CAHAYA RAMADAN

Menyambut Datangnya Malam Nuzulul Quran

MAKLUMATNEWS.com, Palembang — SEBAGAIMANA kita ketahui bersama bahwa Nabi Muhammad SAW bertahannus di Gua Hira.

Kadang-kadang sampai mencapai 40 malam yang dengan bekal makanan yang disediakan dan disiapkan oleh Siti Khadijah, istri beliau. Kadang-kadang putrinya, Fatimah, mengantarkan makanan itu ke Gua Hira.

Pada suatu malam beliau didatangi oleh seseorang yang memeluknya dan menyuruhnya membaca, “Iqra.”

Nabi kita menjawab, “Ma ana biqqariin (Aku tiak pandai membaca).”

Tetapi orang yang datang itu memeluk lagi dan mengatakan, “iqra bismirrabbikalladzi khalakal ingsana min alaq iqra warrabbukal aqram alladzi allama bilkalam allamal ingsana malamm ya’lam.”

(Bacalah oleh mu yang menciptakan mu menciptakan manusia daripada segumpal darah bacalah Tuhan mu itu maha mulia mengajarkan manusia apa yang mereka tidak ketahui).”

“Qala innal ingsana layat ga arrahustagna (Ketahuilah bahwa manusia itu melewati batas).”

“Inna illa rabbika ruj’a (Sesungguhnya kepada Tuhanmu lah kamu kembali).

“Arraaytalladzi yanha (Tidak lah kamu melihat orang yang mencegah).”

“Abdan ija salla (Hamba Allah apabila ia salat).”

“Waraayta inkana alal huda (Apakah kamu tidak melihat jika mereka hamba Allah yang mendapat petunjuk).”

“Awaramabittakwa (Ia menyuruh bertakwa).”

“Nasiyatin kajibah (Kepala yang mendustakan bersalah).”

“Sanadu jabaniah (Kami akan memanggil malaikat jabaniah).”

“Kalla (Sekali kali tidak).” “Latuti tu (Kamu jangan mentaatinya).”

“Wasjud wagtarib (Sujudlah dan dekatkanlah diri kepada Allah).”

Demikianlah Nabi Muhammad Saw keluar dari Gua Hira dan menuruni Jabal Nur timbullah suara dari atas langit memanggil beliau,

“Ya Muhammad Anta Rasulullah (wahai Muhammad engkau adalah Rasul Allah).”

Beliau terus menuruni Jabal Nur dan datang ke rumah menemui istri beliau Siti Khadijah dan berkata, “Jambiluni jambiluni (Selimuti aku selimuti aku).” Badannya menggigil dan Khadijah bertanya, “Apa yang terjadi?”

BACA JUGA  Fenomena Keajaiban Alquran

Beliau menceritakan apa yang terjadi tadi lalu Khadijah menemui pamannya yaitu Pendeta Bahera, lalu ia ceritakan apa yang terjadi itu.

Pendeta Bahera mengatakan bahwa itu adalah Malaikat Jibril yang datang kepadanya menurunkan wahyu yang pertama yaitu Iqra dan seterusnya.

Pendeta Bahera berkata, “Nanti jika aku masih hidup kau akan dimusuhi oleh ummat mu aku akan menolong mu.”

Demikian lah wahyu terus turun selama tenggang waktu 23 tahun 6 bulan dan terakhir turunlah ayat kepada beliau pada waktu Haji Wada seakan-akan haji itu adalah perpisahan beliau dengan dunia.

Turun ayat yang berbunyi “Alyauma aqmal tunakum dinakum waraditu lakumul islama dina (“Hari ini aku sempurnakan agamamu dan aku sempurnakan nikmat mu dan aku ridho Islam itu agamamu).”

Alquran yang turun sewaktu beliau masih berdomisili di Makkah disebut Makkiyah dan itu hampir dua per tiga Al-quran dan ayat yang turun sewaktu beliau berdomisili di Madinah disebut Madaniah yang diperkirakan sepertiga di Alquran.

Nabi Saw bersabda, “Man sallal qadata jamaatan summa qaada yazkurullaha taala hatta tatlu asyamsyu summa salla rakataini kanat lahu kaajri wa umratin.”

(“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian duduk berzikir mengingat Allah dengan membaca Al-quran atau bershalawat serta berzikir dan beristighfar adalah baginya mendapatkan seperti pahala haji dan umrah yang sempura tanpa di kurangi sedikitpun.”

Kemudian setelah shalat sunnah dua rakaat yang disebut shalat sunnah Israq barulah pulang ke rumah dan melaknakan salat Dhuha beberapa rakaat dan setiap dua rakaat sekali salam.

Demikian lah amaliah yang di contohkan oleh beliau dalam menyambut datangnya siang.

Dalam bulan Ramadan ini seyogiyanya kita dapat menamatkan Alquran satu khatam, kemudian salat Tarawih di waktu malam.

BACA JUGA  Hukum Mandi Junub Saat Puasa

Salat Tarawih sebenarnya adalah salat istirahat, dimana kita beristirahat dengan Tuhan.

Sebagian umat Islam melaksanakan salat Tarawih cepat sekali (tergesa-gesa), sehingga yang namanya istirahat bersama Tuhan tidak tercapai.

Nanti di tengah malam dilaksanakan lagi shalat Tahajjud beserta Witir tiga rakaat.

Demikian lah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan puasa Ramadan yang menjadi salah satu rukun Islam.

Allah SWT berfirman, “Ya Ayyuhalladzi naamanu kutiba alaykumussiyam kama kutiba alladzi naminkablikum laallakum tattakun.”

(“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada mu puasa semoga kamu menjadi orang bertakwa).”

Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa puasa bukan saja diwajibkan kapada kita tetapi juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita untuk mencapai derajat takwa. Wallahualam. (*)

 

__________

Sumber : Banjarmasinpost.co.id

 

* Oleh: KH Husin Naparin Lc MA, Ketua MUI Provinsi Kalsel

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button