MOZAIK ISLAM

 Benih Benih Cinta Siti Khadijah

Oleh: Bangun Lubis ( Wartawan  Maklumatnews.com)

BENIH-benih cinta yang bersemayam di hati Siti Khadijah hari demi hari semakin bersemi. Detak jantungnya terasa semakian kuat bila mendengar nama Muhammad. Tidak pernah dia rasakan binaria-hati yang tiada-tara seperti sekarang ini. Rasa bahagia yang yang tertanam di dalam jiwa begitu menjelma dalam seluruh  sendi kehidupan Khadijah.

“Aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasa ini, wahai saudaraku,”ujar Khadijah kepada Waraqah bin Naufal, saudara sepupunya.  Waraqah terkesima dengan ucapan Khadijah yang telah lama tidak begitu hirau kepada kehidupan asmara. Ia tahu Khadijah adalah seorang wanita tangguh dan amat getol berdagang keberbagai negeri. Sangat jarang ia mendengar kata-kata pujaan seperti ini terlontar dari bibir indah wanita kaya itu.

Sebuah pertanyaan besar muncul di benak Waraqah. Ia amati gerak gerik Khadijah dan senyum yang tersumbing di wajah Khadijah. Ia dengar kata demi kata dan makna ungkapan hati saudaranya yang tercantik berkulit putih dan wanita pilihan di dataran Mekkah saat itu. Wajah mungil Khadijah makin memancarkan rona muka yang penuh kebahagiaan.

Mimpi Siti Khadijah

“ Saudaraku, tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku”.

Waraqah, terkesima dengan tutur kata yang muncul dari bibir saudaranya itu. Waraqah mengalihkan wajah mencari jawaban atas tutur kata Khadijah yang baru saja dia dengar. Belum usai terkesima dengan wajah bahagia Khadijah, muncul pula sebuah tanda tanya besar sebagaimana cerita Khadijah tentang cahaya yang jatuh di rumahnya.

Khadijah meninggalkan Waraqah dengan penuh kebingunan dan sejuta tanya makin berkecamuk dalam pikirannya. “Apakah ini yang disebutkan oleh para alim ulama se Kota Makkah,”desah Waraqah berbisik.

Ia pun keluar dari rumah ingin mengejar Khadijah tetapi Khadijah telah hilang dari pandangan matanya. Waraqah berbelok menuju rumah saudaranya yang lain yang masih sangat dekat dengan keluarga mereka.

BACA JUGA  Meletakkan Kebahagiaan pada Sesama Muslim Lebih Baik Daripada Beri'tikaf Selama 20 Tahun

Lama ia tidak memperoleh cerita dari para ulama yang selalu berkumpul di rumah mereka. Tapi a pun kemudian mendapat jawaban. Bahwa sebenarnya telah banyak saudara dari pihak keluarga Muhammad juga membicarakan akan kemungkinan Khadijah disunting oleh Muhammad.

Waraqah Kemudian berlari-lari kecil menuju rumah Khadijah. Di rumah itu, ia lihat Khadijah yang begitu gembira. Dengan pelan Waraqah memanggil Khadijah. “Wahai saudaraku, ternyata telah beredar kabar gembira itu di kota ini. Bahwa keluarga Muhammad juga telah bersepakat untuk meminangmu,”kata Waraqah.

Khadijah tertegun seperti kurang mempercayai itu.   Khadijah adalah wanita terlahir dari keturunan orang beradab dan berakhlaq. Ia adalah wanita sholehah yang bernama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, ia berasal dari golongan pembesar di Mekkah. Ayahnya Khuwailid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah binti Za’idah, ia berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.

Jatuh Cinta dengan Pesona Nabi Muhammad

Sejak awal ia memang telah melihat tingkah laku Muhammad yang ketepata adalah ikut bersamanya berdagang. Ketika Muhammad masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga Muhammad mendapat julukan Al-Amin, telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan milik Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Muhammad.

Yang menarik dari pernikahan antara Nabi Muhammad dan Khadijah adalah Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Beliau, Padahal pada saat itu bangsa Arab jahiliyah memiliki adat, pantang bagi seorang wanita untuk meminang pria dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu Nafisah Binti Munyah dan peminangan dibuat melalui paman Muhammad yaitu Abu Thalib.

Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Beliau ini, sehingga ia tidak memperduliakan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya.

Khadijah merupakan wanita yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad ia mengatakan, “Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Persia dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk”

khirnya paman Muhammad pun meminang Khadijah melalui Panam Muhammad Abdul Muthalib dan mereka menikah. Khadijah, ketika itu berumur 40 tahun, sedangkan Nabi Muhammad saat ini masih berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad.

BACA JUGA  Hidup ini Singkat, Teruslah Beramal Ibadah Tanpa Henti

Khadijah merupakan wanita kaya dan juga terkenal. Khadijah dapat hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal.

Ketika Malaikat Turun

Kisah Khadijah istri Rasulullah, Sewaktu malaikat turun membawa wahyu kepada Muhammad maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui kenabian suaminya, dan wanita pertama yang memeluk Islam, sehingga ia termasuk as-Sabiqun al-Awwalun (orang pertama yang memeluk islam).

Sepanjang hidupnya bersama Nabi, Khadijah begitu setia menemaninya dalam setiap peristiwa baik suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira’, Khadijah pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluan suaminya.

Seandainya suaminya agak lama tidak pulang ke rumah, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan Nabi Muhammad. Sekiranya Nabi Muhammad khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Beliau pulang.

Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburkan, sehingga suaminya benar-benar merasai tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan mereka dihadapi bersama. Kemudian Allah mengkaruniakannya 3 orang anak, mereka adalah Qasim, Abdullah, dan Fatimah.

Khadijah merupakan wanita yang sholehah, ia sangat berbakti kepada sang suami. Misalnya dalam banyak kegiatan pribadatan suaminya, Khadijah bisa dipastikan selalu bersama Nabi Muhammad dan membantunya, sepertinya menyediakan air untuk berwudu suaminya.

Sehingga sangat wajar jika dalam salah satu sabda Nabi muhammad, disebutkan keistimewaan Khadijah, “Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkanku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.”(*)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button