WANITA

Seorang Wanita di AS Menuntut Produk Pelurus Rambut L’Oreal, Diduga Pemicu Kanker Rahim

MAKLUMATNEWS.com – Jennifer Mitchell, wanita asal AS didiagnosa oleh dokter mengidap kanker rahim pada tahun 2018 lalu. Jennifer terpaksa melakukan pengangkatan rahim sehingga tidak bisa punya anak secara natural. Ia pun menduga bahan kimia dalam obat pelurus rambut yang sering digunakannya sebagai penyebab. Karena itu, Jennifer menggugat perusahaan L’Oreal yang memproduksinya.

Jennifer Mitchell menggunakan pelurus rambut kimia dari varian Xtenso Oleoshape puluhan tahun. Ia sudah menggunakannya sejak tahun 2000 ketika masih duduk di kelas 3 SD hingga sebelum mengajukan tuntutan. Setelah didiagnosa kanker rahim, ia menduga bahwa paparan rutin dan berkepanjangan dari phthalates, endocrine, dan bahan kimia berbahaya lain yang ditemukan dari produk L’Oreal tersebut adalah pemicunya.

Mengutip dari wolipop.com, wanita asal AS tersebut telah mengajukan tuntutan ke pengadilan federal Illinois. Hal itu dilakukannya seminggu setelah studi yang didanai oleh pemerintah mengungkap untuk pertama kalinya bahwa ada hubungan antara bahan kimia pada produk pelurus rambut terhadap kanker rahim

Studi mengungkap jika orang-orang yang menggunakannya empat kali dalam setahun menjadi dua kali lebih mungkin mengalami kanker rahim daripada yang tidak. Meski begitu para peneliti tidak bisa memastikan produk apa saja yang menyebabkan penyakit itu tapi mereka menemukan kemungkinan.

Jennifer terkejut ketika membaca hasil penelitian tersebut dan beranggapan bahwa itu lah penyebab dari penyakitnya. Selain L’Oreal, ia juga menuntut empat perusahaan lain yakni Carson Inc, Strength of Nature Global, Dabur USA, dan Namaste Laboratories yang dianggap berperan dalam memproduksi produk-produk pelurus rambut yang digunakannya.

Jennifer menuntut kompensasi senilai $ 75.000 atau Rp 1,1 miliaran. Ia yakin jika penyakitnya disebabkan faktor luar karena tidak ada sejarah kanker dalam keluarga.

Selain itu ia merasakan kerugian dari rasa sakit, biaya, sampai perasaan yang ditimbulkan, ia juga mengajukan tuntutan karena tidak bisa punya anak. “Tidak bisa melahirkan anak sendiri adalah hal paling sulit yang harus aku hadapi. Ini adalah mimpiku yang aku selalu inginkan,” ungkapnya.

“Ketika itu aku berusia 28, mimpiku menjadi ibu sudah lenyap. Aku sekarang berusia 32 tahun dan aku masih merasakan kehampaan karena tidak bisa melahirkan anak sendiri,” kata Jennifer yang seorang wanita kulit hitam berambut keriting.

Kasus Jennifer Mitchell diharapkan menjadi pembelajaran bagi orang lain, terutama wanita kulit hitam. “Wanita kulit hitam telah lama menjadi korban dari produk berbahaya. Kami mungkin akan menemukan bahwa kasus tragis Nyonya Mitchell adalah salah satu dari banyak kasus di mana perusahaan secara agresif menyesatkan wanita kulit hitam untuk keuntungan, ” kata pengacara Ben Crump.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button