Keutamaan Bulan Muharram

Oleh Albar Sentosa Subari, Mantan Dosen FH UNSRI
MAKLUMATNEWS.com, Palembang –Asal penamaan Muharram sendiri berasal dari kata HARAM yang berarti suci atau terlarang.
Secara bahasa, Muharram dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan atau bulan disucikan.
Masyarakat Arab pada masa lampau meyakini jika bulan Muharram merupakan bulan suci, sehingga mereka mengharamkan atau melarang berperang pada bulan Muharram ini.
Mereka tidak ingin mengotori atau menodai kesucian bulan Muharram itu dengan peperangan atau menumpahkan darah diantara mereka.
Itulah sebabnya bulan Muharram ini kerap juga dinamakan Syahrullah Al Asham yang berarti Bulan Allah yang Sunyi., di mana pada bulan itu konflik tidak boleh sedikitpun terjadi.
Bulan Muharram memiliki beberapa keutamaan, di antaranya :
1. Termasuk salah satu dari empat bulan haram
Salah satu keutamaan bulan Muharram adalah termasuk nya bulan tersebut dari empat bulan haram yang disebabkan Allah SWT melalui firman Nya yang artinya : “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah ( Ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” ( QS. At-Taubah: 36)
Adapun empat bulan haram dalam firman Allah SWT tersebut di atas dijelaskan Rasulullah SAW melalui sabdanya : “Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaan nya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram dan Rajab Mundhar yang berada diantara Jumadil dan Sya’ban.” ( HR. Abu Daud)
Ibnu Abbas Ra mengatakan, bahwa Allah menjadikan empat bulan haram tersebut sebagai bulan bulan suci, mengagungkan kehormatan, dan menjadi kan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut menjadi lebih besar, begitu pula dengan amal saleh yang dilakukan pada bulan bulan tersebut juga lebih besar.
2. Terkandung semangat dan hakekat hijrah di dalam nya
Muharram merupakan bulan pertama dalam tahun Hijriah yang didasarkan pada hijriah yang dilakukan Rasulullah SAW dari Mekah menuju Madinah, yang semula bernama Yatsrib, yang sebelumnya singgah di daerah Quba.
Tanpa adanya peristiwa hijrah, niscaya tidak akan ada peradaban Islam yang dimulai Rasulullah Saw di Madinah. Tanpa adanya Hijrah, niscaya tidak ada penaklukan Mekkah sekitar delapan tahun kemudian.
Sebuah peristiwa yang sangat menggetarkan ketika Rasulullah SAW dengan iringan sekitar sepuluh ribu orang menaklukkan Mekah tanpa diawali peperangan.
Bahkan Rasulullah SAW juga tidak menerapkan pembalasan terhadap orang orang Quraisy setelah berhasil menguasai Mekkah.
Rasulullah SAW memberikan pengampunan dan memaafkan mereka yang selama ini sangat sengit lagi keras memusuhi beliau.
Setelah penaklukan Mekah, tidak ada lagi Hijrah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas Ra, ia berkata, pada saat penaklukan kota Mekah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Mekkah, yang ada hanyalah Jihad dan Niat.” ( HR. Darimi)
Makna tidak ada lagi Hijrah dalam hadits tersebut adalah tidak adalagi wajib hijrah dari Mekah ke Madinah, seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat dahulu.
Tidak ada kewajiban untuk melakukan hijrah dari negeri Muslim. Jika kebetulan kita berada atau bermukim di suatu tempat daerah yang kurang islami, kita dianjurkan berpindah atau hijrah ke tempat yang lebih kondusif agar dapat lebih baik menjalankan ajaran Islam.
Sesungguhnya banyak hakikat hijrah yang kita dapat petik, diantara nya sebagai berikut :
a. Berhijrah dari mencintai sesuatu selain Allah SWT menuju hanya mencintai Allah SWTyang berarti melaksanakan apa apa perintah Nya dan meninggalkan larangan larangan Nya seperti yang diajarkan Rasulullah SAW lewat sabdanya ketika menjawab pertanyaan seorang lelaki, Wahai Rasulullah, hijrah apa yang paling utama?
Engkau meninggalkan apa yang Tuhanmu Azza Wa Jalla benci ( HR. An-Nasa’i).
b. Berhijrah dari penghambaan selain Allah SWT, menuju semata mata penghambaan kepada Allah SWT. QS. Az-Zariyat: 56 yang artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku ( beribadah kepada Ku).”
c. Berhijrah dari berdoa, memohon dan menyerahkan urusan kita kepada selain Allah SWT, menuju semata mata kepada Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am 42 : “(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karena nya kamu berdoa kepada Nya, jika Dia menghendaki dan kamu tinggalkan sesembahan sesembahan yang kamu sekutu kan ( dengan Allah).”
Pada bulan Muharram disunnahkan untuk melaksanakan beberapa amalan Sunnah, diantaranya adalah puasa Sunnah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Puasa yang paling baik setelah bulan Ramadhan adalah bulan Al Muharram dan sesungguhnya shalat terbaik setelah shalat wajib adalah sholat malam hari.” ( HR. Abu Daud)
Berkenan dengan puasa Sunnah di bulan Muharram ini, Rasulullah SAW bersabda tentang puasa Asyura, puasa yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu ( HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW menjawab perihal puasa Sunnah Asyura seperti yang ditanyakan oleh seorang lelaki, Aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa dosa setahun yang lalu. ( HR. Muslim)
Wallahu a’lam.bishshawab.