KULINER

Kuliner Khas Sumsel (4) : Gulo Puan Ogan Komering Ilir 

MAKLUMATNEWS.com, Kayu Agung — Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memiliki makanan khas yang rasanya enak dan nikmat.

Salah satu di antaranya adalah Gulo Puan. Konon jadi makanan kegemaran bangsawan Palembang pada zaman dahulu.

Puan berarti ‘susu’ dalam bahasa daerah Sumatera Selatan. Rasa Gulo Puan mirip keju manis dan sangat sedap untuk campuran minum kopi, olesan roti ataupun pisang goreng.

Satu di antara tempat pembuatan Gulo Puan ada di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Di desa tertua di Bumi Bende Seguguk ini terdapat ratusan kerbau rawa yang dimiliki oleh warga setempat. Susu kerbau ini diolah menjadi Gulo Puan

Gulo Puan ini juga menjadi hadiah yang diberikan dari warga di daerah tersebut kepada Kesultanan Palembang Darussalam, sebagai tanda terima kasih karena telah dibebaskan pajak.

“Saat masa kesultanan puluhan tahun lalu, para bangsawan biasanya menjadikan Gulo Puan sebagai pengganti gula pasir atau camilan sehari-hari,” ujar Sekdes Bangsal, Alifiah.

Seiring berkembangnya waktu, Gulo Puan juga menjadi kudapan khas bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya.

“Biasanya dijual di Masjid Agung Palembang setiap hari Jumat, selain itu juga dijual melalui media sosial.

Untuk sekarang permintaan cukup banyak datang dari pulau Jawa, Lampung dan sekitarnya,” ucapnya.

Dijelaskannya, pembuatan Gulo Puan ini bergantung pada peternakan kerbau rawa di Desa Bangsal dan sekitarnya.

Saat musim hujan, produksi susu menjadi lebih tinggi, setiap kerbau rawa yang menyusui dapat menghasilkan 1,5-2 liter susu.

Kondisi ini didorong oleh melimpahnya pakan saat rawa-rawa kembali tergenang.

“Akan tetapi di musim kemarau, hasil susu justru turun karena air rawa menyusut sehingga pakan juga berkurang. Otomatis produksi Gulo Puan yang dihasilkan lebih sedikit,” ungkapnya.

 

Minyak Samin

Olahan susu kerbau juga bisa diolah menjadi minyak samin, sagon puan, dan tape puan. Minyak samin ini dibuat dengan cara mengendapkan susu sehingga lapisan dadihnya terpisah.

Menurut Ali, minyak samin tersebut berupa endapan putih dengan aroma dan rasa mirip mentega.

“Endapan susu kerbau akan disaring setebal 1 centimeter, bekas saringan itu kemudian disimpan sekitar 2 hari dan jadilah minyak samin.

“Minyak ini biasanya dipakai untuk memasak nasi samin bagi orang Arab. Nasi samin itu mirip dengan nasi lemak,” jelasnya.

Foto : Sripoku.com

Cara Pembuatan Gulo Puan

Alifiah menuturkan bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat Gulo Puan yaitu susu kerbau dan gula pasir.

“Proses pengambilan susu biasanya dilakukan jam 6 pagi, setelah diperah susu lalu dijual ke ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa. Setiap liternya dijual Rp 20.000,” katanya.

“Selanjutnya susu diendapkan selama 3-4 jam dan pembuatan tidak boleh lebih dari jam 12.00 siang,” imbuh Alifiah.

Setelah itu berlanjut ke proses penyeseran (penyaringan) dengan tebal sekitar 1 centimeter dari atas permukaan susu. Lalu dipisahkan ke wadah lain.

Semisal telah disiapkan 5 liter susu kerbau. Berarti harus menyiapkan sekitar 1 kilogram gula pasir.

Campurkan susu dan gula. Tuang dalam wajan yang sudah dipanaskan. Setelah itu aduk rata dan teratur guna mendapatkan hasil yang maksimal, kurang lebih seperti mengaduk dodol.

“Pengadukan yang dilakukan harus rata dan hingga berbentuk kalis. Untuk waktu memasak secara umum butuh waktu 3 sampai 4 jam. Disarankan untuk diaduk secara teratur agar mendapat hasil yang baik,” paparnya.

Dikatakannya, setelah warna berubah menjadi kuning dan mengkristal baru dapat diangkat.

“Setelah diangkat, tiriskan dan diamkan beberapa jam dan Gulo Puan siap untuk disajikan,” tandasnya.

Siapkan kopi atau teh lalu sajikan ke dalam piring Gulo Puan.

Bisa juga menambahkan roti tawar atau bahan makanan lain guna mendapatkan kenikmatan rasa yang lebih enak.

 

Sumber : m.tribunnews.com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button