MAKLUMATNEWS.com, Palembang –Beredar video di media sosial khusus di WA, dua orang siswa laki laki ditanya oleh seorang bapak tentang apa kepanjangan dari singkatan MPR, kedua siswa tersebut bengong dan salah menjawab.
Ribuan komentar yang kesemuanya menyalah ; atas dangkal pengetahuan ke dua siswa tersebut, malah ada yang juga menyindir dari kegagalan pendidikan selama ini ( khusus generasi yang lahir era reformasi).
Sebagai pengamat politik dan hukum sebenarnya melihat kondisi demikian: tidak adil kalau kita semata mata menyalahkan siswa tersebut, tapi sebenarnya salah kita semua.
Kenapa demikian?
Pertama, memang khususnya istilah MPR ( yang ditanyakan kepada siswa ) tersebut sejak amendemen kalah populer dengan istilah istilah yang lain ( karena status hukumnya menjadi lembaga tinggi sederajat dengan lembaga tinggi negara yang lain), bukan lagi sebagai Lembaga Tertinggi sebagai pemegang Kedaulatan rakyat, seperti era sebelum reformasi ( amendemen) UUD 45.
Kedua, secara politik jalan nya sistem pemerintahan dampak nya, yang menjadi fokus rakyat adalah pada lembaga yang sering muncul misalnya lembaga kepresidenan. Dengan segala macam berita.
Ketiga, kalau pun mau menelusuri dari sistem pendidikan ( khususnya kurikulum), maka kita harus kembali pada nilai nilai keseimbangan antara pendidikan ” rasional”, pengajaran etika sopan santun, dan pengajaran nilai nilai keagamaan.
Keempat, kesimpulan dari video yang beredar di mana semua nya menyalah ” siswa”, atas pemahaman mereka tentang singkatan MPR.
Tapi menurut saya, Albar Sentosa Subari, adalah karena keteledoran/ kesalahan kita semua, karena MPR yang tadinya mempunyai kekuasaan pemegang atau pengawal konstitusi menjadi seperti Lembaga lembaga tinggi lainnya. (Ril)
