KELUARGA

Rasulullah Menegur Seorang Ibu yang Membentak Anaknya

MAKLUMATNEWS.com — Nabi Muhammad Saw, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menegur seorang ibu yang membentak anaknya karena mengencingi Rasulullah saat sedang digendong. Anak tersebut sedang bermain dan digendong oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Lalu dia pipis dan mengenai pakaian Rasul Shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian anak kecil itu segera dimarahi dan direnggut dengan kasar oleh ibunya karena mengencingi Rasulullah.

Lalu Rasulullah menegur dan bertanya, “Mengapa engkau memarahi dan merenggutnya dengan kasar?” Ibu itu menjawab alasannya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda,

“Sesungguhnya baju yang kotor ini bisa dicuci dan dihilangkan kotorannya,

namun siapa yang bisa menghilangkan kekeruhan jiwa seorang anak atas bentakan dan renggutan yang kasar yang telah dilakukan kepadanya.” (HR. Muslim).

Masya Allah, coba perhatikan Ayah Bunda, Rasulullah melarang kita untuk membentak anak. Rasulullah juga mengatakan bahwa bentakan kepada anak itu bisa melukai hati anak, yang luka itu entah sampai kapan bisa dihilangkan.

Sebagaimana dikutip dari ChanelMuslim.com, Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. mengatakan bahwa mungkin Ayah Bunda bertanya, berarti kita tidak boleh marah?

Bukan tidak boleh marah, tetapi dikontrol marahnya agar tidak berdampak buruk. Kita marah boleh karena kita memang dianugerahi rasa marah. Akan tetapi, yang kita lakukan adalah mengontrol kemarahan kita agar tidak berdampak buruk bagi anak.

Ayah, Bunda, ayo kita sama-sama belajar untuk berlemah lembut dengan anak-anak kita. Hargai anak kita dengan berlemah lembut kepada mereka.

Jika dengan tamu saja kita sangat menghormati, menghargai dan berlemah lembut maka dengan anak seharusnya kita juga memperlakukan mereka dengan lemah lembut.

Menghargai dan menghormati anak karena ia adalah tamu yang paling istimewa yang dihadirkan Allah untuk mengisi kehidupan kita sehari-hari.

Khususnya, pada usia golden age, berusahalah untuk tidak membentak anak atau melarang anak. Biarkan anak berekspresi, bermain tanpa banyak larangan dan kata jangan dan tidak.

Ayah bunda perlu melakukan sterilisasi terhadap benda-benda yang berbahaya agar tidak ada di area anak bermain seperti pisau, gunting, obeng atau yang lainnya.

BACA JUGA  KHUTBAH JUMAT : Merenungi Hasil Capaian Ibadah Haji 

Semakin banyak larangan juga akan menghambat kreativitas dan inisiatif anak. Tentunya akan menghambat perkembangan otak anak.

Pada anak, usia 0-7 tahun atau sering disebut sebagai golden age, terutama anak usia 0-2 tahun, neuron otak belum banyak yang tersambung.

Nah, pada usia 0-7 tahun, dan paling pesat pada usia 0-2 tahunlah neuron tersebut akan mulai tersambung. Jika jaringannya banyak yang tersambung maka perkembangan otaknya akan lebih maksimal.

Anak akan semakin cerdas sebaliknya jika jaringan otaknya tidak banyak yang tersambung maka perkembangan otaknya akan terkendala.

Salah satu yang mengakibatkan rusaknya jaringan otak pada anak adalah kemarahan yang diterima anak dari orang tuanya.

Jadi, hati-hati saat orang tua membentak anak sebab satu kali bentakan saja kepada anak akan menyebabkan 1 milyar neuron rusak seketika.

Disadari memang sikap anak-anak seringkali sangat menguras emosi orangtua. Terutama saat mereka berulah, tak mau mendengarkan atau tidak disiplin. Tanpa sadar kita sebagai orangtua menegurnya dengan suara tinggi, membentak, bahkan berteriak.

Hal tersebut sebaiknya dihindari. Dalam Islam, orangtua diajarkan untuk menjadi teladan yang baik bagi anak. Dikutip dari DalamIslam.com, Sebagaimana nasihat Luqman Al Hakim kepada anaknya yang diabadikan dalam Alquran: A rtinya: Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai,” (QS Luqman :19).

Maksudnya, janganlah berlebihan dalam berbicara dan janganlah meninggikan suara tanpa kebutuhan. Oleh karena itu, Allah berfirman (yang artinya): “ Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Berteriak pada anak menurut islam adalah dilarang. Diriwayatkan dalam hadits saat mengurus anak, orangtua seharusnya bisa bertindak seperti anak-anak ketika sedang bersama si kecil, orangtua harus lebih bisa memahami anak-anaknya dengan lebih baik.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda: “ Kalau kalian mendengar ayam berteriak (berkokok) maka berdoalah meminta nikmat kepada Allah. Namun, jika kalian mendengar suara keledai berteriak (meringkik) maka mintalah perlindungan kepada Allah, karena keledai tersebut sedang melihat setan,” tafsir Ibnu Katsir, 3/711.

BACA JUGA  Buat Usia 63 Tahun, Lansia Itu Anugerah Istimewa Oleh : Abdul Hamid Husain

Untuk menghindari membentak anak meski Moms dan Dads merasa kesal ketika mereka berulah, inilah beberapa cara yang bisa diterapkan:

  1. Istighfar
    Ketika berteriak kepada anak, itu tandanya anda berada dalam keadaan marah yang disebabkan oleh bisikan setan. Oleh karena itu pentinh untuk mencari perlindungan dari setan, seperti mengucapkan istighfar “ Astagfirullahaladzim”.

Agar di jauhkan dari godaan setan. Sebagaimana di riwayatkan oleh atiyyah sa’di Nabi berkata:

“ Kemarahan datang dari iblis, iblis dicipatakan dari api dan api padam hanya dengan air. Jadi ketika salah satu dari Kamu menjadi marah, dia harus melakukan wudhu,” (Abu Dawud).

 

 

  1. Menjauh dari anak
    Untuk sementara, jauhkan diri dari anak saat emosi sedang tinggi. Tenangkan diri lebih dulu, tarik napas panjang. Setelah emosi menurun, baru kemudian bicaralah dengan anak secara baik-baik.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

Tidaklah kelemah lembutan ada pada sesuatu kecuali akan menghiasainya dan tidaklah dicabut darinya melainkan akan memperjeleknya ” (HR. Muslim 2594 dari ‘Aisyah radhiallahu’anha)

  1. Duduklah saat berbicara
    Faktanya saat berdiri membuat orangtua akan lebih mudah marah. Untuk mencegah hal-hal seperti itu, sebaiknya lekas duduk ketika berbicara kepada anak-anak, ini juga bagian dari sunnah.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) beliau bersabda dalam satu hadis:

“ La taghdob walakal Jannah (janganlah marah maka bagimu surga).”

Nah, coba kita refleksi diri, Bunda, Ayah, berapa kali dalam sehari kita membentak anak.

Berapa kali dalam seminggu, sebulan, setahun kita membentak anak trus kira-kira nih, berapa milyar jaringan neuron yang rusak akibat bentakan kita dalam sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun.

Nah, sekarang mulai sadarkan, jadi mari Bun, kita bersama-sama memperbaiki pola pengasuhan kita.

Memang kita tidak akan pernah sempurna namun minimal jika terus menyempurnakan diri kita dengan ilmu-ilmu parenting, agar kualitas anak kita kelak semakin baik.[Berbagai Sumber)

 

Editor     :  Aspani  Yasland

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button