “Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha pengampun dan Penyayang.” (QS. Al-Araaf [7]:153). Sebagai manusia berakal, sepantasnya bersegera menggapai keutamaan hijrah atau taubat. Agar taubat diterima, Imam Nawawi (dalam Riyadhusshalihin), menyebutkan syaratnya. Kalian hendaklah menyesali perbuatan yang tak baik sebelumnya.

Karena taubat tidak akan diterima bila si pendosa tidak menyesali kesalahan atau dosanya. Jika tidak adanya penyesalan, menunjukkan bahwa ia senang dengan perbuatan tersebut. Logikanya, bisakah seseorang itu dipercaya telah bertaubat sementara dia terus melakukan perbuatan dosa tersebut? Artinya, harus ada tekad yang kuat, keikhlasan, kesungguhan niat dalam bertaubat. Raihlah taubat mu. Jangan sedikit rezeki, langsung taubat.

Banyak rezeki. kembali maksiat. Taubat yang selayaknya dilakukan seorang hamba Allah yang ikhlas yaitu bila tidak separuh ia bertaubat. Itu yang disebut sebagai taubat nasuha, yaitu benar-benar dan sungguh-sungguh dengan kesadaran yang maksimal.(*)

Penulis: Bangun Lubis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button