INTERNASIONAL

Menguak Gangster India (8) : Setelah Ibunya, Anaknya pun Dihabisi dengan Ledakan Bom Bunuh Diri 

MAKLUMATNEWS.com, India — Rajiv Gandhi merupakan mantan Perdana Menteri India yang menjabat sejak 31 Oktober 1984 hingga 2 Desember 1989.

Dia adalah anak dari Indira Gandhi dan cucu Jawaharlal Nehru yang kedua-duanya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri India.

Para pembunuh Rajiv Gandhi bebas setelah 30 tahun mendekam di Penjara. (Foto : Jogja.tribunnews.com)

Hari itu, 21 Mei 1991 pukul 10.21 waktu setempat, Thenmozhi Rajaratnam alias Dhanu mendekati Rajiv Gandhi yang sedang berkampanye di Sriperumbudur, kota yang tak jauh dari Chennai, ibukota Tamil Nadu.

Perempuan muda itu membungkuk, menyentuh kaki Mantan Perdana Menteri India itu.

Sesaat kemudian, bom sabuk bunuh diri RDX sarat bahan peledak yang terselip di dalam gaun Dhanu meledak dan menewaskan Rajiv serta 14 orang lainnya.

Kelompok separatis Tamil dari Sri Lanka, Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) dituduh menjadi otak pembunuhan keji tersebut.

Berpulangnya Rajiv Gandhi di usianya yang ke-46 tahun membuat dunia gempar. Peristiwa itu juga menandai berakhirnya ‘Dinasti Nehru’.

Dilansir dari BBC, sebelum terjun ke dunia politik, Rajiv berprofesi sebagai pilot. Namun setelah saudara laki-lakinya, Sanjay, meninggal akibat kecelakaan pesawat pada 1980, ia berhenti dari pekerjaannya dan terpilih untuk menduduki kursi parlemen.

Rajiv juga harus menggantikan jabatan ibunya sebagai Perdana Menteri India, karena perempuan tersebut dibunuh oleh pengawalnya sendiri pada 1984.

Selama memimpin, ia mendorong investasi asing, ekonomi bebas, dan peremajaan partainya sendiri — Kongres Nasional India.

Pada tanggal yang sama di tahun 2011, seorang pria bernama Harold Camping meramalkan terjadinya kiamat.

Dia berkata bahwa hari tersebut merupakan saat penghakiman di mana sekitar 200 juta umat terpilih akan naik ke surga, meninggalkan Bumi yang menjelma bak neraka selama 5 bulan.

Selain itu, di tanggal yang sama pada tahun 1881, dibentuk Palang Merah Amerika oleh relawan kemanusiaan Clara Barton dan Adolphus Solomons.

 

Foto : AFP

PM Termuda

Perdana menteri India termuda ini harus menemui ajal dengan cara yang sama seperti ibunya, menjadi korban pembunuhan.

Ia menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan seorang wanita anggota separatis Tamil.

Putra tertua Indira Gandhi ini menjabat Perdana Menteri India ketika berusia 40 tahun, menggantikan ibunya yang tewas dibunuh oleh dua pengawalnya sendiri.

Ia lahir di Mumbai di rumah nenek-sepupunya, adik perempuan Jawaharhal Nehru, tiga tahun sebelum India meraih kemerdekaan.

BACA JUGA  Jelang Ramadhan, Boikot Kurma Israel Terus Digaungkan

Nehru memilihkan nama Rajiv, dalam bahasa Sansekerta yang berarti ‘bunga Seroja’.

Mengutip Matra, saat berusia dua tahun Rajiv dibawa Indira menemui Mahatma Gandhi. Saat itu Mahatma dipersalahkan kaum pengungsi Hindu dari Pakistan, karena membiarkan India terlepas dari Pakistan.

Rajiv kecil sempat mempermainkan jubah Sang Mahatma, yang keesokan harinya mati ditembak mati oleh seorang Hindu fanatik.

Rajiv menjabat sebagai perdana menteri pada periode 31 Oktober 1984 – 2 Desember 1989. Pada pertengahan 1987, skandal Bofors merusak citra Rajiv yang bebas korupsi dan mengakibatkan kekalahan besar bagi partainya dalam pemilu 1989 .

Gandhi tetap menjadi Presiden Kongres sampai pemilu tahun 1991, mengutip Wikipedia. Saat berkampanye untuk pemilihan umum, ia dibunuh oleh seorang pelaku bom bunuh diri.

 

Thenmozhi Rajaratnam alias Gayatri alias Dhanu, anggota Black Tiger, sayap organisasi kelompok pemberontak Macan Tamil di Sri Langka. (Foto : wikimediacommons)

Masa Kampanye 

Pada 21 Mei 1991, Rajiv melangkah keluar dari mobilnya. Malam itu dia disambut hangat para pendukungnya di sebuah kuil di Sriperembudur, kota pertama yang dikunjunginya dalam rangkaian masa kampanye menuju kursi perdana menteri.

Sekitar 10.000 orang hadir di sana. Mereka datang dari penjuru desa, mengelu-elukan sang thalaivar. Namun, pengamanan yang diberikan terasa kurang.

Ini cukup mengherankan mengingat sejak kematian ibunya, Rajiv selalu was-was atas keselamatannya dan selalu mengenakan rompi anti peluru dengan kawalan ketat para pengawal.

Malam itu para anggota polisi menyebar, tanpa senjata otomatis, tanpa metal detector. Rajiv sendiri tidak mengenakan rompi anti pelurunya.

Rajiv melangkah mendekati kerumuman yang menyambutnya. Semua antre untuk menyalami Rajiv. Termasuk seorang wanita belia.

Ketika maju ke depan, wanita itu mengalungkan rangkaian bunga ke leher Rajiv. Rajiv dengan wajah cerah menyambut kalungan bunga itu.

Perempuan itu kemudian menunduk seperti hendak memberi hormat. Saat itulah bom meledak.

Bom itu diduga dipasang pada tubuh si wanita dengan detonator manual. Ledakan langsung menghancurkan semua yang ada di sekitarnya.

Rajiv tewas dengan tubuh hancur, begitu juga si wanita itu, sehingga wajahnya sulit dikenali.

Sebanyak 14 lainnya juga tewas dalam peristiwa bom bunuh diri itu, seperti dikutip dari Indian Express.

Pendukungnya yang sebelumnya sempat berteriak “Hidup Gandhi” tiba-tiba menjerit putus asa.

“Dimana thalaivar, dimana pemimpin?” Tetapi Rajiv tidak ditemukan. Hanya terlihat bagian tubuhnya yang masih dikenali karena pakaiannya.

BACA JUGA  Sapi di India (1) : Lebih Berharga dari Nyawa Manusia

Pembunuhan Rajiv menuai amarah rakyat India. Anak muda berkumpul di Janpath 10, kediaman Gandhi di ibu kota.

Hal yang sama persis dilakukan saat rakyat harus kehilangan ibunya, Indira Gandhi. Kegaduhan itu menimbulkan korban. Sebanyak 2.000 orang mengalami luka-luka.

Detik-detik sebelum Rajiv Gandhi tewas karena bom bunuh diri seorang wanita separatis Tamil. (Foto : Net)

Aksi Dhanu

Berbalut pakaian tradisional salwar kameez berwarna oranye, dengan perut membusung bak orang hamil, Dhanu menyelinap masuk ke area kampanye calon anggota kongres Rajiv Gandhi di Sriperumbudur, sebuah desa di Madras (sejak 1996 bernama Chennai), ibu kota Tamil Nadu, India.

Sambil memegang karangan bunga dari bahan kayu cendana, Dhanu kemudian berdiri di antara pendukung dan loyalis eks perdana menteri India itu.

Di depan dara berusia 17 tahun berkacamata tebal itu, sebuah karpet merah telah terbentang untuk menyambut Rajiv.

Syahdan, rombongan kendaraan yang membawa Rajiv tiba di area kampanye. Turun dari mobil, Rajiv melangkah ke arah podium sembari menyapa kerumunan para simpatisan dan pendukung. Di sepanjang jalan, putra Indira Gandhi itu berulang kali dikalungi karangan bunga.

Berdesak dalam kerumunan, Dhanu pun mencoba mendekati Rajiv. Seorang polisi perempuan mencoba menghalaunya. Rajiv melerai. “Tenang, sayang,” ujar Rajiv kepada sang polisi sebagaimana dilaporkan Outlook India dalam “Lady with The Poison Flowers”.

Rajiv lantas bertukar salam dengan Dhanu. Saat berlutut menyentuh kaki Rajiv, Dhanu mengaktifkan bom sabuk yang melilit di pinggang dan perutnya.

Tepat pukul 10 malam waktu setempat pada 21 Mei 1991, bom itu meledak. Rajiv, Dhanu, dan 16 orang lainnya tewas seketika.

Dhanu adalah nama panggilan Thenmozhi Rajaratnam alias Gayatri. Ia anggota Black Tiger, pasukan bom bunuh diri Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) atau kelompok pemberontak Macan Tamil yang berbasis di Sri Langka.

Dari hasil investigasi, aksi Dhanu merupakan pembalasan atas keterlibatan India dalam perang saudara di Sri Lanka.

Bom bunuh diri Dhanu merupakan salah satu aksi teror menyasar tokoh politik yang sukses dijalankan perempuan. Meski lagi-lagi mengagetkan, aksi itu bukan lagi fenomena baru.

Dalam “Mother. Daughter. Sister. Bomber.” yang dipublikasi di Sage Journals, Mia Bloom mengatakan, aksi bom bunuh diri perempuan sudah dijalankan sejak 1980-an di Lebanon.

 

Sumber :

Liputan6.com

RMOL.id

Alinea id

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button