Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua Sebelum Menyesal Seumur Hidup

Oleh : Ardillah Aquariani.MP
Tubuhnya terbaring kaku, sekujur tubuh terasa dingin jantungnya tak lagi berdetang hingga nafasnya pun tak lagi terasa, penyesalan yang tak bisa lagi di perbaiki oleh si Fulan yang tak ingin disebutkan namanya. Kisahnya miris tapi jangan sampai terjadi kepada kita. Konflik dengan orang tuanya tak kunjung padam hingga kematian yang memisahkan mereka.
Berawal dari rasa kecewa terhadap orang tuanya hingga angkat kaki dari rumah membuat hubungan mereka semakin jauh dan terasa asing. Keras kepala, egois, merasa paling benar sendiri telah menyelimuti hati si Fulan sampai untuk bertegur sapa pun ia tak mau, dering telpon dari orang tua nya tak pernah ia hiraukan, sampai ia menutup semua akses hubungan ia dan orang tuanya. Hanya karena satu kesalahannya, lantas ia melupakan berjuta kebaikan yang telah di lakukan orang tuanya. Naudzubillah min dzalik…
Tapi, kini penyesalan itu menghantui di setiap hari-harinya sampai membuatnya terpuruk meratapi waktu yang tak mungkin bisa ia putar kembali. Orang tua yang dulu pernah ia sayangi, telah terbujur kaku sebelum ia meminta maaf untuk terakhir kalinya.
Telepon darinya yang dulu ia abaikan kini sangat dinantinya, nasehat yang dulu ia anggap ocehan yang tak berguna kini dirindukan. Kini ia menyesal bahkan ketika orang tua nya terbaring sakit menjelang kematiannya pun hatinya belum terbuka untuk meminta maaf. Sekarang kunci surganya telah ia sia-siakan, kehidupannya terasa berantakan, tangisnya pecah pun tak ada gunanya lagi. Penyesalan yang akan ia bawa sampai mati karena telah menyia-nyiakan orang tuanya.
Teman-teman ku sekalian, sangking pentingya berbakti kepada kedua orang tua Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan amalan yang di cintai Allah SWT.
“Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ ‘Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ ‘Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ ‘Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” (HR Bukhari dan Muslim)
Maka janganlah kau sakiti hati orang tua mu dengan berbicara kasar bahkan dengan nada tinggi, menatap dengan tatapan sinis, sesungguhnya ini perbuatan dosa besar.
“Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridho Allah berada pada ridho kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)
Bisa jadi posisi mu saat ini berkat mereka, meskipun mungkin orang tua mu tak banyak campur tangan dalam kesuksesan mu tapi ada doa dan air mata yang dipanjatkan di setiap sujudnya tanpa kau pinta.
Mungkin orang tua mu terlihat tak peduli tapi yakinlah mereka memperhatikan mu diam-diam bahkan hingga usia mu yang tak lagi muda kau tetap anak kecil dimatanya. Mungkin orang tua mu tak sekaya orang tua lainnya tapi selalu ada usaha untuk membahagiakan mu apa pun caranya. Mungkin kau merasa orang tua mu tak berguna dan selalu menyusahkan saja, tapi ada doa yang terus mengalir untuk mu dan doa-doanya tak mungkin Allah tolak.
Ingatlah seburuk apa pun tingkah mu orang tua mu tetap menyayangi, seberat apa pun kau menghadapi masalah orang tua mu selalu ada dan berusaha memberikan jalan keluar, jangan sampai karena satu kesalahannya lantas kau melupakan pengorbanannya selama ini.
Bersyukurlah kita yang masih memiliki kedua orang tua, peganglah tangannya dan bahagiakan mereka karena sehebat apa pun hidup mu tak ada gunanya jika kau melukai hati kedua orang tua mu. Siapa pun diri mu apa pun jabatan mu di luar sana tetap patuh dan tunduklah pada kedua orang tua mu karena itu perintah Allah.