MOZAIK ISLAM

Berlelah-Lelah Marih Ridho Allah, Untuk Bisa Meraih Jannah

Maklumatnews.com – Kenapa harus berlelah-lelah meraih ridho Allah. Karena tujuan meraih itu adalah sebuah keagungan dan semua kita mencari ridho Allah. Dengan ridho Allah lah kita dapat masuk ke dalam syurga.

Meraih keridhoan Allah ta’ala adalah tujuan tertinggi dan teragung, bahkan ia merupakan tujuan para penghuni surga. Allah berfirman : ‘’Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS At-Taubah : 72)

Maka tidak ada yang lebih dicintai dan lebih mulia serta lebih besar dari keridhoan Allah. Bahkan meraih keridhoan Allah adalah impian yang mulia, yang karenanya mata orang-orang yang khosyah menangis, hati-hati kaum sholihin bersiap-siap untuk meraihnya, serta kaki-kaki bengkak dan pecah karena sholat di kegelapan malam.

Keridhoan ini dijadikan oleh Allah lebih dari surga, sebagai tambahan atas karunia surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah azza wa jalla berkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga..”, mereka berkata, “Kami memenuhi panggilanMu, kami menta’atiMu”. Allah berkata, “Apakah kalian ridho (puas)?”, maka mereka berkata, “Kenapa kami tidak ridho (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari ciptaanMu”. Maka Allah berkata, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?”. Mereka berkata, “Apakah yang lebih baik dari ini?”. Allah berkata, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhoanKu, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Mencari keridhoan Allah adalah poros kehidupan para Nabi dan kaum sholihin. Musa ‘alaihis salam bersegera menuju keridhoan Allah, beliau berkata : “Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)”. (QS Thoha : 84)

BACA JUGA  Ini Cara Terbaik Untuk Menenangkan Hati

Nabi Sulaiman bersyukur kepada Robnya dengan beramal dalam mengharapkan keridhoanNya. Ia berkata “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS An-Naml : 19)

Dan kita melihat adab yang tinggi ini dari pemilik adab yang agung yaitu Rasul kita shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau beradab –dalam berucap- kepada Robnya tatkala bersedih karena mengharap keridhoanNya tatkala Ibrahim putra beliau wafat. Beliau berkata :“Mata menangis, hati bersedih, dan kami tidaklah mengucapkan kecuali yang mendatangkan keridhoan Rob kami, dan sungguh kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim” (HR Muslim)

Tujuan yang tertinggi di sisi Rasul kita shallallahu ‘alaihi wasallam adalah meraih keridhoan Allah, dan kehidupan beliau berporos kepada mencari keridhoan Allah. Rasulu;;ah  memohon kepada Allah agar Allah memberi petunjuk kepadanya untuk melakukan amalan yang mendatangkan keridhoan Allah, Rasulullah berkata : “Aku memohon kepada Mu dari amalan yang Engkau ridhoi”. Beliau juga berkata :  “Jadikanlah kami ridho (menerima) dan ridhoilah kami”. Beliau juga berkata : “Segala puji bagiMu hingga Engkau ridho”

Maka kehidupan dibawah naungan tujuan ini, dan mendidik jiwa di atas tujuan ini, akan mengumpulkan kebaikan agama dan dunia, mengasas pertumbuhan yang terarah maju, keberhasilan yang berkesinambungan dalam seluruh perencanaan dan kegiatan kita, yaitu tatkala kita menjadikan misi kita yang tertinggi adalah meraih keridhoan Allah.

Tentu tidak sama antara orang yang mencari keridhoan Allah dengan orang yang kembali membawa kemurkaan Allah dalam menyelusuri jalan kehidupan dan perkembangannya, dalam harta, dan dalam kesudahan. Barangsiapa yang mencari keridhoan Allah maka ia akan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya, menempuh jalan orang-orang yang sholeh, serta beramal dengan amalan orang yang selalu merasa diawasi dan dilihat oleh Robnya. Maka ia akan semangat menuju ketaatan Allah, dan ia akan mengarahkan dunianya kepada jalan Allah, dan ia akan memakmurkan bumi dengan kebaikan dan keterampilan.

BACA JUGA  Rasulullah Manusia Paling Bermanfaat

Allah berfirman : ‘’Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah. (QS Ali Imron : 162)

Ini merupakan peraturan yang mulia, tidak sama antara orang yang mengikuti keridhoan Allah dengan orang yang kembali membawa kemarahan Allah. Barangsiapa yang memilih keburukan sebagai jalannya maka ia menyelisihi perintah Allah, melanggar laranganNya, bumipun tertimpa kemudorotan karena buruknya dan hukuman maksiat yang ia lakukan, dan ia kembali dengan kemurkaan Allah.

Ustadz Firanda dalam sebuah tulisannya, mengemukakan bahwa kaum mukminin berusaha meraih keridhoan Allah dengan megikhlaskan amal hanya untuk Allah, yang hal ini akan mengangkat nilai amalan, dan memperindah kesempatan produktivitas, serta memperkuat kualitas produk. Allah ta’aala berfirman: “Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (QS Al-Lail : 19-21)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :’’Barangsiapa yang meninggalkan dunia di atas keikhlasan hanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagiNya, dan menegakkan sholat serta menunaikan zakat, maka ia telah meninggalkan dunia dalam kondisi Allah ridho kepadanya” (HR Ibnu Maajah, dan dishahihkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrok).

Editor: Bangun Lubis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button