MAKLUMATNEWS.com – Dalam serial anak televisi di era 80-an, Film Si Unyil, sosok ini sangat terkenal dengan perannya sebagai Pak Ogah, dia selalu meminta uang dahulu 100 perak, “Cepek Dulu,” katanya tatkala ada orang yang mau minta tolong kepadanya. Begitulah ulah tinggkah yang jadi legenda Film Si Unyil waktu itu. Kini Pak Ogah sudah meninggal dunia pada Rabu, 28 Desember 2022 pukul 19.30 WIB.
Kabar meninggalnya Abdul Hamid, 83, yang memerankan Pak Ogah ini, tersebar berantai via media sosial dan telah dibenarkanoleh istrinya Yuyun.
Sebelum wafat, Pak Ogah mengalami penyumbatan pembuluh darah di otak sehingga ia kesulitan untuk berkomunikasi dan sempat mendapatkan perawatan intensif. Lalu ia diperbolehkan pulang kembali.
Menurut kabar yang disampaikan, pada Oktober lalu Pak Ogah kembali dilarikan ke rumah sakit karena mengindap stroke. Dan kejadian tersebut adalah kali ke duanya. Sosok yang memiliki nama asli Abdul Hamid ini mendapat perawatan di rumah sakit kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Yuyun mengatakan bahwa beberapa waktu lalu, kondisi Pak Ogah semakin memprihatinkan. Ia kehilangan nafsu makan dan tidak mau menerima makan selama empat hari terakhir.
“Kalau dilihat sih semakin drop, karena sudah hampir sebulan itu makannya mulai berkurang. Dari awal itu masih mau makan, tapi berkurang terus sampai pas pulang dari RS itu dua suap saja susah,” ungkap Yuyun sebagaimana dikutip MAKLUMATNEWS.com dari CNNIndonesia.com.
Kabar meninggalnya Pak Ogah juga disampaikan akun media sosial musisi Melanie Subono.
Melanie menyebutkan, sudah satu tahun terakhir ini Rumah Harapan Melanie yang dikelola Melanie Subono ikut meringankan beban Pak Ogah yang sedang sakit.
Sosok Pak Ogah tidak bisa dilepaskan dari acara seri anak-anak Si Unyil. Ia digambarkan sebagai pria berkepala botak yang kerap nongkrong di pos keamanan dan meminta uang kepada orang lewat sambil mengatakan, “Cepek dulu dong”.
Sejak tahun 1981 hingga wafatnya kini pria kelahiran 1948 masih akrab dipanggil Pak Ogah. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.(*)
Editor : Aspani Yasland
