OPINISUMSEL

Gaya Kepemimpinan Islam Ala Herman Deru

Berwawasan Duniawi dan Ukhrawi

Oleh : Jemmy Saputera , Wartawan AsSajidin Grup

Komitmen mensyiarkan Islam di bumi Sriwijaya yang digaungkan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel ) H Herman Deru layak diapresiasi. Sejak resmi dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumsel periode 2018-2023 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (1/10/2018). Pasangan Herman Deru Mawardi Yahya (HDMY) sudah memulai mengemban amanah besar dengan melangkahkan kaki dengan menyebut basmallah “bismillahirrahmanirrahim”

Dalam satu kesempatan bersama AsSajidin di Gedung Daarul Jannah Kompleks Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Furqon Palembang, H Herman Deru mengungkapkan rasa syukurnya atas hadirnya sekolah bertagline ahli dzikir,ahli fikir dan akli ikhtiar tersebut dengan kiprahnya melahirkan generasi-generasi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan juga mempunyai bekal ilmu aklak yang mulia sesuai dengan tuntunan Islam.

“ Alhamdulillah, saya doakan sekolah ini terus berkiprah membangun peradaban umat yang Islami tidak hanya di tingkat regional, dan nasional melainkan juga internasional, ”katanya kala menjadi bintang tamu perayaan “ Enterpreneur Day” SDIT Al Furqon tahun 2022 belum lama ini.

Menurutnya membangun sebuah peradaban yang maju tidak cukup hanya menterdepankan ilmu melainkan juga diperlukan akhlak. Oleh sebab itu, komitmen dirinya bersama Wagub Mawardi Yahya untuk memperbanyak berdirinya rumah-rumah tahfidz, masjid, mushola dan kegiatan-kegiatan keagamaan menjadi prioritas utama salah satu program kerja HDMY selama 5 tahun kepemimpinannya. Dengan begitu tak salah jika saya menilai, gaya Kepemimpinan Islam Ala Herman Deru berwasawan duniawi dan ukhrawi.

Diakui atau tidak, program kerja religi ini telah berjalan dan berkembang dengan pesatnya. Sebut saja pembangunan rumah tahfidz, pembangunan masjid dan mushola di berbagai pelosok daerah. Bahkan saya ingat betul kala Herman Deru menyambangi Rumah Tahfidz Rahmad pimpinan Ustadz Imron Supriyadi pada tahun 2019 silam.

Disana dia menyampaikan mimpinya untuk dapat melihat berdirinya 1 rumah tahfidz disetiap satu desa/kelurahan. Yang kala itu langsung diamini para santri. Alhamdulillah, lihatlah sendiri sekarang lebih dari 3 ribu bahkan mencapai 4 ribu rumah tahfidz sudah berdiri selama 3 tahun kepemimpinannya. Itu artinya, doa baik yang diamini oleh orang baik diijabah oleh Allah SWT dengan sangat baik. Oleh karena itu pantas kiranya, orang nomor satu di Sumsel ini mendapat gelar sebagai Bapak Rumah Tahfidz Sumsel, dari Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Kiai Marogan, pada acara Jambore Rumah Tahfidz Ustadz-Ustadzah se Sumsel yang diselenggarakan oleh Yayasan Kaffah Al Mundzirin di Jalan Zen Yunus, Talang Betutu, Palembang, hari Jum’at tanggal 19 Juli 2019 silam.

Pemberian gelar tersebut dilatarbelakangi kepedulian dari Herman Deru sebagai kepala daerah terhadap generasi mendatang, terutama di bidang agama dengan sejumlah program unggulan, salah satunya dengan menggagas Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz di Sumsel. Pimpinan Ponpes Kiai Marogan, Mgs. H. Fauzan Yayan, mengungkapkan rasa syukurnya dan berharap program tersebut semakin menyebar di Sumsel.

“Semoga di bawah kepemimpinan HDMY, Rumah Tahfidz semakin menyebar di seluruh pelosok Sumatera Selatan.” harapnya.

Tak hanya disitu, program-program keagamaan yang digaungkan pasangan ini juga sangat menonjol disamping tentu program-program pro rakyat lainnya. Namun dalam tulisan kali ini saya hanya ingin terfokus menyoroti program religi yang digaungkan pasangan perebut hati rakyat Sumsel pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2018 silam.

Kemarin, tepatnya pada tanggal 10 Muharam 1444 H atau bertepatan dengan , Rabu (10/8/2022). Gubernur Sumsel H Herman Deru kembali didaulat sebagai bapak anak yatim penghafal Al-Qur’an Marogan oleh Yayasan Pondok Pesantren Tahfidz Kiai Marogan. Gelar tersebut diberikan sebagai apresiasi karena semangat Gubernur Herman Deru yang tak hentinya memberikan perhatian kepada anak yatim. Termasuk perhatiannya dalam hal pendidikan ilmu agama melalui rumah tahfidz.

BACA JUGA  Booster Jadi Syarat Mudik, Peminat Booster Minim

“Saya sangat mengapresiasi karena dinobatkan sebagai bapak anak yatim penghafal Al-Qur’an. Ini simbol bahwa Umaro memang harus memberikan perhatian khusus kepada anak yatim. Termasuk dalam hal pembekalan ilmu agama,” kata Herman Deru saat menghadiri hari raya anak yatim penghafal Al-Qur’an di pesantren tahfidz Kiai Marogan kemarin.

Ia menyebut jika perhatian ini merupakan bentuk kasih sayang terhadap sesama. “Karena tidak semua orang bisa berkecukupan dan mendapatkan kasih sayang utuh dari kedua orang tua. Namun, perhatian yang kita berikan kepada anak yatim tidak hanya hal yang menyangkut materi saja, tapi juga ilmu pengetahuan dan pendidikan agama serta kasih sayang,” pintanya.

Menurutnya, digagasnya program satu desa satu rumah tahfidz merupakan bentuk perhatian terhadap pendidikan agama semua kalangan masyarakat.

Bahkan lebih jauh dari itu, dirinya bersama Wakil Gubernur (Wagub) H  Mawardi Yahya menginginkan agar Sumsel  zero buta aksara Al-Qur’an.

“Rumah tahfidz Ini ada sebuah sprit yang terkandung dalam upaya kita memberantas buta aksara Al-Quran. Saya mohon doa dan dukungan  dari semua pihak,” katanya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button