Tren Diet Intermittent Fasting, Bisa Makan Apa Aja Asal….

MAKLUMATNEWS.com – Diet intermittent fasting (diet puasa) sekarang menjadi pilihan bagi setiap orang. Kebanyakan pola diet yang ada di sekitar kita berfokus pada apa yang dimakan. Berbeda dengan diet pada umumnya, diet intermittent fasting ini lebih menekankan pada apa yang kamu makan dan kamu hanya makan selama waktu tertentu saja.
Diet ini memiliki aturan dimana harus berpuasa selama beberapa jam setiap hari atau makan hanya satu kali dalam beberapa hari seminggu ternyata dapat membantu tubuh membakar lemak.
Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan diet ini, tetapi semuanya berdasarkan pemilihan waktu makan dan puasa yang teratur. Misalnya, kamu mungkin mencoba makan hanya selama periode delapan jam, enam jam bahkan 4 jam di setiap hari dan berpuasa untuk sisanya. Atau makan 1-2 kali sehari dalam seminggu.
Ketika tubuh berjam-jam tanpa makanan, tubuh menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak. Kondisi ini disebut dengan pergantian metabolisme. Diet ini bekerja dengan cara memperpanjang periode tubuh membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir, baru kemudian mulai membakar lemak.
Pada dasarnya, menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan cara berolahraga. Namun, diet ini dinilai tidak hanya menurunkan berat badan, melainkan juga dapat mengurangi peradangan dan beberapa kondisi tertentu, seperti:
- Penyakit alzheimer.
- Radang sendi.
- Asma.
- Sklerosis ganda.
- Stroke.
Namun yang harus diperhatikan bahwa diet ini dapat memberikan efek samping, mulai dari kelaparan, kelelahan, insomnia, mual, dan sakit kepala. Itulah sebabnya mengapa tidak semua orang cocok dengan pola diet semacam ini.
Buat kamu yang ingin mencoba pola diet ini, kamu bisa memulainya dengan menentukan terlebih dahulu jam berpuasa. Selama rentang puasa, kamu tetap boleh minum air, kopi hitam, atau teh tanpa gula, asal semuanya nol kalori.
Ketika periode makan, makanlah secara normal, tetapi bukan makan semaunya. Pilihlah makanan sehat dengan porsi normal, dalam arti kalau memang niatnya ingin menurunkan berat badan, jangan makan makanan cepat saji dan tinggi kalori.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, diet ini tidak untuk semua orang. Orang-orang dengan kondisi tertentu harus menghindarinya, seperti:
- Anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.
- Wanita yang sedang hamil atau menyusui.
- Orang dengan riwayat gangguan makan.
- Orang dengan diabetes tipe 1 yang menggunakan insulin.
Pengidap diabetes tipe 1 mengonsumsi insulin, sehingga dikhawatirkan diet ini mengakibatkan tingkat hipoglikemia yang tidak aman selama periode puasa.
Diet ini memang terdengar tidak sederhana, namun justru lebih membantu, buat kamu yang malas menghitung kalori. Kamu tetap bisa makan makanan yang disenangi dan memilih rentang jam di mana kamu paling jarang lapar untuk menentukan waktu berpuasa. (Sumber: Halodoc.com/)